Cuplikan Buku : FOCUS “ A Simplicity Manifesto in the Age of Distraction”
02.37
Buku ini sederhana tapi mengena! Leo
Babauta (author) meng-highlight konsep tentang : FOCUS,
SMALLER
THING, LESS, SIMPLICITY….
dengan cara
bertutur, ide dan tips sederhananya yang memang dekat dengan keseharian kita,
namun sering kita abaikan.
=====
#The Age of Distraction
Setiap hari kita berhadapan
dengan berbagai distraction (kebingungan,
gangguan) . Saat bekerja misalnya, telepon yang nyaris sering berdering,
notifikasi email di komputer kerja, surfing
the web, lalu keinginan untuk
membuka social networks seperti Facebook, Twitter, blog, forum . Bahkan
sejumlah orang become addicted to being
connected and distracted. Pernah dengar teman yang mengatakan “rasanya ada
yang kurang kalau belum buka Facebook atau update Twitter sehari ajj”.
Kita hidup di dunia yang penuh
keingintahuan “Curious times”, yang kita sebut Age of Information . Tapi ini juga bisa berarti Age of Distraction. Bahkan keinginan
untuk terkoneksi dengan social media , memperoleh
informasi setiap waktu, menghadapi distraction
yang konstan sudah makin menjadi lifestyle.
# The Importance of Finding Focus
Leo Babauta membagi gagasannya
untuk kita menemukan kunci menghadapi distraction
yang begitu menyibukkan kita dan membuat seringkali kita menjadi tidak
produktif karena mengerjakan banyak hal. Kuncinya adalah : FOCUS. Dengan fokus, kita dapat lebih slow down ; peace of mind. Sekaligus
mengarahkan kita untuk fokus pada hal-hal yang essensial, the things that matter most.
Apalagi bila kamu adalah tipe
orang yang senang creates sesuatu,
maka tentulah Fokus menjadi sangat penting. Apakah sebegitu pentingnya untuk
menerapkan kebiasaan/ habit untuk FOCUS dan SIMPLICITY? Ya, kita tentu memerlukan waktu tenang untuk
merefleksi, merenung dan melahirkan ide-ide kreatif. We need the rest, we need to de-stress, and we need to recharge our
mental batteries.
#The Beauty of Disconnection
There are the moments
when disconnection shows its glorious face.
Bukanlah teknologi yang harus kita hindari atau takuti
tapi perlunya kemampuan dalam me-manage diri terhadap distraction yang membuat kita ingin selalu terkoneksi dan
terbombardir oleh informasi. Masing-masing kita perlu waktu untuk create sesuatu yang bermanfaat ataupun
berkoneksi dengan orang secara langsung (real
people).
Disconnection adalah solusinya. Sangat sulit bagi
banyak orang, karena connection
terhadap internet cenderung addictive.
#The Value of Distraction
Distraction di satu sisi adalah musuh dari fokus. Tapi di
sisi lain, distraction juga penting
untuk beberapa alasan. Misalnya pikiran kita butuh istirahat dan relax dari aktivitas
fokus tsb, dan distraction bisa
membawa fun, bisa juga memberi
inspirasi (cth. Membaca beberapa tulisan yang lucu dan memotivasi).
Distraction can lead to
better focus, once we go back to focusing.
Sehingga yang dibutuhkan adalah : BALANCE (conscious, purposeful balance).
#Finding Simplicity
When it comes to finding
focus, simplifying is a great place to start.
Kuncinya adalah : “find
what matters most to you! “. Kita harus belajar untuk mengatakan ‘tidak’
untuk beberapa request dari orang
lain. Berkata “tidak” juga berarti kamu menghargai waktu dan dirimu sendiri.
Kita harus belajar “to do less”. Sulit bagi banyak orang
karena kita terbiasa dengan pemikiran bahwa semakin banyak yang dilakukan,
semakin produktif. Dan seringkali orang berpikir bahwa bila terlihat sibuk,
orang akan menduga bahwa kita produktif dan penting. Ahh…itu semua tak
selamanya benar, right?! Being busy,
doesn’t mean anything, other than we’re stressed out.
Doing important work is
what true productivity is all about, and it doesn’t necessarily mean we’re
ridiculously busy. Focus on fewer but higher-impact tasks.
"A Simpler life
probably means fewer possessions".
"A Simpler life means less distractions,
less busy-ness, less clutter and more space for what matters most to you".
0 komentar