• Home
  • Music
  • Work & Values
  • MarComm & Branding
  • Travel
  • Books

Blog Penny Hutabarat

buku

Bekerja Keras, Bersenang-senang & Membuat Sejarah

22.00

Filosofi bisnis yang seringkali ditekankan oleh Jeff Bezos adalah “Bekerja Keras, Bersenang-senang dan Membuat Sejarah”. Rahasia sukses yang diyakini Jeff adalah  layanan terbaik bagi pelanggan. Sejak awal membangun Amazon.com, Jeff telah memiliki Visi bahwa perusahaan yang dibangunnya ini akan menjadi tempat untuk orang-orang di dunia menemukan dan mengetahui segala sesuatu yang mungkin ingin mereka beli secara online. Tujuannya bukan untuk menjadi “toko buku terbesar di dunia” tetapi “toko serba ada terbesar di dunia”. 


Enam nilai dasar yang dibangun oelh Jeff dalam mensukseskan Amazon.com :

1.  Obsesi pelanggan. Bagi Jeff merupakan tugas terpenting untuk pelayanan kepada    pelanggan – memberikan apa yang diinginkan pelanggan pada harga semurah mungkin dengan waktu secepat mungkin.

2.   Kepemilikan. Semua karyawan Amazon.com ditawari peluang untuk menjadi pemegang saham di Amazon.com. “Semua orang adalah pemilik” menurut Jeff.

3.   Motivasi untuk bertindak. Jeff sering menekankan pada karyawannya : “Jangan menunda-nunda. Lakukan itu sekarang”. “Wujudkanlah”.

4.   Kesederhanaan. Perusahaan sebesar dan seberhasil Amazon.com, semua meja dan tempat kerjanya terbuat dari selembar pintu yang tersambung dengan besi siku. Uang tidak dihambur-hamburkan Jeff untuk dekorasi atau kemewahan.

5.   Standar karyawan yang tinggi. Amazon tetap menginginkan orang-orangyang cerdas.

6.   Inovasi. Amazon.com terus memperkenalkan ide baru, sistem baru dan penawaran baru pada pelanggannya.
 
** artikel terkait : 
  • Belajar dari Jeff Bezos (Amazon.com)
  • Temukan passion dan lihat peluang
  • Tumbuh Besar dengan Cepat


 Resensi dan ulasan singkat oleh Penny Hutabarat
buku

Tumbuh Besar dengan Cepat

22.00

Ciri unik yang diawali oleh  Amazon.com adalah menyimpan data tentang buku yang pernah dibeli, merekomendasikan buku serupa yang terkait, mengundang pelanggan untuk menyampaikan resensi buku dan kemudian menampilkannya pada situs web. Suasana yang dibangun oleh Jeff juga seperti forum atau perkumpulan, yang tak hanya sekedar toko jual beli. Sistem dan pola seperti ini kemudian banyak dicontoh dan diikuti oleh perusahaan-perusahaan perdangan onlne (e-commerce) pada saat ini.

 Motto yang ditumbuhkan Jeff bagi dirinya dan karyawannya adalah “Tumbuh Besar dengan Cepat”. Ketika perusahaannya kian berkembang, ia mencari dan mempekerjakan orang-orang yang kuat, pekerja keras dan cerdas. Jeff melakukan sendiri rekrutmen karyawannya dan dia menginginkan agar karyawan yang ia terima juga memiliki rasa percaya diri bahwa mereka pun dapat merekrut orang hebat lainnya. Menurut Jeff Itulah sebabnya, tidak hanya skill dan kecerdasan, Jeff juga mencari orang-orang yang memiliki bakat di luar pekerjaan seperti karyawan yang memiliki hobbi olahraga, musik dan lainnya.

