Just Perform
21.40
Topik "Just Perform" ini adalah salah satu topik yang paling saya sukai dari buku karya Billy Boen "Young On Top". Pada hari Rabu, 13 Januari lalu, saya mendengarkan siaran LIVE Young On Top di KisFM 95.1 dengan Billy Boen-sang penulis sebagai Co-Host siaran ini dan Steven Tjen-Executive Direktur CBRE sebagai tamu di episode "Just Perform".
Karena ketertarikan saya pada topik "Just Perform" ini, saya menuliskan sharing LIVE mereka dalam catatan kecil ini :) dan tentu saya juga ingin membaginya ke teman-teman di sekeliling saya, salah satunya ke teman-teman yang mungkin sedang membaca blog ini. Percaya dech...sharing ini bemanfaat untuk motivasi kerja kita :) tidak hanya untuk dibaca dan didengar tentunya..tetapi juga di-realisasi-kan dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari.
So...please enjoy sharing dari YOT Live :
Steven Tjen (Executive Direktur CBRE) berbagi mengenai pengalaman karirnya hingga mencapai sukses seperti sekarang ini. Sekilas tentang karir yang digelutinya saat ini, Steven Tjen memegang peranan penting di CBRE dan bekerja sama dengan para major clients seperti Channel, Dolce &Gabana, Zara, HP dan masih banyak lagi. Ia adalah lulusan Akuntansi dari Universitas Parahyangan (Bandung) yang di awal karirnya ia bergabung dalam properti industri, salah satunya terlibat untuk pembangunan Tanjung Lesung Beach Resort.
Steven Tjen (Executive Direktur CBRE) berbagi mengenai pengalaman karirnya hingga mencapai sukses seperti sekarang ini. Sekilas tentang karir yang digelutinya saat ini, Steven Tjen memegang peranan penting di CBRE dan bekerja sama dengan para major clients seperti Channel, Dolce &Gabana, Zara, HP dan masih banyak lagi. Ia adalah lulusan Akuntansi dari Universitas Parahyangan (
Now, mengenai topik "Just Perform" :
Steven Tjen berbagi mengenai prinsip yang ia miliki dalam bekerja yaitu "kerja tidak pernah perhitungan". He said "Work Hard, Work Smart".
Memang pada umumnya-dalam pekerjaan sehari-hari, kita seringkali mengeluh atau nge-"dumel" bila atasan meminta kita untuk mengerjakan sesuatu yang di luar job-desc kita. Padahal ini adalah opportunity untuk kita mengembangkan karir di kantor. Dengan mengerjakan sesuatu di luar job-desc departemen kita....tentu kita bisa belajar sesuatu yang baru. Lihat sisi positif dari bekerja ....udah belajar gratis..dapet gaji lagi :D
*Kerja jangan perhitungan
Dalam menjalankan tugas sehari-hari di kantor, sudah seharusnya kita menjalankan kewajiban sebagai anggota perusahaan..baru kemudian menuntut hak. Pada waktunya, perusahaan akan memperhatikan kenaikan gaji dan promosi jabatan.
*Bagaimana agar IKHLAS dalam menjalankan pekerjaan yang sebenarnya di luar job desc atau di luar tugas departemen kita?
Yang perlu dipahami adalah bekerja bukan cuma dihitung dengan uang. Ada benefit lain yaitu network dan knowledge. It’s not only about money!
Billy Boen mempertegas bahwa Bersyukur (Grateful) ..itu salah satu langkah yang dapat membuat kita ikhlas menjalankannya. Bersyukur karena kita sudah punya pekerjaan, itu first point. Lalu kedua adalah keinginan untuk selalu belajar. Dengan keinginan untuk terus belajar, maka dengan sendirinya kita termotivasi.....it’s not only about the money!
Ketiga, punya pandangan bahwa segala sesuatu ada imbalan (langsung atau tidak langsung). Sehingga kita pun akan lebih enteng dalam menghadapi tugas dan tanggung jawab...dan tidak menjadikan pekerjaan sebagai beban!
