• Home
  • Music
  • Work & Values
  • MarComm & Branding
  • Travel
  • Books

Blog Penny Hutabarat

moment dan inspirasi

Kendi-Kendi Berkat

20.45

Pukul 08.00 pagi aku berangkat menuju ke kampus. Meski ku tau aku akan terlambat sampai di kampus, aku memutuskan untuk tetap berjalan kaki dari pintu masuk kampus menuju fakultas yang jauhnya kurang lebih 200meter. 

Orang –orang biasanya menyebut jalan kecil tempat mahasiswa berjalan menuju kampus itu adalah Kober. Aku senang berjalan sambil memandang sekelilingku. Banyak tukang jualan dipinggir jalan Kober itu, bahkan pengemis yang hampir setiap pagi ku temui ada disana. 

Tapi hari ini berbeda, sesuatu menyentuh hatiku. 


Tepat 5 meter di depan mataku aku melihat seorang Bapak berkulit gelap dan bertubuh gemuk juga besar berjalan dengan nafas yang terengah-engah. Gerakannya mulai menunjukkan kalau sepertinya tubuhnya mulai tumbang dan rubuh ke tanah. 

Bapak itu berjalan semakin dekat ke arahku dan aku mulai melihat ternyata barang yang ia pikul adalah kendi-kendi tanah liat. Ia memikul kendi itu dengan tongkat kayu di pundaknya dan sejumlah besar kendi dalam 2 keranjang besar yang dipikulnya. 

Hatiku terasa menitikkan air mata saat itu, bagaimana tidak?, seorang bapak dengan kendi dagangannya yang berpapasan denganku hingga kulihat betul raut wajahnya yang lelah dan suara nafasnya yang terengah-engah. Hatiku berbicara “betapa sulitnya bapak kendi itu untuk mendapatkan nafkah dan sesuap nasi, ia pikul kendi tanah liat yang berkilo-kilo beratnya, ia terengah engah di jalan, mencoba mengatur nafasnya, bahkan hampir rubuh tubuhnya”. 

Saat itu, diletakkannya kendi dagangan yang ia pikul di pinggir kanan jalanan kecil Kober. Lalu ia terduduk di depan toko kecil dekat dengan dagangan pikulannya. Karena begitu banyak orang yang berjalan di Kober itu, aku hanya bisa menyimpan rasa iba dan prihatin dari apa yang kulihat dalam hatiku. Aku tak tau, apa mungkin kendi itu juga hasil buatan tangannya sendiri yang ia buat lalu ia jual sendiri. Aku pun berpikir, mungkinkah di zaman modern ini masih banyak orang yang membutuhkan kendi atau paling tidak membeli kendi tanah liatnya. 

Yang kulakukan sesaat setelah berpapasan dengan penjual kendi itu adalah aku berbalik dan berjalan ke arah yang berlawanan, aku berjalan menuju warung untuk membeli sebotol air mineral untuk penjual kendi  yang kelelahan itu. Tapi tiba-tiba aku mengurung niatku…aku kembali berjalan pelan menuju sang bapak penjual kendi yang sedang duduk untuk megistirahatkan dirinya  dan menatapnya sesaat sambil merogoh kantong tasku. Aku memutuskan untuk memberi ia sedikit uang yang kuharap bisa ia pakai untuk membeli makanan dan minuman di tengah kelelahannya memikul kendi itu.

Ia seperti ingin berbicara dan mengucapkan terimakasih dengan nafasnya yang masih terengah-engah dan wajahnya yang terlihat begitu lelah. Aku pun melanjutkan langkah kakiku menuju kampus. Namun perasaan iba di hatiku tetap belum sirna. Tuhan berkatilah sang penjual kendi yang kutemui pagi ini. 

