• Home
  • Music
  • Work & Values
  • MarComm & Branding
  • Travel
  • Books

Blog Penny Hutabarat

books review

#ReviewBuku : Peaks and Valleys

06.29
Peaks & Valleys...Membaca judul ini, apa yang terbersit di pikiran kamu?:) Ya, sudah pasti artinya puncak dan lembah. Tentang apa? Saya mencoba untuk membagi intisari yang saya dapatkan dari buku ini ya. 

Buku yang bersifat parabel ini ditulis oleh Spencer Johnson, ia dikenal dengan keahliannya menuangkan persoalan atau kisah yang rumit ke dalam cerita sederhana yang dapat kita terjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah selesai membaca buku ini, saya bisa rangkum bahwa Peaks & Valleys bercerita tentang kearifan seseorang dalam menjadikan masa susah (lembah) dan masa senang (puncak) menjadi bermanfaat bagi kita, apakah itu dalam pekerjaan ataupun kehidupan. 

Yang membuat buku ini menarik adalah cerita dan tokoh yang dituangkan penulis. Tak sekedar memberikan kata-kata berharga tapi mengemasnya dalam cerita yang dapat kita ingat dan bagikan. 

Cerita Puncak dan Lembah(Peaks & Valleys) ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan kehidupan pekerjaan yang dijalani setiap orang. Ada masa-masa resah dan sulit, dan ada masa-masa senang juga waktu untuk merayakan kesenangan itu. Dalam cerita ini, seorang pemuda menghadapi kesulitan dan rasa tidak bahagia hidup di “lembah”( red :masa-masa sulit) dan ia mencoba untuk menemukan jawabannya. Ia melihat bahwa berada di “puncak” (red :masa-masa senang) lebih membahagiakan. Di saat itu, ia bertemu dengan seseorang yang membagikan pelajaran berharga untuknya. Tapi dengan satu janji, pelajaran itu hanya akan diberikan padanya bila ia bersedia membagikannya kelak pada orang lain juga. 

Pelajaran yang dibagikan itu adalah pelajaran tentang kehidupan. Mengikuti cerita dalam buku ini, kita akan mendapatkan insight dari berbagai peristiwa yang dipaparkan. Tapi saya hanya akan menuliskan cuplikan, yakni catatan saya tentang intisari dari buku ini dan nilai-nilai positif yang bisa kita dapatkan dan lakukan   :


#Masa di puncak dan masa di lembah adalah hal yang wajar yang sering kita rasakan. 
Setiap orang memiliki Puncak dan Lembahnya sendiri karena pengalaman tiap orang tidak pernah sama persis, meski situasinya sama. Tapi bukan sekedar itu, Puncak dan Lembah juga adalah tentang bagaimana perasaan kita di dalam dan bagaimana menanggapi kejadian-kejadian di luar diri kita. Seperti detak jantung yang sehat, yang bentuknya naik turun sebagaimana Puncak dan Lembah, ini menggambarkan bagian penting dari hidup yang normal dan sehat.  

Contoh sederhana: seorang pemuda sedang mendaki gunung dan berupaya sampai di puncak sebelum matahari terbenam, sehingga ia dapat melihat pemandangan matahari terbenam tepat waktunya ketika ia sudah di atas/mencapai puncak. Tapi lalu ia terlambat tiba di puncak, ia merasa kesal marah dan merasa ketinggalan. Bagaimana menurut perasaanmu bila sesampainya di puncak gunung, pemuda itu langsung mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi dan meneriakkan berhasil, lalu merayakan pendakiannya yang sudah sampai di puncak. Tentu lebih menyenangkan bukan?

Ya, dalam kehidupan, kita seringkali berfokus pada soal ketinggalan untuk mencapai sesuatu, sehingga kita luput untuk merasakan dan menikmati keindahan yang ada di saat itu. Kita sendiri yang mengubah Puncak perasaan menjadi sebuah Lembah. Sebut saja kita sudah berhasil mendaki hingga sampai ke tempat yang kita impi-impikan bertahun-tahun, tapi saat sudah tiba...kita malah merasa saya gagal. 


Bayangkan, bagaimana seseorang yang meraih medali perak atas kinerjanya yang luar biasa bisa merasa tidak bahagia? Ya, dengan cara membandingkannya dengan yang memenangkan medali emas. 


Jadi bila kita ingin mengurangi jumlah Lembah, hindari membandingkan. Nikmati keindahan yang disuguhkan saat itu, maka kita akan lebih merasa sedang berada di Puncak.

#Apa yang diyakini dan dilakukan seseorang memang memberikan pengaruh. Itulah sebabnya orang dengan keyakinan yang lebih baik, mendapatkan pencapaian atau pekerjaan yang lebih baik. Untuk itu kita harus memilih dan melihat segala sesuatu dengan cara berbeda, yaitu : Mengubah Lembah kita menjadi Puncak dengan menemukan dan menggunakan Hal-Hal Positif yang tersembunyi di masa susah itu.

#Mengelola masa senang dan masa sulitmu : Jadikanlah kenyataan sebagai temanmu, entah saat berada di atas, di Puncak atau di bawah, di Lembah. Tanyakan pada dirimu apa kenyataan sebenarnya dalam situasi tersebut? 
Lalu untuk keluar lebih cepat dari Lembah: Temukan dan gunakan sisi positif/ sisi baik yang tersembunyi di dalam masa sulit. Keluarlah dari dirimu : Berikan lebih banyak daripada yang semestinya dalam pekerjaan dan jadilah orang yang lebih peduli dan penuh kasih dalam kehidupan.  

#Bertahan lebih lama di Puncak (masa senang dan kejayaan) :Hargai masa senangmu dengan kearifan. 
Bersikap rendah hati dan penuh syukur. Lakukan lebih banyak hal yang telah membawamu ke Puncak. Lakukan lebih banyak bagi orang lain. Cadangkan Sumber daya untuk menghadapi Lembahmu yang akan datang. 

#Untuk mencapai Puncakmu berikutnya : Ikuti Visi Indrawi mu, yaitu bayangan yang spesifik tentang masa depanmu, hingga tergerak untuk melakukan sesuatu yang akan membawamu kesana. 


Lalu, saat berhasil mencapai puncak-puncak berikutnya, bantulah orang lain dan berbagilah dengan orang lain agar masa senang dan susah juga dapat bermanfaat bagi mereka.


(PH)
books review

#ReviewBuku : `The 20 Things You Must Know About Music Online`

22.43

Buku ini menggali tentang new music strategies untuk membantu small-medium music business dan para independent artis dalam menggunakan online teknologi.

Kita selalu mendengar bahwa music business has changed. Ini tidak sepenuhnya benar, pada faktanya adalah it`s changing ~ ini dua hal yang berbeda. Menghadapi perubahan tsb adalah salah satu tantangan terbesar bagi independent music business. Cara terbaik adalah dengan betul-betul memahami apa yang terjadi dan mempelajari perubahan yang muncul di sekeliling kita, sehingga kita dapat beradaptasi dan meresponnya dengan tepat.

