• Home
  • Music
  • Work & Values
  • MarComm & Branding
  • Travel
  • Books

Blog Penny Hutabarat

The Go Giver

05.34
Salah satu buku yang akan jadi favorit untuk dibaca ulang. Buku karya Bob Burg & John David Mann yang bertutur tentang ide bisnis lewat cerita parabel. Menarik karena bicara tentang cara pandang memberi & membagikan kebaikan, dalam konteks bisnis dan pekerjaan




Lalu teringat, beberapa waktu lalu saya berbincang dengan teman yang pekerjaannya bergerak di bidang penjualan. Singkatnya ia bercerita, ketika itikadnya untuk 'memperoleh sesuatu dari orang lain', seringkali upaya penjualannya gak berhasil. Waktu itikadnya untuk betul-betul memberi, seringkali pintu kesempatan terbuka tak terduga. 
Betul, prinsip memberi memang bukan prinsip baru. Itu nilai-nilai yang tentu sudah kita sering dengar dan kenali juga berakar sejak dulu. Tapi karena sudah jadi bagian sehari-hari, kadang lupa kita maknai. 

Memberi. Tak melulu tentang materi. Tapi memberi edukasi, waktu, perhatian, empati, bimbingan dan nilai-nilai (values). Memang sih melakukan tak semudah mengatakan ya :) tapi at least hal baik perlu dibagikan, diberitakan. Agar pengguna media tak melulu terpaku sama hal yang viral, digandrungi. Tapi apakah itu juga berita kebaikan yang menambah nilai bagi orang lain? 

Dalam setiap aspek keseharian kita, nilai kebaikan gak akan pernah jadi hal basi dan old fashion. Memberi berarti memaknai bahwa kita tidak sedang menempatkan kepentingan orang lain terlebih dahulu sebagai sebuah batu loncatan untuk mengedepankan kepentingan sendiri. Kita memberi karena itu adalah apa yang kita lakukan > melayani. 


Kembali ke buku #GoGiver yg bicara dalam konteks bisnis, pertanyaannya bukan lagi 'how much money can you make'? Tapi, 'does it serve'? 
First, serving a need. Then ask if there's money to be made. 
Dalam keseharian, kita belajar terus menerus tentang menambahkan nilai bagi kehidupan orang lain. 
Sebab kebaikan memang sebuah benih yang patut kita sebar.


 Most People just laugh when they heard that the secret to success is GIVING.

bisnis online

5 Alasan Mengapa Kita Perlu Memahami Digital Marketing

07.04

Apapun industrinya, apapun model bisnisnya, setiap bisnis dapat memperoleh benefit dari upaya digital marketing. Dengan kata lain, setiap industri/ organisasi maupun individu dapat berinvestasi pada digital marketing, sebagai salah satu solusi yang akan membantu tumbuh kembang perusahaan maupun brand secara online dan offline. Sebab sebetulnya, digital marketing tidak hanya untuk kesuksesan digital saja, tapi juga memberi dampak dengan menghasilkan leads dan konversi pada ranah offline. 






Pentingnya Digital Marketing untuk Pertumbuhan Perusahaan dan Bisnis Online

Ada banyak alasan mengapa kita perlu mengembangkan digital marketing, baik dalam mendorong pertumbuhan perusahaan maupun usaha/ bisnis online. Mulai dari upaya meningkatkan SEO (Search Engine Optimization) hingga menghasilkan leads yang berkualitas, misalnya melalui email marketing. Lalu pembuatan konten (content creation) dan menampatkan iklan (ads) yang tepat di waktu dan platform yang tepat. 

Berikut adalah 5 alasan mengapa kita perlu berinvestasi pada digital marketing. Pertama, digital marketing meningkatkan visibilitas online.  Apakah kamu menjalankan toko fisik atau agensi digital, baik itu skala kecil atau menengah maupun besar, tentu membangun brand secara online menjadi langkah penting. Bukan hanya untuk menjangkau audiens, tetapi juga bagaimana profile dan persona kita dapat menarik bagi search engines, sehingga layak untuk muncul pada laman pertama di Google. SEO merupakan proses jangka panjang yang memberikan hasil dari waktu ke waktu. Iklan berbayar memungkinkan perusahaan dan brand muncul di posisi teratas pasa hasil pencarian yang relevan. Keduanya sama-sama punya manfaat dan mendorong visibilitas online. 

