• Home
  • Music
  • Work & Values
  • MarComm & Branding
  • Travel
  • Books

Blog Penny Hutabarat

books review

#ReviewBuku : Focus!

01.29


Buku ini sederhana tapi mengena! 
Leo Babauta (author) meng-highlight konsep tentang : FOCUS, SMALLER THING, LESS,  SIMPLICITY….  dengan cara bertutur, ide dan tips sederhananya yang memang dekat dengan keseharian kita, namun sering kita abaikan.

=====




#The Age of Distraction

Setiap hari kita berhadapan dengan berbagai distraction (kebingungan, gangguan) . Saat bekerja misalnya, telepon yang nyaris sering berdering, notifikasi email di komputer kerja, surfing the web,  lalu keinginan untuk membuka social networks seperti Facebook, Twitter, blog, forum . Bahkan sejumlah orang become addicted to being connected and distracted. Pernah dengar teman yang mengatakan “rasanya ada yang kurang kalau belum buka Facebook atau update Twitter sehari aj”.

Kita hidup di dunia yang penuh keingintahuan “curious times”, yang kita sebut Age of Information . Tapi ini juga bisa berarti Age of Distraction. Bahkan keinginan untuk terkoneksi dengan social media , memperoleh informasi setiap waktu, menghadapi distraction yang konstan sudah makin menjadi lifestyle. 


# The Importance of Finding Focus

Leo Babauta membagi gagasannya untuk kita menemukan kunci menghadapi distraction yang begitu menyibukkan kita dan membuat seringkali kita menjadi tidak produktif karena mengerjakan banyak hal. Kuncinya adalah : FOCUS.  Dengan fokus, kita dapat lebih slow down ; peace of mind. Sekaligus mengarahkan kita untuk fokus pada hal-hal yang essensial, the things that matter most.

Apalagi bila kamu adalah tipe orang yang senang creates sesuatu, maka tentulah Fokus menjadi sangat penting. Apakah sebegitu pentingnya untuk menerapkan kebiasaan/ habit untuk FOCUS dan SIMPLICITY?  Ya, kita tentu memerlukan waktu tenang untuk merefleksi, merenung dan melahirkan ide-ide kreatif. 
We need the rest, we need to de-stress, and we need to recharge our mental batteries.


#The Beauty of Disconnection

There are the moments when disconnection shows its glorious face.

Bukanlah teknologi yang harus kita hindari atau takuti tapi perlunya kemampuan dalam me-manage diri terhadap distraction yang membuat kita ingin selalu terkoneksi dan terbombardir oleh informasi. Masing-masing kita perlu waktu untuk create sesuatu yang bermanfaat ataupun berkoneksi dengan orang secara langsung (real people).
Disconnection adalah solusinya. Sangat sulit bagi banyak orang, karena connection terhadap internet cenderung addictive. 


#The Value of Distraction

Distraction di satu sisi adalah musuh dari fokus. Tapi di sisi lain, distraction juga penting untuk beberapa alasan. Misalnya pikiran kita butuh istirahat dan relax dari aktivitas fokus tsb, dan distraction bisa membawa fun, bisa juga memberi inspirasi (cth. Membaca beberapa tulisan yang lucu dan memotivasi).

Distraction can lead to better focus, once we go back to focusing.
Sehingga yang dibutuhkan adalah : BALANCE (conscious, purposeful balance).

#Finding Simplicity

When it comes to finding focus, simplifying is a great place to start.

Kuncinya adalah : “find what matters most to you! “. Kita harus belajar untuk mengatakan ‘tidak’ untuk beberapa request dari orang lain. Berkata “tidak” juga berarti kamu menghargai waktu dan dirimu sendiri.

Kita harus belajar “to do less”. Sulit bagi banyak orang karena kita terbiasa dengan pemikiran bahwa semakin banyak yang dilakukan, semakin produktif. Dan seringkali orang berpikir bahwa bila terlihat sibuk, orang akan menduga bahwa kita produktif dan penting. Ahh…itu semua tak selamanya benar, right?! Being busy, doesn’t mean anything, other than we’re stressed out.

Doing important work is what true productivity is all about, and it doesn’t necessarily mean we’re ridiculously busy. 