Kian berkembang, publikasi media mengenai Amazon.com yang saat itu merupakan bisnis e-commerce buku pertama pun kian mencuat. Namun Jeff juga menghadapi banyak tantangan dan rintangan. Ia pernah menerima klaim dan tuntutan dari toko Buku Barnes and Noble. Namun Jeff dapat menghadapinya. Ia mematenkan sistem yang telah dibangunnya, salah satunya yang paling berharga yaitu teknologi “1-Click” Amazon.com

Jeff mengembangkan usahanya dengan melakukan diversifikasi dari buku, yaitu CD musik. Setelah mulai menjual CD Musik dan kian berkembang, ia memiliki ide untuk menambahkan lebih banyak item dan “warna” bagi Amazon.com. Salah satunya misalnya ide Jeff yang dianggap aneh oleh karyawannya namun tetap ia yakini sebagai sesuatu yang menarik pelanggan yaitu : memberikan peringkat bagi item-item yang dijualnya.
Tidak sampai disitu, Jeff mengembangkan bisnisnya dengan melakukan ekspansi ke Eropa.




** artikel terkait :

  • Belajar dari Jeff Bezos (amazon.com)
  • Temukan passion dan lihat peluang
  • Bekerja Keras, Bersenang-senang dan Membuat Sejarah
Resensi dan ulasan singkat buku oleh Penny Hutabarat
buku

Temukan Passion dan Lihat Peluang

21.59




Awalnya, Jeff Bezos melihat bisnis pesanan lewat surat, ia menganalisis 20 barang terlaris yang dijual lewat surat. Semakin ia mempelajari, mengeksplorasi, dan memperhatikan sekelilingnya, semakin ia menemukan bahwa buku adalah salah satu item yang dapat menjadi bisnis raksasa dan belum ada saat itu yang mendominasi bisnis buku. Ia menganalisis fakta dan bentuk bisnis buku, berbicara tentang bisnis buku dengan banyak orang yang ditemuinya dan ia belajar bahwa bisnis buku sebenarnya telah terorganisasi dengan baik sehingga dapat dilakukan secara online.

Saat itu Jeff mempelajari bahwa tidak ada satu toko buku pun, seberapa besarnya toko tsb yang dapat mengorganisasi penyimpanan buku yang telah terbit. Untuk itu, ia memikirkan bahwa toko buku online mampu melakukan hal ini dan inilah peluangnya. Jeff memikirkan masa depan. Prinsipnya “Bila saya telah mencoba dan gagal, saya tidak akan menyesali itu. Jadi, begitu saya memikirkan hal dan cara tersebut, maka keputusan menjadi sangat mudah untuk dibuat”.
Jeff  pun kemudian mendirikan Amazon.com. Ia mempelajari bisnis penjualan buku dengan menjalani kursus pengenalan intensif tentang penjualan buku, belajar hal-hal tentang mengelola inventaris toko, memesan dan mengembalikan buku, serta belajar mengenai pengembangan rencana bisnis dan layanan pelanggan. Ia juga menghadapi dua masalah di awal merintis Amazon.com yaitu uang untuk membayar orang-orang yang membantu perusahaan itu berjalan dan masalah kedua yakni perangkat lunak. Yang menarik, bahkan meja kerja di GARASI tempat kantor Amazon.com berada, bahkan dibuat sendiri oleh Jeff. Ia membeli pintu dengan sejumlah besi siku yang murah lalu “menyulap” nya menjadi meja kerja. Bahkan ketika Amazon.com kian berkembang, Jeff Bezos tetap mempertahankan kesederhanaan itu yaitu menggunakan meja sebagai simbol perusahaan yang digunakan di semua kantor. Amazon.com dikenal sebagai salah satu perusahaan yang mengawali usahanya dari garasi dan kemudian berpindah-pindah ke garasi-garasi lainnya.
Ia memerlukan investor, maka Jeff membicarakan rencananya dengan teman-teman dan kerabatnya. Dan ia berhasil mengumpulkan dana dari 22 orang teman dan kerabat yang menanamkan modalnya pada Jeff. Untuk masalah kedua yaitu perangkat lunak, Jeff dan tim nya mengembangkan program perangkat lunak yang tak hanya memproses pesanan dari pelanggan. Tetapi juga membuat program untuk mencari buku berdasarkan judul, penerbit, pembelian dengan kartu kredit, mencatat pelanggan yang sama, mengetahui minat pelanggan dan membuat inovasi “keranjang belanja” sebagai cara standar bagi pembeli via internet.
Sikap kerja yang dibangun oleh Jeff Bezos juga sangat menginspirasi. Di awal Amazon.com, tidak ada orang yang dipekerjakan hanya untuk menyiapkan dan mengirimkan buku. Semua karyawan – yang diwawancarai dan dipekerjakan Jeff – yang memiliki keterampilan komputer dan pikiran cerdas, juga harus ikut menyingsingkan lengan baju.
** artikel terkait :
  • Belajar dari Jeff Bezos (amazon.com)
  • Tumbuh Besar dengan Cepat
  • Bekerja Keras, Bersenang-senang dan Membuat Sejarah