Kedua, membangun website yang berpusat pada konsumen (customer-centric website). Bila kita ingin berkembang selama pandemi, kita perlu memanfaatkan peluang digital. Dalam membangun situs web, desain dan optimalisasi merupakan bagian yang penting. Begitupula memahami customer journey, agar apa yang tersedia di website dapat memandu konsumen dalam journey dan experience yang bermanfaat baginya. 

Ketiga, memiliki otoritas di local market. SEO lokal merupakan salah satu alat yang ampuh. Sebelum seseorang memutuskan untuk membeli sesuatu misalnya, tentu ia akan berusaha meriset produk yang akan dibelinya itu secara online. Karena begitulah cara konsumen modern memvalidasi keputusan mereka. 

Keempat, gunakan media sosial untuk membangun loyal community. Apapun industri yang kita geluti, membangun komunitas yang loyal secara online tentulah jadi cara yang ampuh untuk membangun bisnis dan brand. 

Kelima,  membuat kita tetap relevan. Faktanya bahwa bisnis tidak hanya tentang menawarkan produk/ jasa yang bermanfaat kepada konsumen, tetapi juga harus relevan dengan mereka. Salah satu cara terbaik untuk mencapai relevansi adalah melalui pemasaran konten (content marketing). 

Digital Marketing: Pilar Dasar Kesuksesan Bisnis Saat Ini

Digital marketing merupakan pilar dasar untuk kesuksesan bisnis saat ini. Jadi, pastikan kamu meluangkan waktu untuk belajar dan memahami digital marketing. Salah satu saluran untuk kamu bisa melatih keterampilan digital marketing adalah melalui pelatihan bersertifikasi BNSP yang diselenggarakan oleh LSP Teknologi Digital. Lembaga sertifikasi profesi ini mendorong semakin banyak generasi muda untuk menguasai skill digital marketing. 


10Ps

Formula 10Ps dalam Digital Marketing

02.22


Tentu kita pernah mendengar formula 4Ps dalam marketing (pemasaran), yang mencakup product, price, promotion dan place. Keempat hal ini tetap dipakai sebagai fondasi dalam setiap strategi pemasaran. 

Damian Ryan, dalam bukunya "Understanding Digital Marketing", menjelaskan tentang formula 10Ps of digital marketing. Hal ini terutama didorong oleh perkembangan yang terjadi pada konsumen, yang hadir di medium-medium digital dan menggunakan teknologi digital untuk membeli produk/ jasa, berlangganan ataupun meriset sesuatu.

                                 




Mulai Strategi Digital dengan Formula 10Ps

Formula 10Ps dalam digital marketing ini, sangatlah penting untuk dipahami sebelum kita memulai strategi digital pada brand yang akan dikembangkan. Kesepuluh formula tersebut antara lain:


1. Performance, ini menunjukkan bagaimana aktivitas kita diukur apabila dibandingkan dengan kompetitor. Bagaimana performa dari brand kita dan keterlibatannya di ranah digital, akan dapat menentukan keberhasilan atau kegagalannya. Internet telah dipenuhi dengan riuh dan beragamnya penyedia produk dan jasa. Tentulah kita harus hadir di medium digital. 

2. Presence, tentang visibilitas dari brand kita di online, mobile, search engine, social media. Apakah kehadiran brand kita disana sudah cukup baik dan efektif. 

3. Pleasure. Bagaimana konsumen atau audiens menilai brand dan customer experience yang kita berikan, dibandingkan kompetitor. Misalnya: kompetitor Anda mendapatkan rate yang lebih baik dalam layanan pengiriman, dan keramahan customer service. Maka kita bisa mulai membenahi cara layanan dan sikap tim, agar semakin baik. Perhatikan pleasure dari konsumen atau audiens kita. 

4. Proximity. Apakah brand kita hadir ketika konsumen membutuhkan? Konsumen digital di masa ini cenderung menginginkan kedekatan, sesuatu yang responsif, cepat dan mudah berkomunikasi. 

5. Pertinent. Apakah brand kita relevan? baik dalam strategi digital marketing yang dilakukan maupun relevan dengan kebutuhan konsumen. Apabila kita belum yakin bahwa apa yang kita tawarkan sudah cukup relevan, maka waktunya bertanya pada konsumen dan lakukan riset. 

6. Process. Bagaimana brand kita engage dengan konsumen itu merupakan hal penting. Tapi hal yang tidak kalah penting dan tidak boleh diabaikan adalah proses produksi, proses pengiriman dan pembayaran serta proses lainnya dalam customer journey. 

