Realizing Your Passion
04.13
Sebelumnya saya pernah menulis
artikel tentang Passion , yakni
bagaimana kita belajar dari beberapa sosok yang menemukan dan mengerjakan apa
yang mereka cintai. Lalu membagikan potensi terbaiknya. Bagaimana semangat dan
harapan, mendorong passion nya menjadi
sebuah karya yang bermanfaat untuk orang lain.
Sekarang saya ingin berbagi tentang passion, dengan highlight yang berbeda. Suatu hari, saya menyampaikan presentasi tentang passion dan beberapa audience menanyakan hal yang hampir sama. Sebagian besar dari mereka bertanya “harus bagaimana untuk bisa menemukan passion saya’? Well, I’m not a fortune teller. Jadi tentu saja saya tidak bisa menerawang dan memberi jawab yang pasti :)
Sekarang saya ingin berbagi tentang passion, dengan highlight yang berbeda. Suatu hari, saya menyampaikan presentasi tentang passion dan beberapa audience menanyakan hal yang hampir sama. Sebagian besar dari mereka bertanya “harus bagaimana untuk bisa menemukan passion saya’? Well, I’m not a fortune teller. Jadi tentu saja saya tidak bisa menerawang dan memberi jawab yang pasti :)
Tapi ada beberapa catatan yang
dapat saya bagikan :
*) Sangat
mungkin kita sebenarnya sudah menemukan apa yang menjadi passion, tapi tidak
menyadari dan tidak menaruh perhatian akan hal itu.
Bayangkan 24 jam/ 7 hari per minggu tentu kita melakukan sesuatu untuk mengisi waktu, senang mendiskusikan sesuatu yang kita sukai, ada suatu topik/ aktivitas/ ide yang mengisi banyak pikiran kita di waktu senggang hingga kita browsing berjam-jam untuk mencari tahu – mempelajari – dan membahasnya dengan teman yang memiliki ketertarikan yang sama.
Dengan kata lain, sudah di depan mata. Hanya saja kita tidak menggubrisnya. Belum menaruh perhatian pada hal tsb.
Bayangkan 24 jam/ 7 hari per minggu tentu kita melakukan sesuatu untuk mengisi waktu, senang mendiskusikan sesuatu yang kita sukai, ada suatu topik/ aktivitas/ ide yang mengisi banyak pikiran kita di waktu senggang hingga kita browsing berjam-jam untuk mencari tahu – mempelajari – dan membahasnya dengan teman yang memiliki ketertarikan yang sama.
Dengan kata lain, sudah di depan mata. Hanya saja kita tidak menggubrisnya. Belum menaruh perhatian pada hal tsb.
*) Masalahnya bukanlah pada kurang punya passion atau tidak punya passion. Problemnya adalah productivity, perception dan acceptance.
Ya, bicara produktivitas, berhubungan dengan kemauan dan kemampuan untuk menghasilkan, meng-create, meningkatkan atau memberi nilai tambah pada sesuatu. Kemauan muncul dari motivasi dalam diri. Ini adalah inner power kita. Dan kemampuan, dalam beberapa hal dapat dipelajari atau dikolaborasikan dengan partner. Sudahkah kamu memulai produktif dalam melakukan sesuatu?
Tentang perception, bagaimana kita menginterpretasi dan memahami sesuatu akan mempengaruhi pilihan dan keputusan kita. Galilah informasi, bertanya dan belajar dari mentor yang sudah memiliki pengalaman sebelumnya, terbukalah dengan hal baru.
Satu hal yang tak kalah penting tentu adalah acceptance. Setelah menaruh perhatian pada apa yang kita rasakan sebagai passion, kenali diri kita dan sekeliling (kekuatan, keterbatasan, peluang) and then accept who you are.
0 komentar