Andrew Dubber, penulis buku ini, membagikan beberapa langkah dan catatan penting untuk dapat mengimplementasikan new music strategies. Tak perlu memaksakan diri menjadi computer-whiz, yang penting kita pahami basic principles-nya dan belajar melakukannya step by step.

Untuk membaca selengkapnya, kamu bisa download e-book nya yang tersedia di : http://newmusicstrategies.com/wp-content/uploads/2008/06/nms.pdf

Beberapa list dan point penting yang coba saya rangkum :

# Don`t Believe The HYPE
Hype adalah upaya mempromosikan atau mempubliikasikan (produk atau ide) secara intensif dan berlebihan. Don`t believe the hype! What sells a band/ singer is a Great Story! (Genuinely Great), Bila kita ingin membuat kemajuan dalam music business di suatu hari nanti, kita tidak bisa mengandalkan kisah sukses yang spektakuler dari Myspace (misalnya) dan kita juga tidak bisa terus khawatir atau takut dengan `lost sales` dari produk kita karena banyaknya free download saat ini.
Lebih baik kita melihat teknologi terkini sebagai tools untuk membantu kita beradaptasi dengan perubahan pada music industri. Dan tetap, jangan percaya Hype! Genuine Story jauh lebih baik dan long-lasting.

# Hear/Like/Buy
Musik adalah sesuatu yang unik ketika masuk ke dalam konsumsi media. Seperti buku dan film, umumnya konsumen akan membeli buku atau tiket nonton baru mengkonsumsinya. Meski sebenarnya konsumen belum tau betul apakah buku dan film itu menarik baginya. Tapi musik, bila dilihat dari music buying experience, sangat berbeda --> Cara paling tepat untuk mempromosikan musik adalah untuk membiarkan orang mendengarkannya lebih dulu. Bahkan kalau perlu berulang kali mendengarkannya. Setelah itu, bila kita sebagai musisi/ produsen cukup beruntung, barulah orang-orang yang mendengarkan musik tsb ingin tau lebih dekat, mencintai musik/ karya kita dan sooner or later mereka akan memiliki dan membeli karya musik atau album tsb.

Dua hal penting dalam music marketing yaitu bahwa music adalah tentang Familiarity dan Uniqueness.

Konsumsi musik, tidak hanya berkaitan dengan buying atau listening, Tetapi juga collecting, organising, dan making sense of the music in relation to a personal canon. So, let people hear your music repeatedly, grow to love your music, and make ur music become their collection.

# Opinion Leaders Rule

Promosi terbaik untuk karya musik kita adalah melalui trusted recommendation. Bayangkan juga metode yang dilakukan Amazon.com dengan model `people who bought this also bought that`.

# Customise
Kita tidak bisa mengikuti formula yang sama dengan musisi lainnya. Diferensiasikan dirimu dengan cara yang positive. Misalnya website seorang musisi >> tujuan website adalah untuk merefleksikan diri dan cara bagaimana kita ingin mengkomunikasikan karya tsb. Dan ini pasti berbeda untuk setiap orang, `think carefully`. itu sebabnya harus ada pembeda, tak bisa berjalan dengan formula yang sama.

# The Long Tail
Apa itu `The Long Tail`? ada 3 prinsip long tail :
- semakin banyak item/ product yang kamu sediakan, semakin orang-orang akan meng-eksplore `the non-hits`. (mereka akan bosan mencari yang hits dan mulai mencari yang non-hits misalnya karya-karya musisi independen yang unik & kreatif).
- semakin banyak item/ produk yang kamu sediakan, semakin banyak orang akan mengkonsumsi beragam atau berbagai jenis produk.
- semakin kita membuat suatu produk mudah untuk dicari dan didapatkan, semakin besar benefit yang akan didapatkan pada bisnis tsb.

Fakta penting tentang prinsip `The Long Tail` ini yaitu :
SUM Total dari economic value `Tail` (sesuatu yg non-hits) saat ini jauh semakin besar daripada SUM Total dari economic value `Head` (sesuatu yang hits).

# Web 2.0, Connect, Fewer Clicks, Accessibility

Web bukanlah brosur! tapi tempat dimana orang-orang bisa `gather and connect` dengan musisi/ artist dan sesama fans.
Bayangkan toko musik misalnya juga adalah cafe yang berfungsi sebagai centre of community (bersosialisasi, diskusi tentang musik, membeli produk musik dan mendengarkan musik)

Having a web is not a promotional strategy. If u`re going to have a website, u need to have a promotional strategy.
Promotional strategy harus dapat meng-generate traffic dan repeat business.

People connect with a story! The most important thing is to have a Story to Tell.


A single zip file is Better than 13 individual MP3. Fewer clicks!

Website harus mudah diakses (accessable).

# Cross-Promote, Distributed Indentity
Temukan bagaimana caranya agar online stuff dan offline stuff dapat terhubung (genuinely intersect). Semua yang dilakukan oleh music business dan musician (online dan offline) harus link-back ke Website.

Distribusikan identitas, strateginya melalui : email signature, blog comments, forum activity, social networking dan multiple sites.

# SEO, RSS Feed, Permission & Personalitation

SEO (Search Engine Optimation) sangat penting. Beberapa tips yaitu meta tags, header tags, link text, site map, content (keywords), updating content dan stick with your domain name.

RSS (Really simple syndication) dapat membantu untuk generate traffic, menemukan new audience, memposisikan web kita sebagai opinion leader dan membuat lebih attraktif. Beberapa rekomendasi untuk RSS : googlereader, del.icio.us, sage.

Permission & personalisation juga penting diperhatikan! Informasi yang kita kirimkan pada audience harus relevan, useful dan welcome. Lebih dari itu, personalise your content ; tidak hanya memikirkan tentang info yang akan disebarkan atau dibagikan pada audience tetapi juga pikirkan apa yang kira-kira sesuai dan ingin diketahui oleh audience tsb.
Dan yang terpenting, keep it simple! Don`t be long-winded! Umumnya orang-orang cenderung hanya scanning info yang kita kirimkan.

#Professionalism, Frequency is everything, Make it Viral
Website adalah tempat dimana kamu dapat me-manage perception dan memberikan impression. Myspace is NOT your web! and your Web is NOT a brochure!

Frekuensi yangrutin dan disiplin dalam mengelola konten web PENTING! Gunakan Content Management System (CMS), pre-plan things to talk about.

Make it Viral! Ini berarti menggunakan effective marketing : having a good story (video, audio atau text) ; USP (unique selling proposition) ; temukan strategi untuk membuat orang lain RETELL your story and RE-RETELL it!