7. Personal. Dalam digital marketing, personalisasi punya kekuatan yang besar. Bayangkan ketika kita mampir ke Starbucks, lalu nama kita dicantumkan di gelas kopi, barista menyebut dan memanggil nama kita. Tentu ada rasa yang berbeda karena sifatnya personal. Begitupula halnya di ranah online, kita perlu membangun personalisasi dalam hubungan dengan konsumen. 

8. Preferences. Apabila konsumen kita menginginkan sesuatu yang tidak personal, maka sediakan preferensi. Sehingga dalam mengelola brand, kita dapat terus belajar dan memperbaiki apa yang sesuai dengan wants dan needs konsumen. 

9. Profit. Apa yang kita lakukan tentu perlu terukur. Begitupula halnya dalam upaya digital yang kita lakukan, ROI (return on investment) merupaka bagian penting dalam pengukuran tersebut. 

10. People. Terlepas dari teknologi, kompetisi, media, jangan lupakan people. Alokasikan waktu dan upaya kita untuk engage dengan konsumen dan audiens kita. Dengarkan dan pahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka. Apabila media digital dapat membantu brand kita mencapai hubungan yang baik dan bertumbuh dengan konsumen, maka tentulah digital marketing yang kita jalankan juga akan lebih hidup dan berjalan dengan baik. 

Formula 10Ps dalam digital marketing ini akan membantu kita dalam mengambil keputusan tentang upaya-upaya yang perlu menjadi fokus dari pemasaran brand dan yang paling relevan dengan bisnis juga target audiens kita. 

Latih Skills dalam Digital Marketing

Bila kita belum yakin dan belum paham betul dengan strategi-strategi praktik yang bisa dilakukan dalam upaya digital marketing, maka waktunya untuk kita juga membuka diri dengan melatih keterampilan dan skills baru dalam digital marketing. Pelatihan di bidang digital marketing saat ini kian bertumbuh, termasuk yang tersertifikasi oleh BNSP juga telah tersedia. Lembaga Sertifikasi Profesi di Indonesia yang menyediakan pelatihan digital marketing dengan sertifikasi BNSP adalah LSP Teknologi Digital.  Saya memiliki pengalaman tergabung dalam pelatihan digital marketing yang diadakan oleh Digital Marketing School Bandung dengan sertifikasi BNSP oleh LSP Teknologi Digital. Kesempatan yang menyenangkan karena dapat mempelajari teknik, strategi dan praktik tentang digital marketing. 

3 Strategi Bangun Personal Branding Melalui Digital Marketing

23.53

Di era digital saat ini, membangun brand tidak hanya penting bagi perusahaan/ lembaga tempat kita berkarir. Tetapi juga penting bagi diri kita untuk membangun personal branding. Konsep ini berbicara tentang bagaimana kita mempresentasikan dan menampilkan diri melalui cara yang orang lain akan ingat dalam benaknya. Personal branding bukan tentang pencitraan agar dikenal atau dipuja-puja. Sebaliknya, personal branding adalah tentang bagaimana kita memosisikan kompetensi yang kita miliki, yang akan bermanfaat bagi orang lain. Penggunaan digital marketing akan sangat membantu  dalam upaya membangun personal branding tersebut.



Gunakan Social Network untuk Meningkatkan Personal Branding

Kini mobilitas orang-orang semakin terbatas, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Agar aktivitas maupun bisnis dapat tetap berjalan, cara paling ampuh adalah menggunakan jejaring di media sosial. Itu sebabnya digital marketing menjadi strategi bagi semakin banyak orang, baik untuk personal, pelaku bisnis, UKM bahkan brand dan perusahaan.
Media sosial menjadi salah satu saluran utama tempat kita menerapkan strategi digital marketing. Penggunaan media sosial akan membantu komunikasi dan engagement dengan jejaring dan target audiens. Kredibilitas dapat dibangun melalui konten, informasi dan estetika yang kita bagikan di media sosial. Namun tentunya haruslah autentik, tidak dibuat-buat dan dilakukan secara konsisten.
  