Resensi dan ulasan singkat buku oleh Penny Hutabarat
buku

Cuplikan buku : "Belajar dari Jeff Bezos (Amazon.com)"

22.18
Tentu kita kenal Amazon.com, e-commerce  terbesar di dunia. Majalah Time menyebut pendirinya yaitu Jeff Bezos sebagai ‘Raja Perdagangan Virtual’. Jeff Bezos juga dikenal sebagai orang yang memiliki karakter dan sikap yang kuat dalam membangun harapan dan mimpinya. 
Berikut ini, saya ingin berbagi tentang inspirasi yang saya dapatkan pada buku : “Dari Garasi, Jeff Bezos mendirikan Amazon.com”. Saya akan membaginya ke dalam 4 sub sesuai insight yang saya dapatkan dari membaca buku ini : (1. Belajar Dari Jeff Bezos-Amazon.com ; 2. Temukan Passion dan Lihat Peluang;  3. "Tumbuh Besar dengan Cepat"  4. Bekerja Keras, Bersenang-senang dan Membuat Sejarah). 
Now..kita kenali dan pelajari nilai-nilai yang bisa kita gali dari seorang Jeff Bezos :)
Jeffrey Preston Bezos yang dikenal dengan Jeff Bezos, lahir di Albuquerque- New Mexico (12 Januari 1964). Sejak kecil, orangtua dan gurunya mengakui bahwa Bezos adalah orang yang tekun dan berkonsentrasi dengan apa yang dikerjakannya. Misalnya saat ia menginginkan memiliki mainan berupa box kubus dari ibunya, tapi ibunya menolak karena mainan itu begitu mahal. Namun Bezos mengumpulkan semua peralatan yang dibutuhkan dan membuat box kubus-nya sendiri. Di masa kecilnya, ia juga fokus dan bila terkonsentrasi pada satu aktivitas akan sulit berpindah ke aktivitas lainnya sebelum selesai dikerjakan. Di masa kecilnya, ia terbiasa dididik mandiri dan berani membuat keputusan sendiri. 
Ia menjadi pelajar berprestasi dan berhasil masuk ke Princeton University, di program fisika bergengsi dan merupakan salah satu dari 25 siswa terhebat. Namun di pertengahan studinya, Bezos memutuskan pindah jurusan karena menyadari bahwa di jurusan Fisika yang telah ia jalani, ia menghadapi orang-orang jenius tulen yang menurut Bezos..masing-masing mereka otaknya “tersambung” secara berbeda. Sehingga ia memutuskan untuk meninggalkan kuliah sebelumnya dan mengikuti ketertarikannya untuk belajar ilmu komputer dan teknik elektro. Lulus dengan predikat summa cum laude, Bezos telah memiliki pengalaman bekerja selama duduk di bangku kuliah. Ia mengikuti internship di beberapa perusahaan besar seperti IBM. Bahkan ketika lulus, ia telah direkrut oleh 3 perusahaan besar (Andersen Consulting, Intel dan Bell Laboratories). Namun ia menolak tawaran itu dan mencari-cari tawaran pekerjaan lain sambil berusaha mendirikan perusahaannya sendiri. 
Bezos muda memiliki pengalaman bekerja di beberapa perusahaan, yang membidangi jejaring komputer, financial, bisnis keuangan internasional. Ia juga beberapa kali dipromosikan di tempatnya bekerja karena sikap kerjanya yang luar biasa dan inovatif. Jeff Bezos selalu melihat cara yang berbeda dan lebih baik dalam melakukan sesuatu. Hingga pada suatu titik dalam karirnya, ia semakin menemukan passion dan ketertarikannya pada internet serta melihat adanya peluang bisnis internet baru. Ia memikirkan hal yang dapat dijual di internet. 