Tersirat di pikiranku sesaat sampai di kampus dan terduduk di depan komputerku. Bagaimana mungkin sekian orang begitu mudah menghamburkan uang penghasilan kerjanya atau uang pemberian orangtuanya untuk ber- sour sally-ing di mall menikmati yoghurt ice krim, ber-facebook-ing dan ber-ym-an ria di handphone kesayangannya dan rela membeli berpulsa-pulsa untuk kesenangan dunia maya. Sedang ternyata ironisnya di sekeliling kita sebagian besar orang masih berjuang untuk sesuap nasi. Seperti halnya penjual kendi itu, berjalan dan berjalan terus dengan kendi-kendi “nafkah hidupnya” agar keluarga dan anak-anaknya bisa makan cukup. 

Seandainya sebagian dari uang entertainment yang biasa kita gunakan untuk ber-sour sally-ing, menikmati kopi di starbuck/ coffee bean/ illy dengan teman-teman, membeli baju bermerek Zara/Giordano/the Executive, menonton film di Blitz , XXI atau 21 --- dan semua kegiatan hiburan lainnya juga jalan-jalan/ relaxing kita itu. Seandainya sebagian saja dari uang yang kita keluarkan itu, bersama-sama bisa kita bagikan untuk orang-orang disekeliling kita untuk bisa mereka pakai buat kebutuhan makan/ minum, buku-buku, yang bagi sekelompok orang lainnya masih begitu sulit untuk didapat. 

Mari kita menghargai setiap kendi-kendi berkat dan rejeki yang kita terima dari Tuhan. Marilah kita melihat “kendi-kendi berkat” yang kita miliki dan yang sudah terisi penuh itu, lalu membagikan setengah atau seperempat dari kendi berkat itu atau bahkan seberapapun semampu kita untuk menolong mereka yang kendi-kendinya masih kosong dan belum terisi. 

Terimakasih Tuhan untuk pelajaran kehidupan hari ini.



buku

Cuplikan Buku : Management Think Tank

21.40
Buku karangan Promod Batra dan Vidjay Batra, mengangkat topik tentang management  dari sudut pandang individu, persahabatan, pekerjaan dan keluarga. Isinya mudah dicerna dan mendorong daya pikir kita dalam merefleksi diri.
Hal penting yang diangkat dalam Management Think Tank ini adalah bahwa :

 setiap kita...harus menyadari bahwa TIDAK SETIAP ORANG dapat melakukan hal-hal luar biasa. Tapi SETIAP ORANG PASTI BISA melakukan hal-hal kecil secara luar biasa. 


Ya....mungkin sebagian dari kita pernah "ngoyo" untuk mencapai hal yang luar biasa. Tapi hal yang luar biasa itu tidak selalu sesuatu yang besar, yang luar biasa juga dapat berarti hal kecil namun dikerjakan secara luar biasa.

Management Think Tank menarik garis merah menurut sudut pandangnya bahwa "kesuksesan bukanlah tujuan tetapi perjalanan".
Ini berarti setiap perjalanan yang kita lalui dalam hidup kita adalah kumpulan kesuksesan-kesuksesan yang setiap hari kita tanam, pupuk, airi dan tumbuh hingga waktunya berbunga.

Promod Batra menyajikan Management Think Tank dalam bentuk kutipan kata-kata singkat yang dapat kita baca berkali-kali, dapat disimpan di buku harian dan dapat kita ingat dalam sekali baca atau renungkan. Di halaman awal, penulis menganalogikan nilai-nilai management Think Tank seperti dalam ilustrasi "Ganesha" yaitu lambang gajah besar.
dreams

Dream It, Say It and Execute It!!

21.12
Today I learn a new things and i really love it. MIMPI....IMPIAN....DREAMS...!!
Ya...mimpi memang suatu anugerah. Kita bebas untuk bermimpi tanpa dipungut biaya, mimpi itu gratis bahkan membangkitkan passion dan kreativitas pikiran kita.
Banyak buku-buku terkenal dan bahkan orang-orang besar yang telah sukses,
mengatakan bahwa : Apa yang dicapai di waktu sekarang adalah bagian dari mimpi-mimpi
yang pernah dibangun di masa lalu. 