Blogging sebagai Saluran Meningkatkan Branding

Ketika memikirkan tentang bagaimana para professional mempromosikan brand mereka, hal utama yang akan terlintas adalah blog. Ini adalah saluran penerapan strategi digital marketing yang menjadi fondasi untuk mempromosikan konten-konten kita.
Blogging dapat membantu meningkatkan visibilitas secara online. Selain itu, identitas personal dan kompetensi yang kita miliki, juga dapat lebih dikenali melalui konten-konten yang disajikan pada blog.   

Kekuatan Storytelling untuk Bangun Personal Branding

Story atau cerita adalah cara yang efektif untuk mudah diingat. Seperti halnya brand Apple, punya kekuatan storytelling yang membuat orang mengingat akan gaya kepemimpinan Steve Job dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh brand Apple. Cerita-cerita itu berkontribusi pada pengenalan dan loyalitas konsumen terhadap produk Apple.

Begitupula halnya story yang kita bagikan akan membantu membangun uniqueness tentang diri kita. Story akan menghubungkan kita secara emosional dengan target audiens. Tentunya dengan membagikan story tersebut melalui saluran digital marketing. Baik itu melalui media sosial, blog, situs website, podcast, Youtube dan media online lainnya.

Di masa pandemi ini, kita bisa kelola waktu untuk belajar digital marketing secara lebih mendalam. Salah satu manfaatnya untuk personal branding, yang nantinya akan bermanfaat bagi pengembangan karir dan profesionalitas diri. Apalagi kalau bisa memiliki sertifikasi profesi di bidang digital marketing, tentu akan menjadi nilai tambah. Sekarang sudah ada Lembaga Sertifikasi Profesi untuk melatih keterampilan digital marketing yaitu Lembaga Sertifikasi Profesi Teknologi Digital. Ini bisa menjadi pilihan untuk mulai melatih keterampilan digital marketing yang tentunya juga bermanfaat bagi personal branding.

Empati Di Atas Ekspektasi

03.29



Tahun 2020 hampir berakhir. Tidak terasa sudah menapaki hari-hari di masa pandemi. Mulai dari beradaptasi hingga membangun pola-pola kebiasaan baru. Hampir 10 bulan dalam tahun 2020 ini, waktu kita banyak berhadapan dengan layar-layar yang penuh kata, gambar dan suara. Entah berapa ratus file yang mungkin sudah kita unduh. Entah berapa ribu tautan yang kita buka dan kunjungi. Entah berapa juta pertemuan lewat gambar dan suara yang kita jalani. 

Kita menjadi terbiasa menggenggam gawai dan membuka laptop, bahkan lebih dari waktu kerja yang delapan jam. Komunikasi fisik dengan banyak orang, hampir sulit kita temui. Ekspresi, gerakan, bahasa tubuh yang biasanya menjadi sinyal komunikasi....tak selalu mudah kita dapati. Komunikasi jadi tergantung pula dengan jaringan dan kemudahan akses. 

Semakin kita harus banyak memaklumi bila komunikasi tidak terwujud seperti yang diingini. Sebab banyak faktor-faktor di luar diri yang memengaruhi. Tapi lagi-lagi kita harus mengingat, bahwa rasa empati harus jauh lebih tinggi daripada sekedar hal teknis dan teknologi. 2020 adalah tahun yang bagi kita semua terus mengalir sapaan dan harapan 'apa kabar', 'semoga baik dan sehat', 'tetap semangat', 'bersama lewati pandemi', dan banyak kasih yang patut kita syukuri 🍃🍃

Empati di atas ekspektasi. Salah satu yang terlintas di benak ketika kilas balik mengingat musim yang sudah & sedang berjalan di tahun 2020. Ekspektasi jadi bahan bakar untuk kita maju dan bergerak. Tapi itu tak mengaburkan itikad kita untuk melatih diri semakin berempati pada banyak orang, pada banyak hal. Waktu kita 'menanam' & 'bertumbuh' dengan empati, kita belajar percaya itu akan 'berbunga' 'berbuah' menjadi kebaikan yang diteruskan, tidak berhenti untuk diri sendiri 

Dan kita mendapati pelajaran yang sungguh berarti. Semakin bersyukur dan semakin berani berkata "cukup" akan banyak hal. Perjalanan kita bukan ditentukan oleh saluran-saluran dan media sosial. Ini adalah tempat untuk kita saling berbagi dan mengingatkan, tak bermaksud untuk menggurui. Perjalanan yang sesungguhnya adalah di luar layar-layar ini. 