#Forget product - sell relationship

Dalam music business and marketing, viral marketing tak akan efektif tanpa hubungan baik dengan audience. Tetap lakukan live performance, print publishing, broadcast dan synchronisation. Produk tak selalu segalanya, tuangkan perhatian juga pada hubungan dengan audience.

Last but not least : Conversation, Connectivity, Relationship.
buku

Cuplikan Buku `Whatever You Think, Think The Opposite`

01.28
Buku ini bercerita tentang keyakinan diri untuk bertindak dan manfaat dari keputusan yang keliru.
Paul Arden (author) memaparkannya dengan cara yang unik dari sudut pandang yang berbeda dari yang umumnya terpikirkan.

Berikut beberapa insight yang saya rangkum dalam cuplikan `Whatever You Think, Think The Opposite` :

#Berani untuk Mencoba Cara yang Tidak Biasa
- Atlet lompat tinggi dalam Olimpiade Meksiko, Dick Fosbury, melakukan cara yang tidak biasa. Umumnya atlet akan meloncati palang rintangan dengan menyejajarkan badan dengan palang, atau biasa disebut Western Roll. Tetapi atlet ini malah sebaliknya, ia melompat tapi tak menghadapkan badannya ke palang, justru membalikkan badan dan membelakangi palang.

Alhasil dia meraih rekor dunia dan melompat jauh lebih tinggi daripada siapapun sebelumnya dengan berpikir secara berlawanan dari orang-orang lain. Metode lompatan itu kemudian masih dipakai oleh banyak atlet sampai sekarang dan dikenal dengan Fosbury Flop.

# Berani Mengambil Keputusan (meski kadang Keliru)
- Tentu ada hal-hal yang akan kita sesali karena telah mengambil keputusan yang salah. Tapi salah bila kita terus mengambil keputusan yang aman dan masuk akal.
Yang menjadi persoalan dengan keputusan yang masuk akal adalah semua orang juga berpikiran sama.

# Ide Buruk yang Terwujud Masih Lebih Baik daripada Ide Bagus tetapi Tidak Dijalankan
- Ide merupakan masalah selera. Yang dianggap sebagai ide yang bagus bagi sejumlah orang dapat merupakan ide buruk atau membosankan bagi orang lain.
Ide yang bagus adalah solusi cerdik terhadap masalah. Namun jika sebuah ide tidak diambil dan digunakan sebagai solusi terhadap suatu masalah, ide tsb tidak ada harganya.

Ide itu menjadi non-ide bila hanya tersimpan di laci dan tak ada gunanya. Yang lebih parah daripada tidak berguna, ide tsb menjadi pemborosan ruang.
Jadi ide harus dapat diterapkan sebelum diakui sebagai ide yang bagus.

# Kerjakan, kemudian Perbaiki sambil Jalan
- Banyak orang yang menghabiskan banyak waktu mencoba untuk menyempurnakan sesuatu sebelum mereka benar-benar melakukannya.
Instead of waiting for perfection, run with what you`ve got, and fix it as you go.
berbagi buku

Lik'ku Project

02.11
Di akhir minggu lalu, tepatnya 15 Maret 2014, muncul ide dalam pikiran untuk membuat project Menulis Cuplikan Buku. Project ini saya namakan Lik'ku.Singkatan dari 'Cuplikan Buku'. 

 Berangkat dari kesukaan menulis dan membaca buku, saya ingin berbagi dengan teman-teman. Awalnya, yang terlintas di pikiran adalah 'Berbagi Bacaan Inspiratif', yaitu koleksi buku saya (tidak banyak sich :)) ingin saya pinjamkan pada teman-teman khususnya di lingkungan terdekat seperti di kampus/ kantor. 
Inspirasi bisa datang dari mana saja kan : percakapan, gambar/ foto, tulisan dan buku bacaan. Beberapa buku dari koleksi saya, mendorong munculnya ide dan inspirasi. Saya ingin sekali berbagi dengan teman-teman, apabila mungkin buku-buku tersebut juga dapat menginspirasi tapi yang lebih penting dapat menambah wawasan dan open our mind. 

Jadi, Project Lik'ku ini sejalan dengan program "Bacaan Buku Inspiratif" yang baru saya mulai. Untuk "Bacaan Buku Inspiratif", langkah berbagi yang ingin saya lakukan adalah meminjamkan koleksi buku-buku inspiratif ke teman-teman dan mengajak mereka untuk juga ikut berbagi koleksi bacaan inspiratif nya. So...join and share!
Untuk Lik'ku, cakupannya saat ini adalah khusus pada penyajian cuplikan buku. Jadi dari buku-buku yang saya baca, saya akan membuat seperti summary dari apa yang saya baca, lalu insight yang saya peroleh dari buku itu dan berbagi dengan teman-teman untuk menambah cakrawala pengetahuan kita bersama. Cuplikan buku pertama yang sajikan yaitu Fokus (A Simplicity Manifesto).
Teman-teman yang tertarik untuk ikut membuat cuplikan buku dan hobby menulis, juga bisa join and share!

Let's start and make it happen! 

*Everything in this life will be more beautiful, if we SHARE it!
buku

Cuplikan Buku : FOCUS “ A Simplicity Manifesto in the Age of Distraction”

02.37

Buku ini sederhana tapi mengena! Leo Babauta (author) meng-highlight konsep tentang : FOCUS, SMALLER THING, LESS,  SIMPLICITY….  dengan cara bertutur, ide dan tips sederhananya yang memang dekat dengan keseharian kita, namun sering kita abaikan.
=====

#The Age of Distraction
Setiap hari kita berhadapan dengan berbagai distraction (kebingungan, gangguan) . Saat bekerja misalnya, telepon yang nyaris sering berdering, notifikasi email di komputer kerja, surfing the web,  lalu keinginan untuk membuka social networks seperti Facebook, Twitter, blog, forum . Bahkan sejumlah orang become addicted to being connected and distracted. Pernah dengar teman yang mengatakan “rasanya ada yang kurang kalau belum buka Facebook atau update Twitter sehari ajj”.
Kita hidup di dunia yang penuh keingintahuan “Curious times”, yang kita sebut Age of Information . Tapi ini juga bisa berarti Age of Distraction. Bahkan keinginan untuk terkoneksi dengan social media , memperoleh informasi setiap waktu, menghadapi distraction yang konstan sudah makin menjadi lifestyle. 

# The Importance of Finding Focus
Leo Babauta membagi gagasannya untuk kita menemukan kunci menghadapi distraction yang begitu menyibukkan kita dan membuat seringkali kita menjadi tidak produktif karena mengerjakan banyak hal. Kuncinya adalah : FOCUS.  Dengan fokus, kita dapat lebih slow down ; peace of mind. Sekaligus mengarahkan kita untuk fokus pada hal-hal yang essensial, the things that matter most.
Apalagi bila kamu adalah tipe orang yang senang creates sesuatu, maka tentulah Fokus menjadi sangat penting. Apakah sebegitu pentingnya untuk menerapkan kebiasaan/ habit untuk FOCUS dan SIMPLICITY?  Ya, kita tentu memerlukan waktu tenang untuk merefleksi, merenung dan melahirkan ide-ide kreatif. We need the rest, we need to de-stress, and we need to recharge our mental batteries.

