Keep Searching
21.16
YOT Live @KisFm, Rabu (03/02) menghadirkan seorang wanita muda sukses yaitu Mrs. Susie Hatadjie, COO dari Mahaka Media Group. Membuka siaran malam itu, Billy Boen as a co-Host memperkenalkan Mrs. Susie pada ladies & gentlement.
* Pertanyaan (dari listener KisFM – name :Refata)
In a nutshell, Billy menceritakan pengalaman dan karir seorang Susie Hatdjie :
Susie lulus dari Universitas Padjajaran Bandung , majoring in economy. Setelah lulus, Sussie bergabung di majalah Forum Keadilan dan pernah menjabat sebagai Advertising & Promotion Manager . Lalu ia dipromosikan menjadi GM (General Manager) dan kemudian COO (Chief Operation Officer) untuk magazine division. And now, sussie adalah COO untuk Mahaka Media Group. Pengalaman karir nya banyak bersentuhan dengan newspaper, magazine, digital initiative, online and mobile.
*Kenapa Mrs. Sussie ingin berkarir di bidang magazine?
Sussie berbagi mengenai pengalaman di awal karirnya sebagai seorang staf AE (Account Executive). Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu berkecil hati untuk memulai karir dari staf (karyawan biasa) seperti halnya dirinya yang “merangkak” dari seorang AE (Account Executive). Kenapa ia suka berkarir di magazine?! Di masa kuliahnya dulu, ia memiliki 12 orang teman dekat yang semuanya terjun ke dunia entertainment, seperti rekannya Farhan, Nico Siahaan dan masih banyak lagi. Ini membuat ia juga tertarik terjun ke dunia entertainment. Saat itu yang dirasakan cocok oleh dirinya untuk juga terjun ke entertainment adalah bidang media. Dari kecil, sussie senang membaca majalah , mendengar berita hingga saat lulus kuliah ia mencoba melamar di perusahaan yang bergerak di bidang media yaitu Forum (bagian dari Tempo Group).
Sussie yang kini sudah 16-17 tahun menjalani karir di bidang media mengakui bahwa dirinya tidak bisa lepas dari media, dan ia merasakan masa-masa “merangkak” dari bawah yaitu dari seorang AE (Account executive).
* Bagaimana caranya seorang staf AE bisa di-promote menjadi Direktur?
Bagi sussie kata kuncinya adalah “Keep Searching”. Ia tidak pernah puas dengan apa yang sudah ia punya. Apa yang ia pelajari diaplikasikan dalam pergaulan, yaitu pergaulan dengan orang-orang dari level manapun.
Ia belajar sales & marketing, belajar design, sirkulasi, production dan banyak lagi. Yang membuat dirinya bisa mencapai karir sebagai direktur saat itu, bagi sussie adalah karena ia memiliki mental keep searching yang terus mau belajar.
How sussie did that? Konkretnya dalam pekerjaan yaitu sussie mempelajari apa yang di luar lingkup pekerjaannya. Pengalamannya dahulu sebagai staf AE memberikan banyak pelajaran seperti misalnya saat incharge dalam publishing, ia bisa memahami detail materi cetak, lalu bagaimana seorang AE yang tugas utamanya berjualan, melakukan proses sirkulasi, design dan teknis cetak. Itu semua menjadi bekal bagi dirinya sehingga saat berada di posisi puncak ia dapat mengambil keputusan yang matang karna didasari oleh pengalaman dan kemampuannya. Bahkan trend digital pun terus dipelajari karena sussie menyadari bahwa trend ini suatu hari tentu berefek dengan bidang karirnya.
So…harus belajar di luar ruang lingkup pekerjaan kita!
* Bagaimana bila kita punya cita-cita banyak dan sudah mendapatkan apa yang ditargetkan atau diinginkan, apakah kita stop(belajar) sampai disitu?
“No, kita gak bisa stop!”sussie said. Sekeliling kita bergerak dan bila kita tidak keep-up dengan lingkungan…tentu kita akan tertinggal. Itu tuntutan pekerjaan, jadi kita harus tau aplikasi.