Perjalanan sesungguhnya adalah di dalam rumah kita, di dalam hubungan dengan keluarga, teman, sahabat, dan orang-orang di sekeliling. Gawai dan laptop adalah tetap alat untuk kita terkoneksi satu sama lain. Namun koneksi yang sesungguhnya adalah ketika kita "hadir" (walau tak harus secara fisik) tapi hadir saat sedang berkomunikasi, mendengarkan, menaruh hati dan pikiran dalam empati. Tidak sekedar komunikasi lewat saluran-saluran ini, tapi terkoneksi..terhubung satu sama lain. 

Waktu, nilai hidup, catatan perjalanan 'mengetuk' dengan caranya, membekali diri untuk berempati di atas ekspektasi.
Semangat untuk semua terus bergerak, belajar, bermakna.


#EmpatiDiAtasEkspektasi



✍✍✍Penny Hutabarat

17.12.2020

good teacher

Nagging VS Teaching

21.53
Pernahkah Anda memperhatikan :) bahwa terkadang orang yang Anda temui mengajarkan sesuatu pada orang lainnya dengan cara mengomel (nagging), dan bukannya dengan mengajar (teaching).

Apa yang terjadi, ketika seseorang meminta Anda melakukan sesuatu dengan mengomel? Kecenderungannya adalah semakin orang tersebut meminta orang lain melakukan sesuatu dengan mengomel, maka semakin Anda tidak ingin melakukannya. Mungkin Anda pribadi juga pernah nagging (mengomel) ketika menginginkan sesuatu. 

Nah yang perlu kita pelajari bersama adalah nagging bukanlah cara yang dapat bekerja dengan baik ketika Anda meminta orang lain melakukan sesuatu ataupun ketika Anda mengajarkan sesuatu pada orang lain. No one really likes nagging, and no one really likes being nagged. 

Untuk membedakan sikap nagging dan teaching, mari kita lihat..apa alasan orang cenderung mengomel (nagging) dalam meminta orang lain melakukan sesuatu ataupun dalam mengajarkan sesuatu? 

Umumnya, sikap mengomel ini terjadi karena seseorang ingin membuat orang lain paham dan melakukan sesuatu yang diinginkannya. Berusaha untuk mempersuasi orang lain. 

Ketika Anda mengomel, Anda cenderung melakukan itu karena menginginkan sesuatu terjadi seperti yang Anda inginkan dan Anda ingin orang lain setuju dengan hal itu. Anda ingin orang lain paham apa yang Anda pahami. 

Masalahnya adalah nagging (mengomel) bukanlah cara yang tepat dan bukan cara yang baik untuk membuat orang lain memahami sesuatu. Nagging is like very bad teaching. Bayangkan ketika Anda tidak paham suatu soal matematika. Seorang guru yang buruk mungkin akan terus berkata "kenapa tidak dicoba dulu saja"? Namun tidak menjelaskan. Tidak betul-betul mengajarkan Anda bagaimana caranya. Hanya mengomel. 

BIG IDEA nya adalah ketika seseorang tidak melakukan apa yang diharapkan orang lain, hal itu cenderung disebabkan karena ia belum memahami mengapa hal tersebut penting untuk ia lakukan. Guru ataupun orang yang mengomel mengetahui sesuatu yang penting, namun ia tidak menjelaskan mengapa sesuatu hal itu penting. Sehingga yang terjadi adalah tak satupun orang yang paham dan terdorong melakukannya. 

Jadi bila Anda ingin mempersuasi orang lain atau mengajarkan orang lain untuk memahami sesuatu hal maka ajarkanlah seseorang tentang apa yang Anda pikirkan dan rasakan. Teaching (mengajar) bukan hanya tugas guru/ pembimbing/ dosen, tetapi pada kesempatan tertentu mengajar merupakan sesuatu yang setiap orang butuhkan. Anda merupakan guru ketika Anda membantu orang lain memahami sesuatu. 

Coba Anda mengingat the best teacher yang Anda pernah temui. Mengapa Anda menilai bahwa guru tersebut mengajar dengan baik dan 'membekas' dalam diri Anda? Beberapa alasannya mungkin karena guru tersebut membuat Anda memahami sesuatu lewat cara pengajarannya. Selain itu mungkin karena ia adalah guru yang mau mendengar, tak hanya memberitahukan sesuatu pada Anda tetapi juga mendengarkan pendapat Anda. Atau mungkin guru tersebut memberikan sejumlah pertanyaan yang membuat Anda menemukan pemahaman akan sesuatu hal. Dan tidak bisa dipungkiri, guru yang baik juga adalah guru yang sabar. Sebab ketika Anda tidak paham sesuatu, ia tidak akan mengomel dan mengatakan Anda 'bodoh' atau 'memalukan'. Justru sang guru akan antusias untuk membagi wawasan dan pengalamannya. 