 ** artikel terkait : 

  • Temukan passion dan lihat peluang
  • Tumbuh Besar dengan Cepat
  • Bekerja Keras, Bersenang-senang dan Membuat Sejarah

Resensi dan ulasan singkat buku oleh Penny Hutabarat
moment dan inspirasi

Waiting Outside the Lines

21.36

Have you ever listened to the song by Greyson Chance “Waiting outside the lines”?
Yes, that song is more likely talking about living your life to the fullest.

This is one part of the lyrics :
“Stuck in the same position, you deserve so much more. There’s a whole world around us, just waiting to be explored. I’m waiting, waiting, just waiting outside the lines”

Yeah..sometimes we are afraid of taking chances..right? We play safe and just sit around.
People are often more comfortable with things that never change..same routines, orders, and same bought brands (maybe :) )

What I want to share in this note, isn’t about Greyson Chance :) .  It’s about encouragement for my self and everyone who read this note. That the opportunity is always waiting in front of us and that’s our choices to go ahead and grab it or not. 

At this very moment I passionately learn about the music marketing. I realized that from 5 years ago I has always been interested in something that related with marketing and music. But I didn’t know what I needed to dig and explore them.  

Now, I just feel that it is like puzzle of my life that the desire I had before..is still shaking my heart and taking control of my brain until today.I think that’s one of the reason why I choose the marketing major on my previous study. Because I have a curiosity to explore about marketing. And by now, I think the focus of marketing’s field which I want to explore is music marketing or entertainment marketing.
Maybe someday I can build a music business (I wish..lol)

I am sure that we have to ready to dip our toes into something refreshing and new…
 it, go out and wait outside the lines..”
menulis

Passion to Write

01.09
Saya menemukan diri saya memiliki passion dalam menulis, tepatnya pada 5 tahun belakangan ini. Walaupun sebenarnya sejak kecil saya sudah senang menulis, tetapi keseriusan untuk mencintai dunia menulis itu kian muncul akhir-akhir ini. 

Menuliskan apa yang saya lihat, baca dan dengar atau yang saya perhatikan dari sekeliling. Itu adalah kebiasaan menyenangkan yang saya geluti dari kecil. Sejak SD, kemanapun pergi saya selalu membawa buku (organizer) kecil dan pulpen untuk menuliskan apa yang saya rasakan dan yang "menggugah" hati saya untuk menuliskannya. 
Di bangku sekolah hingga saat kuliah, buku catatan saya seringkali menjadi acuan bagi teman-teman sekelas untuk belajar...:) mendekati masa ujian, mereka akan meng-copy catatan dari tulisan tangan saya itu. Hehee..rasanya menyenangkan dan bersyukur apabila yang kita lakukan dengan hati senang juga bisa bermanfaat bagi orang lain. 

Mungkin itu salah satu alasan saya juga memilih jurusan komunikasi karena saya senang menulis. Untuk materi belajar di sekolah atau kuliah, biasanya saya menuliskan materi tersebut 2 (dua) kali. Yang pertama adalah catatan dari hasil apa yang saya dengar di kelas, dan yang kedua adalah rangkuman catatan dengan bahasa saya sendiri yang disertai gambar atau mind maps untuk mudah memahaminya. Sedangkan tulisan-tulisan yang sifatnya sharing tentang pengalaman, event atau personal development biasanya mengalir dari pikiran dan langsung saya tuliskan bila waktu pun memungkinkan :)

Keyakinan untuk menulis ini semakin tinggi ketika saya mulai belajar menulis lagu (song-writing) dari tahun 2008. Lagu yang saya tulis dan ciptakan melodinya itu kemudian pernah saya ikutsertakan dalam Indonesian Song Festival. I'm so glad karena saat itu lagu saya masuk dalam 12 besar sebagai finalis dari seleksi hampir 5000 karya lagu. Sejak saat itu, saya semakin yakin dan semakin giat untuk menulis lagu. 