Waw...padahal mimpi itu intangible yaa...tak tersentuh, ada dalam daya pikir dan hati kita.
We may say the dream is like a hope. Coz mimpi yang diyakini memunculkan harapan.
Temanku bercerita hari ini bahwa mimpi yang kita bayangkan juga harus diyakini.

Katakan pada diri kita dengan yakin and Do some Action menuju mimpi-mimpi itu ~PH


Temanku ini bercerita tentang mimpinya yang ingin mempunyai kedai kopi (Coffe Shop) suatu hari nanti. Yup..kedai kopi seperti starbucks, coffebean. Bahkan dia bercerita seolah ia sudah memiliki kedai kopi itu. Yang menarik karena aku juga pribadi yang suka bermimpi, diskusi kami tentang kedai kopi itu semakin luas. Membayangkan akan seperti apa nantinya dan apa saja yang ada di dalamnya. Berawal dari hobinya "kongkow-kongkow, nongkrong di kedai kopi, ngobrol dan senang bertukar pikiran. Dari sinilah hatinya terdorong dan memimpikan suatu kedai kopi yang berada di lokasi strategis dimana menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk berbincang-bincang, bertukar pikiran, berbagi ide bahkan memulai suatu rencana-rencana bisnis. 

Wow...that's sounds great!! Dan bagian yang paling penting adalah temanku tidak hanya memimpikannya dan mengatakannya dalam keyakinan tapi juga melakukan sesuatu (do some action) untuk menuju mimpinya itu. 

Meskipun action nya baru dalam hal kecil dan sederhana tapi ia sudah mau memulainya. Dia bilang "Aku akan baca buku-buku seputar bisnis kedai kopi, belajar dan persiapkan diri tuk dapat beasiswa ke Eropa...and when i'm in Europe,I will learn how some people there build a coffee shop, how they create it become such a good and comfort place to gather
with friends and others".
hEHE,,,she really do some action, walaupun belum tercapai tapi dia sedang merangkainya saat ini. 

So...friends, let us dream what we want to dream, say it to your self faithfully, and do it with pleasure. God listening ur inner heart :)
moment dan inspirasi

"Cermin" Kebahagiaan

23.24
Pagi ini...saat berangkat kantor..aku melihat seorang kakek tua yang sedang memikul barang dagangannya menuju ke pasar yang jaraknya tinggal 1 KM lagi . Jumlah yang ia pikul banyak sekali, sekilas saya lihat jumlahnya hampir 8 karung. Begitu beratnya beban dagangan yang ia pikul, sampai ia membawanya dalam keadaan begitu membungkuk dan lelah.


Saya yang saat itu sedang duduk di bangku depan angkutan umum, menatap sang kakek dengan mendecak kagum dan tersentuh. Bagaimana tidak? Dari guratan di wajahnya dan tubuhnya yang sudah renta, saya bisa mengira bahwa umurnya sekitar 70 tahun.
Dan yang membuatku kagum, bagaimana mungkin seorang kakek yang renta masih mampu memikul barang dagangan yang begitu berat. Oooh...hatiku begitu iba dan tersentuh. Sempat terlintas di benakku, "kemana anak-anaknya, apakah mereka tak membantu orangtuanya", "berapa yang mampu ia dapatkan dari hasil dagangan yang ia pikul begitu beratnya", "Tidakkah di usia nya yang setua itu, seharusnya ia duduk di rumah menikmati masa tuanya, merasakan keberhasilan dan kerja keras anak-anaknya".

Semua hal itu, tiba-tiba terlintas dalam pikiranku. Jujur, saya bingung apa yang harus saya perbuat saat itu karena angkutan umum yang saya tumpangi pelan-pelan mulai melaju sambil saya terus menatap sang kakek yang tersenyum lembut.

