#ReviewBuku : Peaks and Valleys
06.29
Buku yang bersifat parabel ini ditulis oleh Spencer Johnson, ia dikenal dengan keahliannya menuangkan persoalan atau kisah yang rumit ke dalam cerita sederhana yang dapat kita terjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah selesai membaca buku ini, saya bisa rangkum bahwa Peaks & Valleys bercerita tentang kearifan seseorang dalam menjadikan masa susah (lembah) dan masa senang (puncak) menjadi bermanfaat bagi kita, apakah itu dalam pekerjaan ataupun kehidupan.
Yang membuat buku ini menarik adalah cerita dan tokoh yang dituangkan penulis. Tak sekedar memberikan kata-kata berharga tapi mengemasnya dalam cerita yang dapat kita ingat dan bagikan.
Cerita Puncak dan Lembah(Peaks & Valleys) ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan kehidupan pekerjaan yang dijalani setiap orang. Ada masa-masa resah dan sulit, dan ada masa-masa senang juga waktu untuk merayakan kesenangan itu. Dalam cerita ini, seorang pemuda menghadapi kesulitan dan rasa tidak bahagia hidup di “lembah”( red :masa-masa sulit) dan ia mencoba untuk menemukan jawabannya. Ia melihat bahwa berada di “puncak” (red :masa-masa senang) lebih membahagiakan. Di saat itu, ia bertemu dengan seseorang yang membagikan pelajaran berharga untuknya. Tapi dengan satu janji, pelajaran itu hanya akan diberikan padanya bila ia bersedia membagikannya kelak pada orang lain juga.
Pelajaran yang dibagikan itu adalah pelajaran tentang kehidupan. Mengikuti cerita dalam buku ini, kita akan mendapatkan insight dari berbagai peristiwa yang dipaparkan. Tapi saya hanya akan menuliskan cuplikan, yakni catatan saya tentang intisari dari buku ini dan nilai-nilai positif yang bisa kita dapatkan dan lakukan :
#Masa di puncak dan masa di lembah adalah hal yang wajar yang sering kita rasakan.
Setiap orang memiliki Puncak dan Lembahnya sendiri karena pengalaman tiap orang tidak pernah sama persis, meski situasinya sama. Tapi bukan sekedar itu, Puncak dan Lembah juga adalah tentang bagaimana perasaan kita di dalam dan bagaimana menanggapi kejadian-kejadian di luar diri kita. Seperti detak jantung yang sehat, yang bentuknya naik turun sebagaimana Puncak dan Lembah, ini menggambarkan bagian penting dari hidup yang normal dan sehat.
Setiap orang memiliki Puncak dan Lembahnya sendiri karena pengalaman tiap orang tidak pernah sama persis, meski situasinya sama. Tapi bukan sekedar itu, Puncak dan Lembah juga adalah tentang bagaimana perasaan kita di dalam dan bagaimana menanggapi kejadian-kejadian di luar diri kita. Seperti detak jantung yang sehat, yang bentuknya naik turun sebagaimana Puncak dan Lembah, ini menggambarkan bagian penting dari hidup yang normal dan sehat.
Contoh sederhana: seorang pemuda sedang mendaki gunung dan berupaya sampai di puncak sebelum matahari terbenam, sehingga ia dapat melihat pemandangan matahari terbenam tepat waktunya ketika ia sudah di atas/mencapai puncak. Tapi lalu ia terlambat tiba di puncak, ia merasa kesal marah dan merasa ketinggalan. Bagaimana menurut perasaanmu bila sesampainya di puncak gunung, pemuda itu langsung mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi dan meneriakkan berhasil, lalu merayakan pendakiannya yang sudah sampai di puncak. Tentu lebih menyenangkan bukan?
Ya, dalam kehidupan, kita seringkali berfokus pada soal ketinggalan untuk mencapai sesuatu, sehingga kita luput untuk merasakan dan menikmati keindahan yang ada di saat itu. Kita sendiri yang mengubah Puncak perasaan menjadi sebuah Lembah. Sebut saja kita sudah berhasil mendaki hingga sampai ke tempat yang kita impi-impikan bertahun-tahun, tapi saat sudah tiba...kita malah merasa saya gagal.
Bayangkan, bagaimana seseorang yang meraih medali perak atas kinerjanya yang luar biasa bisa merasa tidak bahagia? Ya, dengan cara membandingkannya dengan yang memenangkan medali emas.
Jadi bila kita ingin mengurangi jumlah Lembah, hindari membandingkan. Nikmati keindahan yang disuguhkan saat itu, maka kita akan lebih merasa sedang berada di Puncak.
#Apa yang diyakini dan dilakukan seseorang memang memberikan pengaruh. Itulah sebabnya orang dengan keyakinan yang lebih baik, mendapatkan pencapaian atau pekerjaan yang lebih baik. Untuk itu kita harus memilih dan melihat segala sesuatu dengan cara berbeda, yaitu : Mengubah Lembah kita menjadi Puncak dengan menemukan dan menggunakan Hal-Hal Positif yang tersembunyi di masa susah itu.
#Mengelola masa senang dan masa sulitmu : Jadikanlah kenyataan sebagai temanmu, entah saat berada di atas, di Puncak atau di bawah, di Lembah. Tanyakan pada dirimu apa kenyataan sebenarnya dalam situasi tersebut?
Lalu untuk keluar lebih cepat dari Lembah: Temukan dan gunakan sisi positif/ sisi baik yang tersembunyi di dalam masa sulit. Keluarlah dari dirimu : Berikan lebih banyak daripada yang semestinya dalam pekerjaan dan jadilah orang yang lebih peduli dan penuh kasih dalam kehidupan.
#Bertahan lebih lama di Puncak (masa senang dan kejayaan) :Hargai masa senangmu dengan kearifan.
Bersikap rendah hati dan penuh syukur. Lakukan lebih banyak hal yang telah membawamu ke Puncak. Lakukan lebih banyak bagi orang lain. Cadangkan Sumber daya untuk menghadapi Lembahmu yang akan datang.
Bersikap rendah hati dan penuh syukur. Lakukan lebih banyak hal yang telah membawamu ke Puncak. Lakukan lebih banyak bagi orang lain. Cadangkan Sumber daya untuk menghadapi Lembahmu yang akan datang.
#Untuk mencapai Puncakmu berikutnya : Ikuti Visi Indrawi mu, yaitu bayangan yang spesifik tentang masa depanmu, hingga tergerak untuk melakukan sesuatu yang akan membawamu kesana.
Lalu, saat berhasil mencapai puncak-puncak berikutnya, bantulah orang lain dan berbagilah dengan orang lain agar masa senang dan susah juga dapat bermanfaat bagi mereka.
(PH)
0 komentar