Pekerjaan saya kebetulan juga menuntut kemampuan untuk menulis, yaitu menyusun Press Release, artikel untuk website kantor, inhouse magazine dan beberapa media publikasi lainnya yang dipergunakan oleh institusi tempat saya bekerja. Beberapa tulisan artikel saya di posting di majalah Bitmagz dan website CS. Sebagian dari artikel pada majalah dan web tersebut juga ada yang merupakan tulisan dari rekan-rekan dan tim di divisi saya. 
  
Yang saya dapatkan dari menulis adalah kebahagiaan ketika bisa menuangkan apa yang kita pikirkan dan rasakan  serta membaginya (sharing) dengan orang lain. Itulah value penting yang saya yakini dari hobbi maupun passion menulis. Selain itu, dalam menulis kita tidak akan pernah berhenti belajar..akan selalu ada hal-hal baru yang kita temukan dan kita kembangkan. 

Semoga passion untuk menulis ini bisa bermanfaat untuk orang lain. "Write because you love to write". Jangan pernah takut salah dengan tulisan yang kita tuangkan, pelajaran terbaik akan muncul dari sana. Biarkan pikiran kita menyuarakan imajinasinya, dan tangan kita menuliskan keindahan yang mengalir dari hati. 

"If you love writing, if you want to write, the rest will fall into place (Matt Cheuvront)"

 



buku

Cuplikan Buku : "Who Moved My Cheese"

20.03

labirin
Sniff dan Scurry adalah dua ekor tikus yang bersahabat. Mereka bangun setiap pagi dan pergi bersama-sama untuk mencari cheese (keju) sebagai bekal makan siang mereka. Sniff punya sifat yang peka, dengan mengendus-endus dia dapat mengetahui dan mencari dimana letak cheese yang menjadi santapan hari-hari mereka. Sedangkan Scurry, ia selalu bergegas, siaga, kadang tergesa-gesa namun cepat. 




Hampir setiap hari, Sniff dan Scurry mengatur strategi bahkan mengubah cara dan strategi mereka untuk mencari dan mendapatkan cheese di labirin-labirin tempat mereka biasa mendapatkan cheese yang lezat. Strategi yang mereka rencanakan untuk menemukan cheese tak pernah rumit dan berbelit-belit, mereka tidak menganalisis begitu dalam dan lama untuk mendapatkan cara bagaimana menemukan cheese di labirin yang berkelok-kelok dan sulit dilalui. Sekali waktu mereka mencoba mengelilingi labirin itu, dan tidak selalu mereka bisa mendapatkan cheese untuk santapan mereka. Sehingga mereka harus berpindah ke labirin tempat yang lainnya dan mulai mencari-cari cheese lagi.
Scurry



Sniff















Mereka sudah saling mengenal kemampuan masing-masing, saat sampai di labirin tempat dimana mereka berusaha mencari cheese, biasanya Sniff langsung mengambil langkah perlahan mengendus-endus…hidungnya sangat peka..ia seolah menjadi penunjuk arah ke tempat dimana cheese berada. Scurry tidak tinggal diam, ia menggunakan kemampuannya yang dapat berlari cepat, siaga dan tak mudah menyerah. Hari itu, saat mencari cheese, mereka menemukan suatu tempat di dalam labirin, yang penuh dengan cheese di kanan kiri dan depan mereka. Sniff dan Scurry merasa senang dan bangga karena mereka bisa menemukan dan mendapatkan cheese yang begitu banyak dan bisa menjadi santapan mereka untuk berhari-hari. 