Focus on fewer but higher-impact tasks.
"A Simpler life probably means fewer possessions".
 "A Simpler life means less distractions, less busy-ness, less clutter and more space for what matters  most to you".



buku

Cuplikan Buku : FOCUS “ A Simplicity Manifesto in the Age of Distraction”

02.37

Buku ini sederhana tapi mengena! Leo Babauta (author) meng-highlight konsep tentang : FOCUS, SMALLER THING, LESS,  SIMPLICITY….  dengan cara bertutur, ide dan tips sederhananya yang memang dekat dengan keseharian kita, namun sering kita abaikan.
=====

#The Age of Distraction
Setiap hari kita berhadapan dengan berbagai distraction (kebingungan, gangguan) . Saat bekerja misalnya, telepon yang nyaris sering berdering, notifikasi email di komputer kerja, surfing the web,  lalu keinginan untuk membuka social networks seperti Facebook, Twitter, blog, forum . Bahkan sejumlah orang become addicted to being connected and distracted. Pernah dengar teman yang mengatakan “rasanya ada yang kurang kalau belum buka Facebook atau update Twitter sehari ajj”.
Kita hidup di dunia yang penuh keingintahuan “Curious times”, yang kita sebut Age of Information . Tapi ini juga bisa berarti Age of Distraction. Bahkan keinginan untuk terkoneksi dengan social media , memperoleh informasi setiap waktu, menghadapi distraction yang konstan sudah makin menjadi lifestyle. 

# The Importance of Finding Focus
Leo Babauta membagi gagasannya untuk kita menemukan kunci menghadapi distraction yang begitu menyibukkan kita dan membuat seringkali kita menjadi tidak produktif karena mengerjakan banyak hal. Kuncinya adalah : FOCUS.  Dengan fokus, kita dapat lebih slow down ; peace of mind. Sekaligus mengarahkan kita untuk fokus pada hal-hal yang essensial, the things that matter most.
Apalagi bila kamu adalah tipe orang yang senang creates sesuatu, maka tentulah Fokus menjadi sangat penting. Apakah sebegitu pentingnya untuk menerapkan kebiasaan/ habit untuk FOCUS dan SIMPLICITY?  Ya, kita tentu memerlukan waktu tenang untuk merefleksi, merenung dan melahirkan ide-ide kreatif. We need the rest, we need to de-stress, and we need to recharge our mental batteries.

#The Beauty of Disconnection
There are the moments when disconnection shows its glorious face.
Bukanlah teknologi yang harus kita hindari atau takuti tapi perlunya kemampuan dalam me-manage diri terhadap distraction yang membuat kita ingin selalu terkoneksi dan terbombardir oleh informasi. Masing-masing kita perlu waktu untuk create sesuatu yang bermanfaat ataupun berkoneksi dengan orang secara langsung (real people).
Disconnection adalah solusinya. Sangat sulit bagi banyak orang, karena connection terhadap internet cenderung addictive. 

#The Value of Distraction
Distraction di satu sisi adalah musuh dari fokus. Tapi di sisi lain, distraction juga penting untuk beberapa alasan. Misalnya pikiran kita butuh istirahat dan relax dari aktivitas fokus tsb, dan distraction bisa membawa fun, bisa juga memberi inspirasi (cth. Membaca beberapa tulisan yang lucu dan memotivasi).
Distraction can lead to better focus, once we go back to focusing.
Sehingga yang dibutuhkan adalah : BALANCE (conscious, purposeful balance).

#Finding Simplicity
When it comes to finding focus, simplifying is a great place to start.
Kuncinya adalah : “find what matters most to you! “. Kita harus belajar untuk mengatakan ‘tidak’ untuk beberapa request dari orang lain. Berkata “tidak” juga berarti kamu menghargai waktu dan dirimu sendiri.
Kita harus belajar “to do less”. Sulit bagi banyak orang karena kita terbiasa dengan pemikiran bahwa semakin banyak yang dilakukan, semakin produktif. Dan seringkali orang berpikir bahwa bila terlihat sibuk, orang akan menduga bahwa kita produktif dan penting. Ahh…itu semua tak selamanya benar, right?! Being busy, doesn’t mean anything, other than we’re stressed out.
Doing important work is what true productivity is all about, and it doesn’t necessarily mean we’re ridiculously busy. Focus on fewer but higher-impact tasks.
"A Simpler life probably means fewer possessions".
 "A Simpler life means less distractions, less busy-ness, less clutter and more space for what matters  most to you".


focus

Focus and Connection

19.48

Di saat weekend yang santai, menikmati waktu untuk duduk dan merenung, satu hal yang seringkali “hinggap” dalam benak saya adalah mimpi dan cita-cita yang rasanya entah sudah berapa kali saya tuliskan dan saya gambarkan dalam “kotak impian” saya. Hampir sering saya merancang kumpulan bayangan dan proyeksi saya akan cita-cita itu. Kadang rasanya seperti puzzle yang masih terpisah-pisah dan belum tersambungkan. 