Jadi bila Anda tidak memahami sesuatu, bukan berarti Anda bodoh dan tidak pintar. Namun besar kemungkinan karena belum ada orang lain yang pernah mengajarkan hal tersebut pada Anda atau orang lain belum cukup membuat Anda paham akan sesuatu. 

Kita bisa belajar good teaching dari guru-guru hebat yang pernah singgah dalam perjalanan kehidupan dan mengajarkan kita banyak hal. Anda pun bisa belajar menjadi guru yang baik dengan belajar dari mereka. 

Ingatkan diri Anda, bahwa ketika seseorang mengomeli Anda, sesungguhnya orang tersebut mencoba mengajarkan Anda sesuatu. Namun untuk menjadi guru yang baik, ajarkan orang lain untuk membuatnya paham dengan paparan dan penjelasan Anda,  bukan dengan sikap mengomel. 
It's better to teach than to nag! :) 


written by: 
PennyHutabarat
Oktober 2020

Flourishing CREATIVITY

07.54

First day of 2020.
Terbersit di pikiran saya tentang bagaimana mengembangkan kreativitas di tahun ini. Multiply dan flourish kebiasaan kreatif sehari-hari. Saya meyakini bahwa setiap orang tentu memilliki kebiasaan kreatif (creativity habit) nya masing-masing, dengan atmosfir tertentu. Ada yang 'memantik' kreativitasnya dengan meluangkan waktu berjalan kaki setiap pagi dan 'menemukan' deepest thoughts nya saat pikiran tenang menghirup udara luar. Mungkin ada pula yang cukup duduk menggunakan me-time nya, mengambil catatan dan seringkali gagasan kreatif mengalir di saat itu. 

Namun ada pula yang 'menggali' kreativitasnya dengan berdiskusi, mendengarkan musik, membaca buku/ majalah, berada di tengah keramaian seperti menonton film atau konser musik. Semangat kreatif juga dimiliki oleh banyak orang ketika mengabadikan sesuatu lewat foto dan video. Kebiasaan kreatif juga muncul saat kita terlibat/ berpartisipasi dalam sesuatu, menaruh perhatian pada hal sederhana setiap harinya. 

Seperti halnya pohon...agar berbuah dan berbunga, tentu perlu rutin diberi pupuk, disiram dan mendapatkan cahaya matahari. Sebagaimana menghidupkan kreativitas, kita juga perlu tekun 'memupuk' kebiasaan kreatif lewat tindakan sehari-hari, 'mengairi' cara berpikir kreatif kita dengan apa yang kita konsumsi (buku yang kita baca, diskusi yang positif dan sebagainya). Selain itu, meraih insight juga 'penerangan' dengan melihat hal-hal terbaik dari small moments. 






Kembangkan kebiasaan kreatif lewat langkah kecil

Bicara tentang small moments, saya teringat dengan kaizen ways. Pernah mendengarnya? Filosofi kaizen ini diakui sebagai salah satu yang mendorong keberhasilan perusahaan-perusahaan di Jepang. Salah satunya Toyota. Berbeda halnya dengan tradisi barat yang cenderung berinovasi dengan besar dan cepat, tradisi kaizen di Jepang mendorong warganya untuk membangun kebiasaan yang dapat bertahan lama, yang mengedepankan continuous dan comfortable improvement. Perubahan dilakukan perlahan, setiap hari dengan mengambil langkah kecil.

Kembali ke bahasan sebelumnya tentang kebiasaan kreatif. Lalu bagaimana mengembangkan cara-cara kreatif dalam  keseharian kita? Mungkin kita dapat mengadopsi  tradisi kaizen tersebut. Memulai langkah  kecil tapi dapat mengarah pada perubahan besar yang berdampak. Slowly but painlessly! Misalnya bagi yang punya resolusi untuk  pola makan sehat di tahun 2020, jangan lakukan perubahan secara dramatis. Langkah kecil setiap hari dan setiap bulannya akan lebih baik. Contoh lain, misalnya ingin mengubah kebiasaan belanja yang melebihi pemasukan, kita bisa menghapus satu objek dari daftar belanja dan kemudian perlahan menambahkan objek yang dikurangi itu ke periode belanja berikutnya. 