Sementara angkutan umum berjalan dan sang kakek mulai berlalu dari pandangan saya, hati ini langsung berbicara dalam doa "Tuhan berkati kakek yang berjalan dengan barang dagangannya tadi, berikanlah ia rejeki dan kedamaian di hatinya dan keluarganya. Amin".

Namun satu hal yang saya petik dan saya pahami, kakek tadi telah mengirimkan "cahaya" nya kepada orang di sekeliling yang menatap dirinya. Bahwa "cahaya" itu berbicara..: "Meski tua usiaku dan renta tubuhku, tetap kupikul beban ini dan kubawa sampai tujuanku".

Mungkin hasil yang ia dapatkan dari dagangannya tidak seberapa tapi ia telah berusaha dan merasa cukup bahkan bahagia dengan apa yang dimilikinya.
Jauh dibalik itu ia telah menjadi "cermin" yang memantulkan cahaya KEBAHAGIAAN, KERJA KERAS, DAN KEKUATAN bagi orang-orang yang melihatnya.

Terimakasih Kek, teruslah berjalan dengan senyuman :)!!



my muses moment dan inspirasi

Kesempatan Itu Harus Diciptakan

23.14
Dalam hari-hari kita, pasti kita pernah secara tidak sadar "menciptakan" kesempatan-kesempatan. Entah itu yg berhubungan dengan tugas dan pekerjaan atau hubungan kita dengan orang lain. 

Beberapa minggu terakhir ini, saya kembali diingatkan oleh kata-kata motivasi ini "kesempatan harus diciptakan", baik itu dari buku yang saya baca ataupun dari seseorang yang menginspirasi. Saya sering merasakan hal ini dalam perjalanan hari-hari saya, dimana kita harus berani "menciptakan" kesempatan agar orang lain juga dapat menerima manfaat dari  potensi yang kita miliki atau bahkan sebaliknya :). 


Sebagai contoh, seorang public relations aktif mengikuti Workshop dan Seminar PR yang diadakan oleh beberapa organisasi/ komunitas. Tanpa disadari, sebenarnya ia telah berani "menciptakan" kesempatannya sendiri. Ia punya kemauan dan keberanian untuk memulai suatu kesempatan yang dapat membawanya bertemu dan mengenal banyak orang khususnya para public relations dari berbagai perusahaan yg hadir di Seminar itu, yang membuat dirinya belajar sesuatu hal yang baru lewat pengalaman dan pembelajaran yang dibagikan dalam seminar tsb. Lebih dari itu, dengan menjalin relations yg baik...peluang-peluang yang baik pun akan datang dari orang-orang di sekeliling kita.

So...create ur opportunities.

====


Kenapa kita perlu belajar 'menciptakan' kesempatan? 

Kebanyakan dari kita menunggu datangnya kesempatan yang tepat. Kita menunggu (mungkin) seseorang menawarkan kesempatan yang kita nanti-nantikan. Kita menunggu kesempatan untuk start mengerjakan sesuatu yang kita rencanakan. 

Dan apakah kesempatan tsb datang? Terkadang ya, terkadang pula tidak. Mengapa? Karena mungkin kita tak menyadari dan tak mengenali ketika kesempatan tsb datang. Atau kita tidak siap, tidak ready untuk itu. Atau mungkin pula, saat kesempatan tsb muncul..kita sudah tidak lagi tertarik (we might not be interested in it anymore). 

You wait passively for something to happen. Mengapa cita-cita dan impian mu hanya di angan-angan?  


You Can!
Seringkali bukan tentang masalah menciptakan kesempatan, tapi PEKA ...becoming aware dengan kesempatan yang ada. 
Ada di hadapan kita, tapi seringkali tak kita sadari. 
Untuk melihat dan menyadarinya, kita perlu mengubah mind set, belajar untuk memiliki right attitude dan right thinking. 


Bagaimana kita dapat belajar create opportunities dan recognize opportunities? 