Seminggu berjalan, cheese yang mereka dapati sudah habis persediaannya. Di saat itu pula, Sniff sedang tak bersemangat dan hanya terbaring di atas tempat tidurnya. Ternyata Sniff sakit, akhirnya Scurry pun pergi sendirian ke labirin untuk mendapatkan cheese sebagai santapan hari itu.  Ia terus bergegas, berlari cepat dan mencari ke setiap jalan berkelok-kelok di labirin kemudian berlari lagi dan berlari lagi mencari-cari. Ternyata ia tak menemukan sedikit pun cheese hari itu, justru Scurry merasa kelelahan dan sulit untuk kembali pulang karena ia telah menghabiskan waktu berlari dan tergesa-gesa mencari cheese kemana-mana. Ia menyadari sulit rasanya mendapatkan cheese tanpa kehadiran Sniff yang peka mengendus-endus dan selalu menjadi ’penunjuk arah’ bagi Scurry untuk berlari mendapati letak cheese berada. Hingga 3 hari lamanya, Sniff sakit dan Scurry tidak juga menemukan cheese untuk santapan mereka. 

Di hari berikutnya, setelah Sniff kembali merasa lebih baik dan siap untuk memulai perjalanannya bersama Scurry, mereka mulai meraih keberhasilan-keberhasilan di setiap labirin berkelok-kelok yang mereka lalui. Mereka mulai mengatur strategi kembali, dalam waktu yang singkat dan tidak rumit mereka mulai bergerak dan berhasil menemukan cheese yang jumlahnya lebih besar dari sebelumnya. Bahkan mereka tidak pernah kekurangan cheese dalam waktu lama karena mereka menemukan ruangan besar di tengah labirin yang penuh terisi cheese yang lezat.

Cerita ini merupakan suatu ilustrasi atau mungkin dapat dikatakan analogi dari kehidupan pekerjaan di hari-hari kita. Kita harus menyadari bahwa team work itu penting. Kita harus memahami dan mengenali kemampuan/ potensi rekan kita bahkan potensi diri kita sendiri. Terkadang strategi yang kita rancang untuk memperoleh apa yang kita harapkan dan inginkan pun tak perlu terlalu dalam dan berbelit-belit. Kita hanya perlu memulainya dan mengerjakannya seperti Sniff yang peka dan Scurry yang lincah dan cepat. Kita tak akan pernah tahu bila mungkin kita terlambat mendapatkan cheese (sesuatu yang kita inginkan atau menjadi tujuan dan target kita), hanya karena kita begitu lama duduk dalam suatu masalah dan terus berpikir untuk menemukan caranya. Kita perlu memulai dan mengerjakan, sebab ide dan rencana-rencana mungkin akan muncul bersamaan dengan saat kita mulai menjalani dan mengerjakannya. 


Bekerja secara team work  menunjukkkan bahwa kita individu-individu yang saling membutuhkan. Tanpa Sniff yang peka, akan sulit bagi Scurry untuk mulai beraksi mencari apa yang mereka impikan/ inginkan.
Satu hal, mereka sama-sama punya tujuan yang jelas yaitu mendapatkan cheese (yang menggambarkan tujuan/ keberhasilan/ harapan mereka). Itu juga yang harus menjadi bagian dalam kehidupan kerja kita yaitu memiliki tujuan yang jelas dan visi yang sama.
Dengan tujuan dan visi yang sejalan, saya-Anda dan rekan-rekan lainnya dalam dunia kerja dapat saling melengkapi untuk meraih keberhasilan-keberhasilan yang diharapkan.



*Ini adalah cuplikan buku " Who Moved My Cheese" (author : Spencer Johnson), yang saya narasikan kembali secara singkat dengan bahasa sendiri.

focus

Focus and Connection

19.48

Di saat weekend yang santai, menikmati waktu untuk duduk dan merenung, satu hal yang seringkali “hinggap” dalam benak saya adalah mimpi dan cita-cita yang rasanya entah sudah berapa kali saya tuliskan dan saya gambarkan dalam “kotak impian” saya. Hampir sering saya merancang kumpulan bayangan dan proyeksi saya akan cita-cita itu. Kadang rasanya seperti puzzle yang masih terpisah-pisah dan belum tersambungkan. 