Menurut saya, ada beberapa hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk membangun kebiasaan kreatif dan mengembangkannya:
~ think small actions; melatih diri sebelum bertindak, misalnya dalam suatu pertandingan, ujian presentasi atau berbagai aktivitas lainnya. Kita bisa menggunakan  mind sculpture yakni teknik imajinasi dengan membayangkan diri secara aktual dalam suatu pengalaman. Teknik ini banyak digunakan atlet-atlet.
~ asking small questions; tanyakan pertanyaan sederhana pada diri sendiri dan orang lain, Pertanyaan sederhana dapat memantik kreativitas.
~ take small actions; bertindak sedikit demi sedikit. Misalnya ketika kamu ingin menyusun buku karya tulisanmu, lakukan langkah kecil setiap hari dengan menyediakan waktu 1 - 2 jam sehari untuk menulisnya dengan bertahap. 

Untuk itu, kita perlu membuka pikiran dan melihat hal terbaik dari small moments. Dengan menanamkan kualitas ini, kita akan mampu meningkatkan kepekaan pada creative potential. 

Kreativitas : the skill of the future

Bila kita melihat bagaimana kita hidup dan berkomunikasi saat ini, teknologi telah banyak mengambil peran. Bahkan melalui media sosial pun, orang dapat terkoneksi. Informasi dan pengetahuan tak lagi asymmetric seperti dulu. Kini semua orang memiliki akses pada informasi. It is just a matter of what we do with it. Lalu, bila teknologi terus berkembang, pertanyaannya adalah: apa yang akan menjadi keterampilan yang dibutuhkan dan didambakan di masa depan? Kreativitas adalah keterampilan yang masih terus dihargai sepanjang jaman. 

Kunci untuk tetap 'staying ahead' dan berpartisipasi dengan kreasi di masa depan adalah melalui kreativitas yang kita miliki. Kita perlu merangkul dan mengembangkan potensi kreativitas yang kita miliki, lalu menggunakan teknologi untuk secara kreatif solve problems. 

The last but not least, bila kita melihat bagaimana talenta-talenta kreatif bermunculan, misalnya di industri film, seni ataupun bidang lainnya. Sebaiknya kreativitas memang didukung sepenuhnya agar bisa melahirkan pemimpin kreatif. Sebab kreativitas punya value. Sebab kreativitas membutuhkan ruang dan space untuk 'menghidupkan' kreativitas itu sendiri. Tentu sangat baik bila ruang dan space tersebut mudah dijangkau agar bisa digunakan oleh banyak talenta kreatif. 

Kehadiran seperti creative working space, galeri seni dan media-media untuk berkreasi adalah sedikit contoh dari banyak hal yang bisa di-eksplore untuk mendukung lahir dan berkembangnya kreativitas menjadi suatu kebiasaan yang berdampak positif. Dan tentu in the heart of our education, sudah sebaiknya kreativitas juga dikedepankan. 

Buku inspiratif seputar kreativitas

Ada banyak buku memang yang bisa 'memantik' kreativitas. Berikut beberapa yang saya ingat dan rekomendasikan untuk bacaan teman-teman:
~ Keep Going, by Austin Kleon
~ Buku-buku Seth Godin, termasuk blognya 
~ #AskGaryVee, by Gary Vaynerchuk

Atau kamu juga bisa melihat visualisasi di bawah ini (hasil penelitian Carly Hodes, Cornell University), yang merangkum tentang sejumlah aktivitas yang dapat mendorong kreativitasmu dalam melakukan problem solving sehari-hari.




To live a creative life, mari kita mengijinkan diri kita untuk menjadi kreatif.  It is to challenge yourself to connect to what moves you, flows through you, gives you energy, makes you light up inside. Saya memandang kreativitas, salah satunya adalah dengan cara connecting the dot. Kreativitas tak selalu harus sesuatu yang spektakuler, tetapi hal sederhana yang bisa dilatih setiap hari, by getting active & being aware in our day-to-day activities. 