1. Kita perlu mendefinisikan apa yang kita impikan dan ingin raih. Bila kita tak tahu, kita tak bisa kemana-mana. Ketika kita tau dan mengenali apa yang kita impikan dan ingin raih tsb (misal. pekerjaan), kita akan menyadari kesempatan yang ada (recognize the opprtunity). 

2. Visualisasikan cita-cita dan tujuan, seakan sedang dan sudah terwujud. Ini akan memotivasi dan meng-energize-mu untuk merealisasikannya. Ketika kita memiliki energi, motivasi, enthusiasm, kita melihat kesempatan, yang mungkin belum pernah kita lihat sebelumnya. 
Orang-orang yang kita temui akan merasakan energi dan enthusiasm kita, dan akan membantu membukakan kesempatan baru untuk kita.



When you want something very strongly, and focus on it, things start happening. There is no magic here, just plain mental and emotional laws at work (Remez Sasson) 
buku

Talk Show Young On Top @ Faculty Of Computer Science Universitas Indonesia

22.49


Billy Boen - YOT on campus - FASILKOM UI
Rabu (29/09), Penulis Buku terlaris “Young On Top”, Billy Boen, hadir di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Billy Boen bersama Radio KisFM mengadakan Talk Show “Young On Top In The IT World” yang mengangkat topik : Integrity-Confidence-Make A Lot Of Friends-Creativity-Just Perform.

Melalui Talk Show “Young On Top” ini, Billy Boen bermaksud untuk membagikan pengalaman kesuksesannya di usia muda dan menginspirasi rekan-rekan mahasiswa di Fasilkom. Billy Boen memperoleh gelar Bachelor dari Utah State University dan gelar Master-nya dari State University of West Georgia. Saat ini, di usia nya yang ke-30 tahun, Billy memimpin divisi F&B di MRA Group.


Talk Show yang diadakan di Gedung A Fasilkom UI ini disiarkan On Air di Radio KisFM, 95.1 selama 2 jam penuh, yaitu 1 jam sessi presentasi dari Billy Boen, yang didampingi rekannya Rudhy Buntaram dari Optik Seis dan 1 jam berikutnya sessi diskusi (interaktif). Acara ini dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswa Fasilkom dan beberapa Dosen mulai pukul 13.30-15.30.
Penny Hutabarat & Yugo Isal
Newer
Stories
Older
Stories

Singer-Songwriter


Indonesian singer-songwriter, Public relations, Musicpreneur.
Debut Album "Bountiful Eyes" (Itunes, Spotify, Physical CD).
-- pennyhutabarat.official@gmail.com
http://pennyhutabarat.com
--


Blog ini berbagi tentang music, life & muses, work, travel dan books.
"Whatever your Dream is, Make It Happen!"

Top Article

Waktu = Nilai Hidup, Kesempatan dan Catatan Perjalanan

W aktu adalah tentang nilai hidup.  Tentu kita mengetahui betapa pentingnya waktu, namun seringkali kita mengabaikan dan melupakannya. Ada...

Blog Archive

  • ►  2021 (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (14)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (37)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2014 (22)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (27)
    • ►  Desember (10)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2010 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2009 (18)
    • ►  Desember (2)
    • ▼  Oktober (6)
      • Kendi-Kendi Berkat
      • Cuplikan Buku : Management Think Tank
      • Dream It, Say It and Execute It!!
      • "Cermin" Kebahagiaan
      • Kesempatan Itu Harus Diciptakan
      • Talk Show Young On Top @ Faculty Of Computer Scien...
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (7)

trazy

trazy.com

Labels

  • Vocademia UI
  • bountiful eyes
  • buku
  • dreams
  • festival menyanyi
  • focus
  • impian
  • independent musician
  • kolaborasi
  • make it happen
  • menulis
  • mini album
  • musik
  • passion
  • perjalanan
  • seoul
  • simplicity

Instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top