Ketika saya membuka catatan akan kumpulan cita-cita itu, ternyata beberapa diantaranya telah terwujud. Itu tentu bukan karena rancangan yang pernah saya tulis, saya gambar atau saya tuangkan di dalam “kotak impian”. Tapi karena mimpi-mimpi itu Tuhan izinkan untuk menjadi kenyataan. Hanya karena Anugerah-Nya. 

Manusia tentu tidak akan pernah berhenti bermimpi atau berharap. Satu impian terwujud, lahir impian-impian lainnya.  Mimpi dan cita-cita kita di waktu kecil adalah sesuatu yang berharga, kadang masih tersimpan hingga kita besar dan tumbuh dewasa.
Apa yang ingin saya bagikan dari tulisan ini? Apa hubungannya dengan Focus and Connection?

Saat tumbuh dewasa, kita semakin memiliki berbagai tanggung jawab dan peran. Terkadang kita tenggelam dalam rutinitas pekerjaan dan lupa akan mimpi/ cita-cita yang “hadir” dan masih “tinggal” di benak kita. Diantara kita tentu pernah berpikir apa dan dimana passion saya, apa yang dapat saya kembangkan dari dalam diri ini. Jawabannya mungkin ada dalam diri kita sendiri, ada dalam mimpi/ cita-cita yang “hadir” dan “tinggal” itu. Namun seringkali mimpi itu terkubur karena kesibukan dan rutinitas yang kita bangun. 

Focus. Sepertinya ini kata kunci yang harus selalu saya ingatkan pada diri saya sendiri. Fokus dengan talenta dan keterampilan yang saya miliki. Fokus dengan plan yang pernah dirancang, meskipun pada realitanya tidak semua akan berjalan sesuai rencana tersebut. Tetap fokus!

Connection. Apa yang kita kerjakan hari ke hari tentulah rangkaian yang berkesinambungan dan berhubungan satu sama lain, apakah kita sadari atau tidak. Satu demi satu puzzle-puzzle saling berhubungan. Kata kunci berikutnya yang saya pelajari adalah membangun connection dari mimpi/ cita-cita yang pernah dibangun dengan apa yang kita kerjakan saat ini dan harapan di akan datang.



#Find what you want out of life,  find what you are willing to leave behind in order to get it and then connect that purpose every single day with what you do and you just may actually catch a glimpse of the magic that owning a small business can bring (Randy Beckett) #
 


focus

Let's Start NOW! Focus!

21.07

Di tengah dunia yang makin hectic, penuh dengan berbagai tawaran menggiurkan yang membuat kita konsumtif dan pilihan yang membuat banyak orang 'galau'...mungkinkah kita mampu untuk fokus? Fokus dengan passion, impian, cita-cita atau tujuan kita.

Saya yakin mimpi atau impian tidak datang tiba-tiba, tidak datang tanpa alasan. Ada sesuatu yang memotivasi dan mendorong kita untuk melakukannya. Ada teman, keluarga, saudara dan orang-orang yang kita temui..yang menginspirasi kita untuk melakukannya bahkan mengingatkan kita untuk melanjutkan suatu impian yang mungkin sempat terlupakan.

Begitupula Tuhan menghadirkan kita di dunia ini untuk suatu tujuan..bukan tanpa alasan. Ia menetapkan langkah kita dan menempatkan impian, passion dalam diri kita. Maukah kita melakukannya dan fokus untuk meraihnya?

Dalam suatu sharing, saya diingatkan bahwa kita perlu belajar dari usaha seorang atlet. Untuk mencapai tujuan garis finish, seorang atlet harus fokus pada tujuan yang akan dicapainya. Usaha itu pun dilakukan dengan persiapan yang bermodalkan disiplin yang kuat dan persisten dalam meraihnya. Mungkin seorang artis masih bisa diinterupsi dengan kehadiran wartawan, paparazzi misalnya. Tapi bagi seorang atlet - yang sedang berkompetisi misalnya, sebut saja pelari, ia tidak akan mau hal tersebut 'mengganggu' fokusnya. Pelari akan memulai dengan sepenuh kekuatannya dan menatap ke depan, fokus pada apa yang ada di hadapannya.