Selamat melatih kebiasaan kreatif dan mengembangkannya di tahun 2020 ini! :)

PH
01.01.20






2019: Energi dalam Membaca 60 buku dan Membagikannya lewat Aplikasi

23.50
Hari ini, 30 Desember 2019, hampir menuju penghujung terakhir di tahun ini. Sepertinya sudah beberapa bulan saya tidak menulis aktif di blog karena beberapa kegiatan lainnya yang memerlukan energi dan perhatian :). Tulisan yang saya posting di beberapa waktu lalu mengangkat tentang insight menarik yang saya peroleh dari sejumlah buku. Di tahun 2019 ini, saya bersyukur karena salah satu resolusi 'rutin' saya di setiap tahun akhirnya bisa juga terwujud..haha..yaitu membaca lebih banyak buku. 

Di setiap akhir tahun, rasanya saya tak pernah lupa memasukkan point agar setiap tahun yang baru, semakin disiplin dan tekun membaca buku. Di tahun-tahun sebelumnya, buku yang saya habis baca mungkin sekitar 5 - 10 buku per tahunnya. Sebab bacaan juga kadang beralih ke jurnal-jurnal. Namun istimewanya, khususnya bagi saya pribadi, tahun ini saya menghabiskan 60 buku. Iya serius 60 buku :) Dan itu selama sekitar 8 bulan. Hehe mungkin kalau saya melakukannya untuk mewujudkan resolusi belum tentu kelar 60 buku ya. Di tahun 2019 ini saya mendapatkan kesempatan memproduksi konten untuk suatu aplikasi buku rangkuman best seller. Aplikasi ini dikembangkan oleh anak bangsa, namanya pimtar (dot)id. 




Kebetulan saya punya koleksi buku yang cukup banyak terkumpul..karena sejak kecil saya suka membaca. Dan di masa kuliah, apalagi masa sudah kerja, buku adalah salah satu investasi yang menurut saya juga penting. Ratusan buku ini belum semuanya habis saya baca. Tapi saat melihat kembali rak buku di minggu lalu, saya mendapati bahwa sebagian besar ternyata koleksi  buku-buku itu sudah terbaca. Perlahan saya belajar untuk membaca cepat, namun juga tetap 'menandai' hal dan nilai penting dari suatu bacaan. 

Konten yang saya produksi untuk aplikasi buku tersebut adalah dari koleksi buku-buku saya, yang sebagian besar genre nya non-fiksi dengan topik seputar entrepreneurship (kewirausahaan), personal development (pengembangan diri), komunikasi dan pemasaran (public relations, marketing, branding), manajemen, leadership (kepemimpinan) dan kreativitas. 

Senang sekali bila energi yang kita tuangkan, juga bisa berdampak dan bermanfaat untuk orang lain. Energi membaca 60 buku tersebut, di tengah aktivitas pekerjaan lain tentunya, semoga bisa bermanfaat untuk mereka yang gemar membaca namun belum memiliki banyak waktu luang. Bukan promosi, hehe..tapi kamu bisa baca rangkuman buku-buku tersebut di pimtar. id. Dan jangan lupa membagikannya pada orang lain juga agar menuai manfaat. 

Terbersit dalam pikiran saya, di tahun 2020, mudah-mudahan bisa membuat channel Podcast untuk berbagi insight buku. Semoga! 

Gaining knowledge is the first step to wisdom.

Sharing it, is the first step to humanity





Older
Stories

Singer-Songwriter


Indonesian singer-songwriter, Public relations, Musicpreneur.
Debut Album "Bountiful Eyes" (Itunes, Spotify, Physical CD).
-- pennyhutabarat.official@gmail.com
http://pennyhutabarat.com
--


Blog ini berbagi tentang music, life & muses, work, travel dan books.
"Whatever your Dream is, Make It Happen!"

Top Article

Waktu = Nilai Hidup, Kesempatan dan Catatan Perjalanan

W aktu adalah tentang nilai hidup.  Tentu kita mengetahui betapa pentingnya waktu, namun seringkali kita mengabaikan dan melupakannya. Ada...

Blog Archive

  • ▼  2021 (4)
    • ▼  Oktober (1)
      • The Go Giver
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (14)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (37)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2014 (22)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (27)
    • ►  Desember (10)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2010 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (18)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (7)

trazy

trazy.com

Labels

  • Vocademia UI
  • bountiful eyes
  • buku
  • dreams
  • festival menyanyi
  • focus
  • impian
  • independent musician
  • kolaborasi
  • make it happen
  • menulis
  • mini album
  • musik
  • passion
  • perjalanan
  • seoul
  • simplicity

Instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top