Kita harus dinamis, peka terhadap sekeliling
* Pertanyaan (dari listener KisFM – name :Refata)
Saya bekerja di finance, saya dapat satu offer (tawaran) yaitu di perusahaan suplemen makanan di Malaysia . Dari tawaran ini, saya handle finance,tapi ada opportunities juga untuk handle operations bila performa kerja saya bagus. Nah, tawaran pekerjaan yang baru ini sangat challenging tapi menuntut saya harus bekerja sabtu minggu. Yang menjadi pertimbangan saya adalah keluarga. Sebab pasti hal ini akan menjadi kendala keluarga. Saya ragu apakah mengambil challenge ini atau tidak?Bagaimana caranya?
Sussie menjawab dari sudut pandangnya bahwa challenge mendapatkan offer lebih.. pastilah ada pengorbanannya. Tapi keluarga juga tidak dapat disingkirkan. Hal ini perlu didiskusikan dengan keluarga…karena ini personal consideration. Bila yakin peluang itu bagus..ambil challenge tapi diskusikan dulu.
Billy as a co-Host mengatakan bahwa “kita gak akan bisa kemana-mana…kalau kita gak tau mau kemana!”. Jadi yang penting untuk case ini....diskusikan dengan keluarga dan keluarga juga tidak bisa ditinggalkan.
Di dalam hidup dan karir sebaiknya kita punya tujuan mau kemana. Setiap action pasti ada resiko dan konsekuensinya.
* Pertanyaan (dari listener KisFM – name :Indri)
Saya seorang arsitek. Sejak kuliah sampai kerja, saya punya target usia 30 tahun harus bisa jadi senior arsitek. Tapi setelah berkeluarga, justru harus bernegosiasi dengan target itu. Bahkan ternyata target sebagai senior tsb sudah tercapai di usia 29 tahun tapi setelah itu tidak bisa mengembangkan karir. Target berikutnya ingin pindah ke developer. Saat ini ada opportunities untuk itu, tapi tidak bisa karena alasan keluarga. Di tempat kerja sekarang, saya sudah merasakan comfort zone misalnya ada izin untuk keperluan anak dan keluarga, tidak sulit..perusahaan cukup memahami. Tapi atasan saya disini tidak mendukung perkembangan..bila saya memberikan inisiatif.
Sussie berbagi bahwa kita boleh punya ambisi tapi jangan ambisius. Dulu sussie juga punya cita-cita sebagai arsitek tapi tidak kesampean. Memang sulit memilih antara kerjaan dan keluarga. Sussie menceritakan pengalamannya saat ia bekerja di media, dimana ia harus bekerja sampai jam 3-4 pagi. Tapi kemudian hal itu bisa dihadapi..tinggal bagaimana mengatur waktu..walaupun awalnya agak sulit. Setelah anak-anak Susie usianya sudah besar, ia dapat lebih mudah mengatur waktu dalam pekerjaan dan keluarga. Menurut Sussie, indri perlu menetapkan toleransi terhadap kondisi di kantor saat ini dan kondisi atasan. Namun bila ingin mencari peluang di luar, it’s ok.
Mengenai comfort zone dan ingin opportunities kerjaan baru tapi terbentur waktu untuk keluarga, solusinya adalah bagaimana cara kita untuk mengaturnya. Itulah family dimana komunikasi harus saling mendukung. Billy menjelaskan mengenai comfort zone, itu objective nya sampai mana, kemana dan mau dimana?! So balik lagi, kalau di perusahaan ini tidak bisa contribute silahkan mencari tempat yang baru. Dan sebaiknya bagi kita juga untuk pandai-pandai me-manage waktu.
*Dimana kita harus mencari atasan yang dapat kita teladani atau bisa menjadi role model buat kita?
Billy sharing mengenai pengalamannya di Nike. Dulu saat bekerja di Nike , ia memiliki seorang atasan yang selama 22 tahun pernah bekerja di Berca. Background atasannya itu adalah Kepala Pabrik. Billy berpikir,” wah…bagaimana bisa belajar darinya?!” Coz pekerjaan yang dijalani billy dan tentu atasannya khan hal yang berkaitan dengan marketing/ pemasaran. Sedangkan atasan sebelumnya adalah orang marketing jadi ok dan klop banget dengan bidang yang digeluti dan billy juga bisa belajar banyak. Tapi kemudian billy mengetahui bahwa atasannya, yang punya background bertolak belakang dengan marketing ini, bisa bergabung di Nike adalah karena loyalitasnya yang luar biasa.