#The Beauty of Disconnection
There are the moments when disconnection shows its glorious face.
Bukanlah teknologi yang harus kita hindari atau takuti tapi perlunya kemampuan dalam me-manage diri terhadap distraction yang membuat kita ingin selalu terkoneksi dan terbombardir oleh informasi. Masing-masing kita perlu waktu untuk create sesuatu yang bermanfaat ataupun berkoneksi dengan orang secara langsung (real people).
Disconnection adalah solusinya. Sangat sulit bagi banyak orang, karena connection terhadap internet cenderung addictive. 

#The Value of Distraction
Distraction di satu sisi adalah musuh dari fokus. Tapi di sisi lain, distraction juga penting untuk beberapa alasan. Misalnya pikiran kita butuh istirahat dan relax dari aktivitas fokus tsb, dan distraction bisa membawa fun, bisa juga memberi inspirasi (cth. Membaca beberapa tulisan yang lucu dan memotivasi).
Distraction can lead to better focus, once we go back to focusing.
Sehingga yang dibutuhkan adalah : BALANCE (conscious, purposeful balance).

#Finding Simplicity
When it comes to finding focus, simplifying is a great place to start.
Kuncinya adalah : “find what matters most to you! “. Kita harus belajar untuk mengatakan ‘tidak’ untuk beberapa request dari orang lain. Berkata “tidak” juga berarti kamu menghargai waktu dan dirimu sendiri.
Kita harus belajar “to do less”. Sulit bagi banyak orang karena kita terbiasa dengan pemikiran bahwa semakin banyak yang dilakukan, semakin produktif. Dan seringkali orang berpikir bahwa bila terlihat sibuk, orang akan menduga bahwa kita produktif dan penting. Ahh…itu semua tak selamanya benar, right?! Being busy, doesn’t mean anything, other than we’re stressed out.
Doing important work is what true productivity is all about, and it doesn’t necessarily mean we’re ridiculously busy. Focus on fewer but higher-impact tasks.
"A Simpler life probably means fewer possessions".
 "A Simpler life means less distractions, less busy-ness, less clutter and more space for what matters  most to you".


buku

Bekerja Keras, Bersenang-senang & Membuat Sejarah

22.00

Filosofi bisnis yang seringkali ditekankan oleh Jeff Bezos adalah “Bekerja Keras, Bersenang-senang dan Membuat Sejarah”. Rahasia sukses yang diyakini Jeff adalah  layanan terbaik bagi pelanggan. Sejak awal membangun Amazon.com, Jeff telah memiliki Visi bahwa perusahaan yang dibangunnya ini akan menjadi tempat untuk orang-orang di dunia menemukan dan mengetahui segala sesuatu yang mungkin ingin mereka beli secara online. Tujuannya bukan untuk menjadi “toko buku terbesar di dunia” tetapi “toko serba ada terbesar di dunia”. 


Enam nilai dasar yang dibangun oelh Jeff dalam mensukseskan Amazon.com :

1.  Obsesi pelanggan. Bagi Jeff merupakan tugas terpenting untuk pelayanan kepada    pelanggan – memberikan apa yang diinginkan pelanggan pada harga semurah mungkin dengan waktu secepat mungkin.

2.   Kepemilikan. Semua karyawan Amazon.com ditawari peluang untuk menjadi pemegang saham di Amazon.com. “Semua orang adalah pemilik” menurut Jeff.

3.   Motivasi untuk bertindak. Jeff sering menekankan pada karyawannya : “Jangan menunda-nunda. Lakukan itu sekarang”. “Wujudkanlah”.

4.   Kesederhanaan. Perusahaan sebesar dan seberhasil Amazon.com, semua meja dan tempat kerjanya terbuat dari selembar pintu yang tersambung dengan besi siku. Uang tidak dihambur-hamburkan Jeff untuk dekorasi atau kemewahan.

5.   Standar karyawan yang tinggi. Amazon tetap menginginkan orang-orangyang cerdas.

6.   Inovasi. Amazon.com terus memperkenalkan ide baru, sistem baru dan penawaran baru pada pelanggannya.
 
** artikel terkait : 
  • Belajar dari Jeff Bezos (Amazon.com)
  • Temukan passion dan lihat peluang
  • Tumbuh Besar dengan Cepat


 Resensi dan ulasan singkat oleh Penny Hutabarat
buku

Tumbuh Besar dengan Cepat

22.00

Ciri unik yang diawali oleh  Amazon.com adalah menyimpan data tentang buku yang pernah dibeli, merekomendasikan buku serupa yang terkait, mengundang pelanggan untuk menyampaikan resensi buku dan kemudian menampilkannya pada situs web. Suasana yang dibangun oleh Jeff juga seperti forum atau perkumpulan, yang tak hanya sekedar toko jual beli. Sistem dan pola seperti ini kemudian banyak dicontoh dan diikuti oleh perusahaan-perusahaan perdangan onlne (e-commerce) pada saat ini.

 Motto yang ditumbuhkan Jeff bagi dirinya dan karyawannya adalah “Tumbuh Besar dengan Cepat”. Ketika perusahaannya kian berkembang, ia mencari dan mempekerjakan orang-orang yang kuat, pekerja keras dan cerdas. Jeff melakukan sendiri rekrutmen karyawannya dan dia menginginkan agar karyawan yang ia terima juga memiliki rasa percaya diri bahwa mereka pun dapat merekrut orang hebat lainnya. Menurut Jeff Itulah sebabnya, tidak hanya skill dan kecerdasan, Jeff juga mencari orang-orang yang memiliki bakat di luar pekerjaan seperti karyawan yang memiliki hobbi olahraga, musik dan lainnya.

Kian berkembang, publikasi media mengenai Amazon.com yang saat itu merupakan bisnis e-commerce buku pertama pun kian mencuat. Namun Jeff juga menghadapi banyak tantangan dan rintangan. Ia pernah menerima klaim dan tuntutan dari toko Buku Barnes and Noble. Namun Jeff dapat menghadapinya. Ia mematenkan sistem yang telah dibangunnya, salah satunya yang paling berharga yaitu teknologi “1-Click” Amazon.com

Jeff mengembangkan usahanya dengan melakukan diversifikasi dari buku, yaitu CD musik. Setelah mulai menjual CD Musik dan kian berkembang, ia memiliki ide untuk menambahkan lebih banyak item dan “warna” bagi Amazon.com. Salah satunya misalnya ide Jeff yang dianggap aneh oleh karyawannya namun tetap ia yakini sebagai sesuatu yang menarik pelanggan yaitu : memberikan peringkat bagi item-item yang dijualnya.
Tidak sampai disitu, Jeff mengembangkan bisnisnya dengan melakukan ekspansi ke Eropa.