Apabila kita menilik ke diri kita, ada sesuatu yang dapat kita pelajari bersama ya. 
Untuk menjadi pemenang dan meraih impian, kita perlu tetapkan dan merancang tujuan (goals). Lalu fokus pada tujuan tersebut. Tidak terganggu oleh gangguan atau godaan yang menghambat dan membuat kita terlena. Fokus pada kekuatan/ talenta yang Tuhan berikan dan bukan berfokus pada kelemahan kita. Menjalani dengan disiplin...disiplin tak hanya bagi talenta kita, tapi juga disiplin dalam mengendalikan keuangan, disiplin makan dan disiplin menjaga kesehatan diri. Satu hal lagi yaitu persistensi, tanpa ketekunan-kegigihan-pantang menyerah sulit bagi kita untuk mencapai tujuan.

Sharing tersebut menginspirasi saya dan memotivasi saya untuk bisa belajar memulainya :). Hehe..memang tak mudah untuk dijalankan ya...begitupula terkadang untuk saya pribadi. Tulisan ini semoga menginspirasi dan mengingatkan kita bersama.


#You don't need to be GREAT to START, but You need to START to be GREAT#
Let's start NOW! Focus!



focus

Learn To Do Less In Life....

20.46

Kata-kata ini agak menggelitik.......karena sejak kapan ada orang yang mengajarkan untuk belajar berbuat sedikit atau mengingatkan agar ”Do Less”?. 

Tentu yang sering kita dengar..”Do the best” dan itu berarti perlu berbuat banyak agar hasilnya adalah yang terbaik.

Tapi kalimat ”Learn To Do Less In Life” ini ada dalam lajur yang benar bila dilengkapi menjadi : Learn to do less in life by focussing on what matter most.

Yup..., bagi saya ini adalah pilihan kalimat yang tepat. Sebagai manusia, seringkali kita melakukan banyak hal hingga lupa akan hal-hal terpenting dan terutama yang seharusnya kita lakukan dalam hari-hari kita. 

Bila kita menempatkan sekian banyak rencana dan harapan dalam skala 1 (teratas) keinginan kita, pastilah kita akan kewalahan bahkan mungkin pasti merasa kecewa karena sejumlah keinginan dan pekerjaan itu tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. 

Dan ”prioritas” adalah kata kunci nya. Learn to do less in life by focussing on what matter most. Agar apa yang kita perbuat dan kerjakan juga dapat menjadi bermakna bagi orang di sekeliling. Dan akan lebih baik untuk kita berfokus dalam prioritas dibandingkan menjadi sibuk dengan berbagai banyak lalu kehilangan fokus. 

Sebagai ilustrasi, bila kita menggenggam batu-batu kerikil di kedua tangan ini. 
Tak kan mampu kedua tangan dan jemari kita menggenggam begitu banyak batu kerikil. Bila begitu banyaknya yang ingin kita genggam, kemungkinan yang akan terjadi adalah sebagian akan jatuh atau mungkin melukai jari-jemari. 

Kita perlu simpan atau lepaskan beberapa batu kerikil itu dan menggenggam sejumlah batu yang mampu dan sanggup untuk digenggam tangan kita. Dengan batu-batu kerikil yang jumlahnya cukup untuk digenggam dan mampu dibawa, kita akan merasa lebih ringan dan tak terbeban. 


Begitupula halnya dengan tugas, pekerjaan, keinginan yang ingin kita ”bawa” dan realisasikan. Perlu fokus dan prioritas agar tidak membebani kita. ~ PH





Older
Stories

Singer-Songwriter


Indonesian singer-songwriter, Public relations, Musicpreneur.
Debut Album "Bountiful Eyes" (Itunes, Spotify, Physical CD).
-- pennyhutabarat.official@gmail.com
http://pennyhutabarat.com
--


Blog ini berbagi tentang music, life & muses, work, travel dan books.
"Whatever your Dream is, Make It Happen!"

Top Article

Waktu = Nilai Hidup, Kesempatan dan Catatan Perjalanan

W aktu adalah tentang nilai hidup.  Tentu kita mengetahui betapa pentingnya waktu, namun seringkali kita mengabaikan dan melupakannya. Ada...

Blog Archive

  • ▼  2021 (4)
    • ▼  Oktober (1)
      • The Go Giver
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (14)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (37)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2014 (22)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (27)
    • ►  Desember (10)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2010 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (18)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (7)

trazy

trazy.com

Labels

  • Vocademia UI
  • bountiful eyes
  • buku
  • dreams
  • festival menyanyi
  • focus
  • impian
  • independent musician
  • kolaborasi
  • make it happen
  • menulis
  • mini album
  • musik
  • passion
  • perjalanan
  • seoul
  • simplicity

Instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top