Confidently raise my hand
01.44
Saya jadi teringat, saat pertama kali saya memasuki dunia baru yaitu dunia kampus dan perkuliahan pada tahun 2002. Di awal masa orientasi, seluruh mahasiswa di UI wajib untuk mengikuti latihan Paduan Suara Mahasiswa Baru yang dipimpin oleh Pak Dibyo di Balairung.
Saat berlatih Paduan suara mahasiswa baru itu, saya tidak pernah benar-benar serius berlatih.
Saya hanya termenung, melamun.....membayangkan bisa bernyanyi di Gedung Balairung yang begitu besar itu. Mungkin luasnya hampir setengah dari stadion gelora Bung Karno...entah berapa besar luasnya..yang pasti itu tempat yang besar bagi saya saat membayangkan bisa bernyanyi di tengah-tengah panggung di tempat itu.
Balairung UI |
(yang saya pernah saksikan di televisi).
Tiba-tiba saja di tengah lamunan itu, saya mendengar sang Conductor, Pa Dibyo berbicara di Microfon nya dengan suara lantang dan menanyakan "adakah diantara mahasiswa baru disini yang seorang penyanyi atau senang bernyanyi".
And guest what......I'm confidently raise my hand!!
Tanpa pikir panjang saya langsung mengacungkan tangan dari tempat duduk barisan saya yang letaknya agak cukup jauh dengan panggung tengah tempat Pa Dibyo memimpin jalannya latihan ini.
And then...saya pun maju ke depan...dan saya ingat sekali saat itu ada satu orang yang juga berani mengacungkan tangannya diantara 5000 mahasiswa baru lainnya.
So...mendadak di tempat kami cari lagu untuk dinyanyikan bersama, sesuai permintaan dari Pa Dibyo. Lagu yang kami nyanyikan saat itu adalah "The Greatest Love Of All".
Dan ternyata sambutan dari teman-teman mahasiswa baru lainnya saat itu cukup meriah saat melihat kami menyanyi.
Keesokan harinya di masa-masa Latihan Paduan Suara Mahasiswa Baru masih berlangsung, saya bernyanyi dengan percaya dirinya di sela-sela jam istirahat. Saya membawakan lagu "Endless Love". Tidak terlintas maksud apa-apa saat itu, yang saya tau hanyalah SAYA INGIN BERNYANYI.
Esok harinya, Pa Dibyo, sang Conductor Balairung :)....berbicara dengan suaranya yang lantang dan khas di microfon "siapa mahasiswa baru yang kemarin menyanyikan Endless Love"?
Dan lagi-lagi, I'm Confidently raise my hand hehehe.....
Saya pun maju ke depan. Dan ternyata beliau meminta saya untuk bernyanyi Solo di Hari-H Upacara Wisuda UI berlangsung dengan membawakan lagu Restumu Kunantikan.
Ouw...ouw...saya tidak pernah dengar lagu itu dan saya sebagai mahasiswa baru belum bisa membayangkan seperti apa suasana bernyanyi di Upacara Wisuda UI.
So...saya berlatih kurang lebih 3 hari di rumah dengan keyakinan pasti bahwa saya bisa membawakannya.
And hari-H tiba. Saya baru melihat ternyata begitu banyak orang yang hadir di Upacara Wisuda itu. 5000 mahasiswa baru di Balkon atas, lebih dari 3000 wisudawan di area bawah. Belum lagi orangtua wisudawan yang tersebar di sayap kiri, kanan, dan belakang gedung. Ditambah para Guru Besar yang duduk di hadapan Panggung tempat saya berada. Para guru besar itu mengenakan toga dan sepertinya mereka "unreachable"...karena berpakaian megah dan duduk di podium besar di hadapan saya hehe.
Mungkin hampir 10.000 orang hadir dan berkumpul dalam upacara wisuda itu.
Yang saya lakukan sebelum bernyanyi hanya berdoa dan meyakinkan diri ...terutama menenangkan diri. Saya melihat sekeliling saya dan berusaha merasakan setiap detik moment ini.
Tibalah waktunya, nama saya dipanggil dan bersiap naik ke atas panggung. Dengan mengenakan Jaket kuning dan Peci almamater sebagai simbol saya mahasiswa baru, saya pun naik ke atas panggung dengan yakin....lagu itu pun mengalir dan saya sungguh menikmati moment itu.
Saya menikmati moment saat di atas panggung memandangi banyaknya orang di sebelah kanan, kiri saya dan bernyanyi untuk mereka. Saya menikmati setiap tepukan tangan mereka dan senyuman di wajah mereka.
And I realized...angan-angan yang pernah saya bayangkan saat termenung di Latihan Paduan Suara ternyata menjadi kenyataan. Saya bernyanyi solo di tengah-tengah di hadapan sekian puluh mata. Terimakasih Tuhan.
Dan kini saya sudah melalui hampir lebih dari 30 kali bernyanyi solo di Upacara Wisuda UI di Balairung (baik itu wisuda S1, S2, S3 maupun D3) dan saya selalu menikmati moment-moment berdiri di atas panggung itu, bernyanyi dan menyampaikan pesan indah lewat lagu yang saya lantunkan. Terimakasih Tuhan.
Semoga lagu-lagu yang pernah saya lantunkan di panggung ini, bisa menjadi pesan yang indah untuk mereka yang mendengarkan!
0 komentar