** artikel terkait :

  • Belajar dari Jeff Bezos (amazon.com)
  • Temukan passion dan lihat peluang
  • Bekerja Keras, Bersenang-senang dan Membuat Sejarah
Resensi dan ulasan singkat buku oleh Penny Hutabarat
buku

Temukan Passion dan Lihat Peluang

21.59




Awalnya, Jeff Bezos melihat bisnis pesanan lewat surat, ia menganalisis 20 barang terlaris yang dijual lewat surat. Semakin ia mempelajari, mengeksplorasi, dan memperhatikan sekelilingnya, semakin ia menemukan bahwa buku adalah salah satu item yang dapat menjadi bisnis raksasa dan belum ada saat itu yang mendominasi bisnis buku. Ia menganalisis fakta dan bentuk bisnis buku, berbicara tentang bisnis buku dengan banyak orang yang ditemuinya dan ia belajar bahwa bisnis buku sebenarnya telah terorganisasi dengan baik sehingga dapat dilakukan secara online.

Saat itu Jeff mempelajari bahwa tidak ada satu toko buku pun, seberapa besarnya toko tsb yang dapat mengorganisasi penyimpanan buku yang telah terbit. Untuk itu, ia memikirkan bahwa toko buku online mampu melakukan hal ini dan inilah peluangnya. Jeff memikirkan masa depan. Prinsipnya “Bila saya telah mencoba dan gagal, saya tidak akan menyesali itu. Jadi, begitu saya memikirkan hal dan cara tersebut, maka keputusan menjadi sangat mudah untuk dibuat”.
Jeff  pun kemudian mendirikan Amazon.com. Ia mempelajari bisnis penjualan buku dengan menjalani kursus pengenalan intensif tentang penjualan buku, belajar hal-hal tentang mengelola inventaris toko, memesan dan mengembalikan buku, serta belajar mengenai pengembangan rencana bisnis dan layanan pelanggan. Ia juga menghadapi dua masalah di awal merintis Amazon.com yaitu uang untuk membayar orang-orang yang membantu perusahaan itu berjalan dan masalah kedua yakni perangkat lunak. Yang menarik, bahkan meja kerja di GARASI tempat kantor Amazon.com berada, bahkan dibuat sendiri oleh Jeff. Ia membeli pintu dengan sejumlah besi siku yang murah lalu “menyulap” nya menjadi meja kerja. Bahkan ketika Amazon.com kian berkembang, Jeff Bezos tetap mempertahankan kesederhanaan itu yaitu menggunakan meja sebagai simbol perusahaan yang digunakan di semua kantor. Amazon.com dikenal sebagai salah satu perusahaan yang mengawali usahanya dari garasi dan kemudian berpindah-pindah ke garasi-garasi lainnya.
Ia memerlukan investor, maka Jeff membicarakan rencananya dengan teman-teman dan kerabatnya. Dan ia berhasil mengumpulkan dana dari 22 orang teman dan kerabat yang menanamkan modalnya pada Jeff. Untuk masalah kedua yaitu perangkat lunak, Jeff dan tim nya mengembangkan program perangkat lunak yang tak hanya memproses pesanan dari pelanggan. Tetapi juga membuat program untuk mencari buku berdasarkan judul, penerbit, pembelian dengan kartu kredit, mencatat pelanggan yang sama, mengetahui minat pelanggan dan membuat inovasi “keranjang belanja” sebagai cara standar bagi pembeli via internet.
Sikap kerja yang dibangun oleh Jeff Bezos juga sangat menginspirasi. Di awal Amazon.com, tidak ada orang yang dipekerjakan hanya untuk menyiapkan dan mengirimkan buku. Semua karyawan – yang diwawancarai dan dipekerjakan Jeff – yang memiliki keterampilan komputer dan pikiran cerdas, juga harus ikut menyingsingkan lengan baju.
** artikel terkait :
  • Belajar dari Jeff Bezos (amazon.com)
  • Tumbuh Besar dengan Cepat
  • Bekerja Keras, Bersenang-senang dan Membuat Sejarah

Resensi dan ulasan singkat buku oleh Penny Hutabarat
buku

Cuplikan buku : "Belajar dari Jeff Bezos (Amazon.com)"

22.18
Tentu kita kenal Amazon.com, e-commerce  terbesar di dunia. Majalah Time menyebut pendirinya yaitu Jeff Bezos sebagai ‘Raja Perdagangan Virtual’. Jeff Bezos juga dikenal sebagai orang yang memiliki karakter dan sikap yang kuat dalam membangun harapan dan mimpinya. 
Berikut ini, saya ingin berbagi tentang inspirasi yang saya dapatkan pada buku : “Dari Garasi, Jeff Bezos mendirikan Amazon.com”. Saya akan membaginya ke dalam 4 sub sesuai insight yang saya dapatkan dari membaca buku ini : (1. Belajar Dari Jeff Bezos-Amazon.com ; 2. Temukan Passion dan Lihat Peluang;  3. "Tumbuh Besar dengan Cepat"  4. Bekerja Keras, Bersenang-senang dan Membuat Sejarah). 
Now..kita kenali dan pelajari nilai-nilai yang bisa kita gali dari seorang Jeff Bezos :)
Jeffrey Preston Bezos yang dikenal dengan Jeff Bezos, lahir di Albuquerque- New Mexico (12 Januari 1964). Sejak kecil, orangtua dan gurunya mengakui bahwa Bezos adalah orang yang tekun dan berkonsentrasi dengan apa yang dikerjakannya. Misalnya saat ia menginginkan memiliki mainan berupa box kubus dari ibunya, tapi ibunya menolak karena mainan itu begitu mahal. Namun Bezos mengumpulkan semua peralatan yang dibutuhkan dan membuat box kubus-nya sendiri. Di masa kecilnya, ia juga fokus dan bila terkonsentrasi pada satu aktivitas akan sulit berpindah ke aktivitas lainnya sebelum selesai dikerjakan. Di masa kecilnya, ia terbiasa dididik mandiri dan berani membuat keputusan sendiri. 
Ia menjadi pelajar berprestasi dan berhasil masuk ke Princeton University, di program fisika bergengsi dan merupakan salah satu dari 25 siswa terhebat. Namun di pertengahan studinya, Bezos memutuskan pindah jurusan karena menyadari bahwa di jurusan Fisika yang telah ia jalani, ia menghadapi orang-orang jenius tulen yang menurut Bezos..masing-masing mereka otaknya “tersambung” secara berbeda. Sehingga ia memutuskan untuk meninggalkan kuliah sebelumnya dan mengikuti ketertarikannya untuk belajar ilmu komputer dan teknik elektro. Lulus dengan predikat summa cum laude, Bezos telah memiliki pengalaman bekerja selama duduk di bangku kuliah. Ia mengikuti internship di beberapa perusahaan besar seperti IBM. Bahkan ketika lulus, ia telah direkrut oleh 3 perusahaan besar (Andersen Consulting, Intel dan Bell Laboratories). Namun ia menolak tawaran itu dan mencari-cari tawaran pekerjaan lain sambil berusaha mendirikan perusahaannya sendiri. 
Bezos muda memiliki pengalaman bekerja di beberapa perusahaan, yang membidangi jejaring komputer, financial, bisnis keuangan internasional. Ia juga beberapa kali dipromosikan di tempatnya bekerja karena sikap kerjanya yang luar biasa dan inovatif. Jeff Bezos selalu melihat cara yang berbeda dan lebih baik dalam melakukan sesuatu. Hingga pada suatu titik dalam karirnya, ia semakin menemukan passion dan ketertarikannya pada internet serta melihat adanya peluang bisnis internet baru. Ia memikirkan hal yang dapat dijual di internet. 







