Salah satu buku yang akan jadi favorit untuk dibaca ulang. Buku karya Bob Burg & John David Mann yang bertutur tentang ide bisnis lewat cerita parabel. Menarik karena bicara tentang cara pandang memberi & membagikan kebaikan, dalam konteks bisnis dan pekerjaan
Lalu teringat, beberapa waktu lalu saya berbincang dengan teman yang pekerjaannya bergerak di bidang penjualan. Singkatnya ia bercerita, ketika itikadnya untuk 'memperoleh sesuatu dari orang lain', seringkali upaya penjualannya gak berhasil. Waktu itikadnya untuk betul-betul memberi, seringkali pintu kesempatan terbuka tak terduga.
Betul, prinsip memberi memang bukan prinsip baru. Itu nilai-nilai yang tentu sudah kita sering dengar dan kenali juga berakar sejak dulu. Tapi karena sudah jadi bagian sehari-hari, kadang lupa kita maknai.
Memberi. Tak melulu tentang materi. Tapi memberi edukasi, waktu, perhatian, empati, bimbingan dan nilai-nilai (values). Memang sih melakukan tak semudah mengatakan ya :) tapi at least hal baik perlu dibagikan, diberitakan. Agar pengguna media tak melulu terpaku sama hal yang viral, digandrungi. Tapi apakah itu juga berita kebaikan yang menambah nilai bagi orang lain?
Dalam setiap aspek keseharian kita, nilai kebaikan gak akan pernah jadi hal basi dan old fashion. Memberi berarti memaknai bahwa kita tidak sedang menempatkan kepentingan orang lain terlebih dahulu sebagai sebuah batu loncatan untuk mengedepankan kepentingan sendiri. Kita memberi karena itu adalah apa yang kita lakukan > melayani.
Kembali ke buku #GoGiver yg bicara dalam konteks bisnis, pertanyaannya bukan lagi 'how much money can you make'? Tapi, 'does it serve'?
First, serving a need. Then ask if there's money to be made.
Dalam keseharian, kita belajar terus menerus tentang menambahkan nilai bagi kehidupan orang lain.
Sebab kebaikan memang sebuah benih yang patut kita sebar.
Most People just laugh when they heard that the secret to success is GIVING.