*Bagaimana bila kita rajin menjalankan tugas pekerjaan yang diinstruksikan bos. Tapi kemudian lama-lama jadinya seperti “dimanfaatkan” oleh bos atau dengan kata lain saya kerja terus...boss gak kerja-kerja? Mungkin akan jadi demotivated khan?
Ketika diberikan banyak tugas, bahkan di luar job desc..kita harus berterima kasih. Why? Karena kita mendapatkan benefit. Kalau kita bisa melakukannya dengan baik..itu merupakan suatu prestasi. Secara profesional kita melakukan pekerjaan dengan tekun....bahkan menjalankan pekerjaan yang harusnya menjadi porsi bos justru benefit untuk kita sebagai bawahan belajar banyak dan menguasai pekerjaan bos. Pada waktunya pemilik atau big boss pun akan mengetahui kinerja kita. Bukan tidak mungkin, bila bos kita pindah atau tidak di tempat itu lagi, kita bisa dipercayakan menggantikan posisinya...karena big boss berpikir...siapa lagi yang tau dan mampu mengenai pekerjaan ini bila bukan anda misalnya yang adalah bawahan dan punya kompetensi untuk menjalankan tanggung jawab tsb.
Atau misalnya kita mendapat lowongan kerja di tempat lain....mungkin kita tidak akan kaget dengan kerjaan yang diberikan karena sebelumnya sudah pernah menangani pekerjaan seperti itu (karena sering dan rajin mengerjakan pekerjaan yg dikasih boss).
Jadi..jangan demotivated! Justru harus motivated. Bagaimana rasanya bila sebaliknya....aktivitas dimatikan...we are not doing anything..lebih tidak enak lagi bukan?! Kalau perlu be pro-active ke boss...”kerjaan apa lagi boss...ayo sini saya kerjakan”hehehe.
Pandanglah setiap pekerjaan yang diberikan sebagai suatu opportunities. Kita bisa menerima reward itu sekarang atau suatu hari nanti. ~ YOT
*Bagaimana bila overloaded dalam pekerjaan?
Pandanglah 'Overloaded' dalam pekerjaan sebagai kesempatan untuk belajar! Selain itu kita khan juga harus punya kemampuan untuk mendelegasikan pekerjaan. “Team Work” itu yang penting.
Kesuksesan dapat diraih dengan Team Work. Belajar memahami pekerjaan yang Urgent dan Important. Tentukan skala prioritas dalam pekerjaan kita. Bila kita melihat pekerjaan “terlalu berat”, itu perasaan kita saja. Jangan cepat menyalahkan perusahaan dan jangan berasumsi kita melakukan semuanya.
So...belajar untuk Beyond Your Job Desc....One Day The Reward Will Come...
*Bagaimana bila kita merasa sudah melakukan pekerjaan semaksimal mungkin tapi perusahaan seolah tidak memperhatikan kinerja kita?
Stop menilai diri sendiri! Terbuka dengan orang lain. Lihat diri kita juga dari pandangan orang lain, apakah kita benar-benar sudah memberikan yang terbaik?!
Billy menambahkan mengenai pertanyaan ini, bahwa kita juga perlu bertanya pada atasan kita “Apa yang Anda/ perusahaan harapkan?”.
Misalnya kita sudah mencapai point 8, lalu kita merasa..saya sudah melakukan yang terbaik lho..tapi mungkin saja bagi atasan kita..ukuran terbaiknya adalah mencapai point 9,5. Ini berarti saya dan atasan berbeda visi mengenai ukuran terbaik tersebut.
Misalnya kita sudah mencapai point 8, lalu kita merasa..saya sudah melakukan yang terbaik lho..tapi mungkin saja bagi atasan kita..ukuran terbaiknya adalah mencapai point 9,5. Ini berarti saya dan atasan berbeda visi mengenai ukuran terbaik tersebut.
Jadi berdiskusi dan temuilah atasan Anda. Tanyakan apa yang ia harapkan dan apa target yang ingin dicapai dengan demikian akan ada penyamaan visi. Sehingga apa yang dicapai sesuai dengan ekspektasi dan visi perusahaan.
Sumber : Siaran YOT Live- Billy Boen. "Just Perform" - 15 Januari 2010
0 komentar