 ** artikel terkait : 

  • Temukan passion dan lihat peluang
  • Tumbuh Besar dengan Cepat
  • Bekerja Keras, Bersenang-senang dan Membuat Sejarah

Resensi dan ulasan singkat buku oleh Penny Hutabarat
buku

Cuplikan Buku : "Who Moved My Cheese"

20.03

labirin
Sniff dan Scurry adalah dua ekor tikus yang bersahabat. Mereka bangun setiap pagi dan pergi bersama-sama untuk mencari cheese (keju) sebagai bekal makan siang mereka. Sniff punya sifat yang peka, dengan mengendus-endus dia dapat mengetahui dan mencari dimana letak cheese yang menjadi santapan hari-hari mereka. Sedangkan Scurry, ia selalu bergegas, siaga, kadang tergesa-gesa namun cepat. 




Hampir setiap hari, Sniff dan Scurry mengatur strategi bahkan mengubah cara dan strategi mereka untuk mencari dan mendapatkan cheese di labirin-labirin tempat mereka biasa mendapatkan cheese yang lezat. Strategi yang mereka rencanakan untuk menemukan cheese tak pernah rumit dan berbelit-belit, mereka tidak menganalisis begitu dalam dan lama untuk mendapatkan cara bagaimana menemukan cheese di labirin yang berkelok-kelok dan sulit dilalui. Sekali waktu mereka mencoba mengelilingi labirin itu, dan tidak selalu mereka bisa mendapatkan cheese untuk santapan mereka. Sehingga mereka harus berpindah ke labirin tempat yang lainnya dan mulai mencari-cari cheese lagi.
Scurry



Sniff















Mereka sudah saling mengenal kemampuan masing-masing, saat sampai di labirin tempat dimana mereka berusaha mencari cheese, biasanya Sniff langsung mengambil langkah perlahan mengendus-endus…hidungnya sangat peka..ia seolah menjadi penunjuk arah ke tempat dimana cheese berada. Scurry tidak tinggal diam, ia menggunakan kemampuannya yang dapat berlari cepat, siaga dan tak mudah menyerah. Hari itu, saat mencari cheese, mereka menemukan suatu tempat di dalam labirin, yang penuh dengan cheese di kanan kiri dan depan mereka. Sniff dan Scurry merasa senang dan bangga karena mereka bisa menemukan dan mendapatkan cheese yang begitu banyak dan bisa menjadi santapan mereka untuk berhari-hari. 

Seminggu berjalan, cheese yang mereka dapati sudah habis persediaannya. Di saat itu pula, Sniff sedang tak bersemangat dan hanya terbaring di atas tempat tidurnya. Ternyata Sniff sakit, akhirnya Scurry pun pergi sendirian ke labirin untuk mendapatkan cheese sebagai santapan hari itu.  Ia terus bergegas, berlari cepat dan mencari ke setiap jalan berkelok-kelok di labirin kemudian berlari lagi dan berlari lagi mencari-cari. Ternyata ia tak menemukan sedikit pun cheese hari itu, justru Scurry merasa kelelahan dan sulit untuk kembali pulang karena ia telah menghabiskan waktu berlari dan tergesa-gesa mencari cheese kemana-mana. Ia menyadari sulit rasanya mendapatkan cheese tanpa kehadiran Sniff yang peka mengendus-endus dan selalu menjadi ’penunjuk arah’ bagi Scurry untuk berlari mendapati letak cheese berada. Hingga 3 hari lamanya, Sniff sakit dan Scurry tidak juga menemukan cheese untuk santapan mereka. 

Di hari berikutnya, setelah Sniff kembali merasa lebih baik dan siap untuk memulai perjalanannya bersama Scurry, mereka mulai meraih keberhasilan-keberhasilan di setiap labirin berkelok-kelok yang mereka lalui. Mereka mulai mengatur strategi kembali, dalam waktu yang singkat dan tidak rumit mereka mulai bergerak dan berhasil menemukan cheese yang jumlahnya lebih besar dari sebelumnya. Bahkan mereka tidak pernah kekurangan cheese dalam waktu lama karena mereka menemukan ruangan besar di tengah labirin yang penuh terisi cheese yang lezat.

Cerita ini merupakan suatu ilustrasi atau mungkin dapat dikatakan analogi dari kehidupan pekerjaan di hari-hari kita. Kita harus menyadari bahwa team work itu penting. Kita harus memahami dan mengenali kemampuan/ potensi rekan kita bahkan potensi diri kita sendiri. Terkadang strategi yang kita rancang untuk memperoleh apa yang kita harapkan dan inginkan pun tak perlu terlalu dalam dan berbelit-belit. Kita hanya perlu memulainya dan mengerjakannya seperti Sniff yang peka dan Scurry yang lincah dan cepat. Kita tak akan pernah tahu bila mungkin kita terlambat mendapatkan cheese (sesuatu yang kita inginkan atau menjadi tujuan dan target kita), hanya karena kita begitu lama duduk dalam suatu masalah dan terus berpikir untuk menemukan caranya. Kita perlu memulai dan mengerjakan, sebab ide dan rencana-rencana mungkin akan muncul bersamaan dengan saat kita mulai menjalani dan mengerjakannya. 


Bekerja secara team work  menunjukkkan bahwa kita individu-individu yang saling membutuhkan. Tanpa Sniff yang peka, akan sulit bagi Scurry untuk mulai beraksi mencari apa yang mereka impikan/ inginkan.
Satu hal, mereka sama-sama punya tujuan yang jelas yaitu mendapatkan cheese (yang menggambarkan tujuan/ keberhasilan/ harapan mereka). Itu juga yang harus menjadi bagian dalam kehidupan kerja kita yaitu memiliki tujuan yang jelas dan visi yang sama.
Dengan tujuan dan visi yang sejalan, saya-Anda dan rekan-rekan lainnya dalam dunia kerja dapat saling melengkapi untuk meraih keberhasilan-keberhasilan yang diharapkan.