Saat itu, Billy pernah membeli buku “Lesson From The Top”kemudian ia baca…dan dari situ ia memahami bahwa basicly atasannya pasti punya kelebihan. Mungkin dalam hal brand management..bos nya tidak menguasai, tapi untuk karakteristik ternyata atasannya patut diteladani. So….pasti selalu ada sisi positif dari atasan kita yang dapat kita teladani.
Jadi, kita belajar jangan hanya dari atasan tapi juga dari rekan kerja, partner, internet, video presentation. Seandainya bos sulit ditemui dan tidak kooperatif, kita bisa belajar dan mendapatkan info dari buku, internet, etc.
Yang penting, sejauh mana kita punya niat dan keinginan untuk mengeksplore. Keep searching!!
*Bagaimana bisa focus bila selalu belajar dan begitu banyak yang kita pelajari?
It’s all about priority (PRIORITAS). Ini adalah proses pembelajaran. Fokus dapat tetap kita jaga dengan skala prioritas, namun proses pembelajaran harus tetap berjalan. Sejauh apa pun suksesnya, tetap kita harus belajar.
Billy berbagi bahwa kuncinya adalah pelajari apa yang kita suka dan apa yang menyerap lebih cepat untuk kita. Namun disamping itu, kita juga harus terbuka dengan hal-hal lainnya. Misalnya, ia menyukai brand management, bukan berarti membeli buku hanya yang berkaitan dengan brand management. Kita juga harus tau banyak hal. Pelajari bidang lainnya dan mengikuti berita apapun itu. Positifnya, bila bertemu klien, kita bisa berdiskusi dan ngobrol mengenai apapun yang mungkin jadi interest klien kita misalnya music, olahraga and lot of things.
* Bagaimana mencari akal untuk menghadapi bawahan yang lebih pintar dari kita?
Bagi sussie, ia lebih straight to the point bila dalam beberapa kesempatan…attitude bawahan kita menonjolkan kepintarannya. Ajak bawahan bicara, apa alasan dia melakukan itu dst. Namun tentu itu dilakukan berdasarkan pengamatan beberapa lama…mengapa bawahan bisa begitu dan cari solusinya.
Billy juga menambahkan bahwa baginya, ia senang punya bawahan yang lebih pintar karna ini berarti ia bisa belajar banyak dari bawahannya. Ajak ngobrol dan diskusi bawahan yang menurut kita lebih pintar itu. Menghadapi hal seperti ini, bagi Billy…atasan seharusnya belajar untuk membuka diri, bukan mempunish atau men-demotivated bawahan. So..dekatkan diri..pelajari keunggulannya dan respect akan datang dengan sendirinya.
Respect is not demanded, respect is earned.
* Dengan mentalitas keep searching, hal apa yang pernah diraih Mrs.Sussie Hatadjie?
Seiring dengan perkembangan teknologi, sussie mendevelop Digital Initiative untuk keseluruhan 11 unit usaha dan sister company Mahaka Media Group. Dari nol harus belajar,termasuk dari anak-anak muda yang mengetahui trend digital saat ini. Jadi dengan hobby, melakukan research dan keep searching…Sussie mendevelop suatu divisi di Mahaka Media Group yaitu divisi Digital Initiative.
Intinya, keep searching harus tetap berjalan agar kita bisa berkembang dan itu berarti kita juga harus tetap bersyukur (be grateful) dengan apa yang kita raih dan capai.
TOP WORDS:
Proses keep searching tidak harus belajar formal. Tapi dari semua hal dan dari siapapun, kita bisa belajar apapun pada saat kapanpun.
Keep searching bisa kita lakukan dan dapatkan di setiap kesempatan karna setiap minute by minute adalah proses pembelajaran bagi kita.
0 komentar