Ketika saya membuka catatan akan kumpulan cita-cita itu, ternyata beberapa diantaranya telah terwujud. Itu tentu bukan karena rancangan yang pernah saya tulis, saya gambar atau saya tuangkan di dalam “kotak impian”. Tapi karena mimpi-mimpi itu Tuhan izinkan untuk menjadi kenyataan. Hanya karena Anugerah-Nya. 

Manusia tentu tidak akan pernah berhenti bermimpi atau berharap. Satu impian terwujud, lahir impian-impian lainnya.  Mimpi dan cita-cita kita di waktu kecil adalah sesuatu yang berharga, kadang masih tersimpan hingga kita besar dan tumbuh dewasa.
Apa yang ingin saya bagikan dari tulisan ini? Apa hubungannya dengan Focus and Connection?

Saat tumbuh dewasa, kita semakin memiliki berbagai tanggung jawab dan peran. Terkadang kita tenggelam dalam rutinitas pekerjaan dan lupa akan mimpi/ cita-cita yang “hadir” dan masih “tinggal” di benak kita. Diantara kita tentu pernah berpikir apa dan dimana passion saya, apa yang dapat saya kembangkan dari dalam diri ini. Jawabannya mungkin ada dalam diri kita sendiri, ada dalam mimpi/ cita-cita yang “hadir” dan “tinggal” itu. Namun seringkali mimpi itu terkubur karena kesibukan dan rutinitas yang kita bangun. 

Focus. Sepertinya ini kata kunci yang harus selalu saya ingatkan pada diri saya sendiri. Fokus dengan talenta dan keterampilan yang saya miliki. Fokus dengan plan yang pernah dirancang, meskipun pada realitanya tidak semua akan berjalan sesuai rencana tersebut. Tetap fokus!

Connection. Apa yang kita kerjakan hari ke hari tentulah rangkaian yang berkesinambungan dan berhubungan satu sama lain, apakah kita sadari atau tidak. Satu demi satu puzzle-puzzle saling berhubungan. Kata kunci berikutnya yang saya pelajari adalah membangun connection dari mimpi/ cita-cita yang pernah dibangun dengan apa yang kita kerjakan saat ini dan harapan di akan datang.



#Find what you want out of life,  find what you are willing to leave behind in order to get it and then connect that purpose every single day with what you do and you just may actually catch a glimpse of the magic that owning a small business can bring (Randy Beckett) #
 


Newer
Stories
Older
Stories

Singer-Songwriter


Indonesian singer-songwriter, Public relations, Musicpreneur.
Debut Album "Bountiful Eyes" (Itunes, Spotify, Physical CD).
-- pennyhutabarat.official@gmail.com
http://pennyhutabarat.com
--


Blog ini berbagi tentang music, life & muses, work, travel dan books.
"Whatever your Dream is, Make It Happen!"

Top Article

Waktu = Nilai Hidup, Kesempatan dan Catatan Perjalanan

W aktu adalah tentang nilai hidup.  Tentu kita mengetahui betapa pentingnya waktu, namun seringkali kita mengabaikan dan melupakannya. Ada...

Blog Archive

  • ►  2021 (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (14)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (37)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2014 (22)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2013 (27)
    • ►  Desember (10)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ▼  April (8)
      • Bekerja Keras, Bersenang-senang & Membuat Sejarah
      • Tumbuh Besar dengan Cepat
      • Temukan Passion dan Lihat Peluang
      • Cuplikan buku : "Belajar dari Jeff Bezos (Amazon.c...
      • Waiting Outside the Lines
      • Passion to Write
      • Cuplikan Buku : "Who Moved My Cheese"
      • Focus and Connection
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2010 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (18)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (7)

trazy

trazy.com

Labels

  • Vocademia UI
  • bountiful eyes
  • buku
  • dreams
  • festival menyanyi
  • focus
  • impian
  • independent musician
  • kolaborasi
  • make it happen
  • menulis
  • mini album
  • musik
  • passion
  • perjalanan
  • seoul
  • simplicity

Instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top