*Ini adalah cuplikan buku " Who Moved My Cheese" (author : Spencer Johnson), yang saya narasikan kembali secara singkat dengan bahasa sendiri.

buku

Keep Searching

21.16
YOT Live @KisFm, Rabu (03/02) menghadirkan seorang wanita muda sukses yaitu Mrs. Susie Hatadjie, COO dari Mahaka Media Group. Membuka siaran malam itu, Billy Boen as a co-Host memperkenalkan Mrs. Susie pada ladies & gentlement.


In a nutshell, Billy menceritakan pengalaman dan karir seorang Susie Hatdjie :
Susie lulus dari Universitas Padjajaran Bandung, majoring in economy. Setelah lulus, Sussie bergabung di majalah Forum Keadilan  dan pernah menjabat sebagai Advertising & Promotion Manager . Lalu ia dipromosikan menjadi GM (General Manager) dan kemudian COO (Chief Operation Officer) untuk magazine division. And now, sussie adalah COO untuk Mahaka Media Group. Pengalaman karir nya banyak bersentuhan dengan newspaper, magazine, digital initiative, online and mobile.






   *Kenapa Mrs. Sussie ingin berkarir di bidang magazine?

   Sussie berbagi mengenai pengalaman di awal karirnya sebagai seorang staf AE (Account Executive). Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu berkecil hati untuk memulai karir dari staf (karyawan biasa) seperti halnya dirinya yang “merangkak” dari seorang AE (Account Executive). Kenapa ia suka berkarir di magazine?!  Di masa kuliahnya dulu, ia memiliki 12 orang teman dekat yang semuanya terjun ke dunia entertainment, seperti rekannya Farhan, Nico Siahaan dan masih banyak lagi. Ini membuat ia juga tertarik terjun ke dunia entertainment. Saat itu yang dirasakan cocok oleh dirinya untuk juga terjun ke entertainment adalah bidang media. Dari kecil, sussie senang membaca majalah , mendengar berita hingga saat lulus kuliah ia mencoba melamar di perusahaan yang bergerak di bidang media yaitu Forum (bagian dari Tempo Group).

Sussie yang kini sudah 16-17 tahun menjalani karir di bidang media mengakui bahwa dirinya tidak bisa lepas dari media, dan ia merasakan masa-masa “merangkak” dari bawah yaitu dari seorang AE (Account executive).

   * Bagaimana caranya seorang staf AE bisa di-promote menjadi Direktur?

  Bagi sussie kata kuncinya adalah “Keep Searching”. Ia tidak pernah puas dengan apa yang sudah ia punya. Apa yang ia pelajari diaplikasikan dalam pergaulan, yaitu pergaulan dengan orang-orang dari level manapun.

Ia belajar sales & marketing, belajar design, sirkulasi, production dan banyak lagi. Yang membuat dirinya bisa mencapai karir sebagai direktur saat itu, bagi sussie adalah karena ia memiliki mental keep searching yang terus mau belajar.

How sussie did that? Konkretnya dalam pekerjaan yaitu sussie mempelajari apa yang di luar lingkup pekerjaannya. Pengalamannya dahulu sebagai staf AE memberikan banyak pelajaran seperti misalnya saat incharge dalam publishing, ia bisa memahami detail materi cetak, lalu bagaimana seorang AE yang tugas utamanya berjualan, melakukan proses sirkulasi, design dan teknis cetak. Itu semua menjadi bekal bagi dirinya sehingga saat berada di posisi puncak ia dapat mengambil keputusan yang matang karna didasari oleh pengalaman dan kemampuannya.  Bahkan trend digital pun terus dipelajari karena sussie menyadari bahwa trend ini suatu hari tentu berefek dengan bidang karirnya.
So…harus belajar di luar ruang lingkup pekerjaan kita!



   * Bagaimana bila kita punya cita-cita banyak dan sudah mendapatkan apa yang ditargetkan atau diinginkan, apakah kita stop(belajar) sampai disitu?


   “No, kita gak bisa stop!”sussie said. Sekeliling kita bergerak dan bila kita tidak keep-up dengan lingkungan…tentu kita akan tertinggal. Itu tuntutan pekerjaan, jadi kita harus tau aplikasi.


Kita harus dinamis, peka terhadap sekeliling 


* Pertanyaan (dari listener KisFM – name :Refata)
Saya bekerja di finance, saya dapat satu offer (tawaran) yaitu di perusahaan suplemen makanan di Malaysia. Dari tawaran ini, saya handle finance,tapi ada opportunities juga untuk handle operations bila performa kerja saya bagus. Nah, tawaran pekerjaan yang baru ini sangat challenging tapi menuntut saya harus bekerja sabtu minggu. Yang menjadi pertimbangan saya adalah keluarga. Sebab pasti hal ini akan menjadi kendala keluarga. Saya ragu apakah mengambil challenge ini atau tidak?Bagaimana caranya?

Sussie menjawab dari sudut pandangnya bahwa challenge mendapatkan offer lebih.. pastilah ada pengorbanannya. Tapi keluarga juga tidak dapat disingkirkan. Hal ini perlu didiskusikan dengan keluarga…karena ini personal consideration. Bila yakin peluang itu bagus..ambil challenge tapi diskusikan dulu.

Billy as a co-Host mengatakan bahwa “kita gak akan bisa kemana-mana…kalau kita gak tau mau kemana!”. Jadi yang penting untuk case ini....diskusikan dengan keluarga dan keluarga juga tidak bisa ditinggalkan. 


Di dalam hidup dan karir sebaiknya kita punya tujuan mau kemana. Setiap action pasti ada resiko dan konsekuensinya. 


   * Pertanyaan (dari listener KisFM – name :Indri)
Saya seorang arsitek. Sejak kuliah sampai kerja, saya punya target usia 30 tahun harus bisa jadi senior arsitek. Tapi setelah berkeluarga, justru harus bernegosiasi dengan target itu. Bahkan ternyata target sebagai senior tsb sudah tercapai di usia 29 tahun tapi setelah itu tidak bisa mengembangkan karir. Target berikutnya ingin pindah ke developer. Saat ini ada opportunities untuk itu, tapi tidak bisa karena alasan keluarga. Di tempat kerja sekarang, saya sudah merasakan comfort zone misalnya ada izin untuk keperluan anak dan keluarga, tidak sulit..perusahaan cukup memahami. Tapi atasan saya disini tidak mendukung perkembangan..bila saya memberikan inisiatif.

   Sussie berbagi bahwa kita boleh punya ambisi tapi jangan ambisius. Dulu sussie juga punya cita-cita sebagai arsitek tapi tidak kesampean. Memang sulit memilih antara kerjaan dan keluarga. Sussie menceritakan pengalamannya saat ia bekerja di media, dimana ia harus bekerja sampai jam 3-4 pagi. Tapi kemudian hal itu bisa dihadapi..tinggal bagaimana mengatur waktu..walaupun awalnya agak sulit. Setelah anak-anak Susie usianya sudah besar, ia dapat lebih mudah mengatur waktu dalam pekerjaan dan keluarga. Menurut Sussie, indri perlu menetapkan toleransi terhadap kondisi di kantor saat ini dan kondisi atasan.  Namun bila ingin mencari peluang di luar, it’s ok.

      Mengenai comfort zone dan ingin opportunities kerjaan baru tapi terbentur waktu untuk keluarga, solusinya adalah bagaimana cara kita untuk mengaturnya. Itulah family dimana komunikasi harus saling mendukung. Billy menjelaskan mengenai comfort zone, itu objective nya sampai mana, kemana dan mau dimana?! So balik lagi, kalau di perusahaan ini tidak bisa contribute silahkan mencari tempat yang baru. Dan sebaiknya bagi kita juga untuk pandai-pandai me-manage waktu.



  *Dimana kita harus mencari atasan yang dapat kita teladani atau bisa menjadi  role model buat kita?


Billy sharing mengenai pengalamannya di Nike. Dulu saat bekerja di Nike, ia memiliki seorang atasan yang selama 22 tahun pernah bekerja di Berca. Background atasannya itu adalah Kepala Pabrik. Billy berpikir,” wah…bagaimana bisa belajar darinya?!” Coz pekerjaan yang dijalani billy dan tentu atasannya khan hal yang berkaitan dengan marketing/ pemasaran. Sedangkan atasan sebelumnya adalah orang marketing jadi ok dan klop banget dengan bidang yang digeluti dan billy juga bisa belajar banyak. Tapi kemudian billy mengetahui bahwa atasannya, yang punya background bertolak belakang dengan marketing ini, bisa bergabung di Nike adalah karena loyalitasnya yang luar biasa.

Saat itu, Billy pernah membeli buku “Lesson From The Top”kemudian ia baca…dan dari situ ia memahami bahwa basicly atasannya pasti punya kelebihan. Mungkin dalam hal brand management..bos nya tidak menguasai, tapi untuk karakteristik ternyata atasannya patut diteladani. So….pasti selalu ada sisi positif dari atasan kita yang dapat kita teladani.

Jadi, kita belajar jangan hanya dari atasan tapi juga dari rekan kerja, partner, internet, video presentation. Seandainya bos sulit ditemui dan tidak kooperatif, kita bisa belajar dan mendapatkan info dari buku, internet, etc. 


Yang penting, sejauh mana kita punya niat dan keinginan untuk mengeksplore. Keep searching!!




  *Bagaimana bisa focus bila selalu belajar dan begitu banyak yang kita pelajari?

  It’s all about priority (PRIORITAS). Ini adalah proses pembelajaran. Fokus dapat tetap kita jaga dengan skala prioritas, namun proses pembelajaran harus tetap berjalan. Sejauh apa pun suksesnya, tetap kita harus belajar.

  Billy berbagi bahwa kuncinya adalah pelajari apa yang kita suka dan apa yang menyerap lebih cepat untuk kita. Namun disamping itu, kita juga harus terbuka dengan hal-hal lainnya. Misalnya, ia menyukai brand management, bukan berarti membeli buku hanya yang berkaitan dengan brand management. Kita juga harus tau banyak hal. Pelajari bidang lainnya dan mengikuti berita apapun itu. Positifnya, bila bertemu klien, kita bisa berdiskusi dan ngobrol mengenai apapun yang mungkin jadi interest klien kita misalnya music, olahraga and lot of things.

  * Bagaimana mencari akal untuk menghadapi bawahan yang lebih pintar dari kita?

  Bagi sussie, ia lebih straight to the point bila dalam beberapa kesempatan…attitude bawahan kita menonjolkan kepintarannya. Ajak bawahan bicara, apa alasan dia melakukan itu dst.  Namun tentu itu dilakukan berdasarkan pengamatan beberapa lama…mengapa bawahan bisa begitu dan cari solusinya.

   Billy juga menambahkan bahwa baginya, ia senang punya bawahan yang lebih pintar karna ini berarti ia bisa belajar banyak dari bawahannya. Ajak ngobrol dan diskusi bawahan yang menurut kita lebih pintar itu. Menghadapi hal seperti ini, bagi Billy…atasan seharusnya belajar untuk membuka diri, bukan mempunish atau men-demotivated bawahan. So..dekatkan diri..pelajari keunggulannya dan respect akan datang dengan sendirinya.

Respect is not demanded, respect is earned.



   * Dengan mentalitas keep searching, hal apa yang pernah diraih Mrs.Sussie Hatadjie?

Seiring dengan perkembangan teknologi, sussie mendevelop Digital Initiative untuk keseluruhan 11 unit usaha dan sister company Mahaka Media Group. Dari nol harus belajar,termasuk dari anak-anak muda yang mengetahui trend digital saat ini. Jadi dengan hobby, melakukan research dan keep searching…Sussie mendevelop suatu divisi di Mahaka Media Group yaitu divisi Digital Initiative.


Intinya, keep searching harus tetap berjalan agar kita bisa berkembang dan itu berarti kita juga harus tetap bersyukur (be grateful) dengan apa yang kita raih dan capai.

TOP WORDS:
Proses keep searching tidak harus belajar formal. Tapi dari semua hal dan dari siapapun, kita bisa belajar apapun pada saat kapanpun. 
Keep searching bisa kita lakukan dan dapatkan di setiap kesempatan karna setiap minute by minute adalah proses pembelajaran bagi kita.



Older
Stories

Singer-Songwriter


Indonesian singer-songwriter, Public relations, Musicpreneur.
Debut Album "Bountiful Eyes" (Itunes, Spotify, Physical CD).
-- pennyhutabarat.official@gmail.com
http://pennyhutabarat.com
--


Blog ini berbagi tentang music, life & muses, work, travel dan books.
"Whatever your Dream is, Make It Happen!"

Top Article

Waktu = Nilai Hidup, Kesempatan dan Catatan Perjalanan

W aktu adalah tentang nilai hidup.  Tentu kita mengetahui betapa pentingnya waktu, namun seringkali kita mengabaikan dan melupakannya. Ada...

Blog Archive

  • ▼  2021 (4)
    • ▼  Oktober (1)
      • The Go Giver
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (14)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (37)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2014 (22)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (27)
    • ►  Desember (10)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2010 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (18)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (7)

trazy

trazy.com

Labels

  • Vocademia UI
  • bountiful eyes
  • buku
  • dreams
  • festival menyanyi
  • focus
  • impian
  • independent musician
  • kolaborasi
  • make it happen
  • menulis
  • mini album
  • musik
  • passion
  • perjalanan
  • seoul
  • simplicity

Instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top