• Home
  • Music
  • Work & Values
  • MarComm & Branding
  • Travel
  • Books

Blog Penny Hutabarat

Marcom & PR Corner

Kelola People sebagai Aset Berharga Perusahaan (Internal Brand Equity)

02.40
Karyawan (employee) harus dilihat sebagai aset yang berharga oleh perusahaan, apalagi oleh perusahaan/ institusi yang bergerak di sektor jasa seperti rumah sakit, universitas, asuransi dan lain-lain. Dengan kata lain employee happiness = customer happiness = company happiness. Why? Karena karyawan yang happy dan diapresiasi oleh perusahaannya, terbukti cenderung akan lebih produktif  dan lebih happy dalam melayani customer nya.

Sebagai contoh: mungkin kita sering menemui di beberapa tempat misalnya rumah sakit atau universitas, ketika kita sebagai customer bertanya pada staf disana dan direspon dengan cara yang ketus atau tidak ramah. Apa yang terjadi? sebagai customer kita punya experience yang kurang baik tentang institusi atau tempat tersebut. Walaupun tentu tidak semua karyawan di tempat itu berlaku seperti itu. Tetapi itu berdampak pada bagaimana customer akan kembali datang kesana lagi atau tidak.

Apa yang menyebabkan hal ini? Internal Brand Equity. Setiap karyawan dalam suatu lembaga/ perusahaan merupakan representasi yang punya peran penting dalam membangun brand perusahaan. Khususnya perusahaan/ lembaga yang bergerak di sektor jasa. Ekuitas yang berharga adalah personality image dari karyawannya. Sebab keputusan-keputusan yang diambil oleh customer pada sektor jasa tersebut, sebagian besar dipengaruhi oleh experience (pengalamannya) mereka saat berinteraksi dengan personil perusahaan (karyawan). Itu sebabnya perusahaan (top management & HRD) bertanggung jawab untuk membekali dan men-train karyawannya agar memiliki knowledge yang mumpuni tentang produk/ jasa perusahaan. Top management, dan founder perusahaan punya peran yang sangat penting dalam membangun corporate culture dan nilai-nilai yang menjadi identity dari elemen yang ada di dalam perusahaan. HRD punya peran signifikan untuk mengaktifkan dan mengelola nilai-nilai dan corporate culture tersebut pada setiap karyawan perusahaan. 

Ironis ketika kita melihat misalnya seorang karyawan tidak happy dengan perusahaan tempatnya bekerja karena tidak diapresiasi. Hal ini akan berdampak pada perusahaan itu sendiri. Perusahaan-perusahaan besar yang menyadari pentingnya talent-talent handal bagi perusahaannya, mencari star employee yang dapat membantu mengembangkan perusahaan dan merepresentasikan perusahaan. Namun bila star employee ini tidak dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin mereka akan pergi dan berkarya di tempat lainnya. Sementara bagi perusahaan yang telah memiliki star employee lalu kehilangannya, tentu akan berdampak dan mempengaruhi banyak hal dalam  aktivitas perusahaan. Dengan kata lain, secara intangible perusahaan merugi bila tak mampu mengelola dengan baik human resource nya. 

Konsep service triangle menjelaskan bagaimana company membangun external marketing yakni making the promise pada konsumennya melalui 4P. Lalu bagaimana employee dan customer dalam sektor jasa terhubung untuk delivering the promise tersebut melalui interactive marketing. Dan yang tidak kalah penting, bagaimana company membangun internal marketing pada karyawannya untuk enabling the promise. (promise yang dimaksud adalah janji yang ditawarkan oleh perusahaan pada market dan konsumennya. Janji ini tentu harus dipenuhi, misal jasa dan produk berkualitas dan seterusnya. Siapa yang bertanggung jawab men-deliver promise ini? perusahaan dan karyawannya). Internal marketing dalam perusahaan harus dimulai dengan Mau dan Mampu. Mengapa? Karena top management dan HR harus mau untuk training & development karyawannya, harus diciptakan sistem apresiasi nagi karyawan. Ujungnya bermanfaat untuk long-term perusahaan.




Pada aspek company & employee inilah harus ada engaged & loyal employee serta upaya membangun internal brand equity. Kita bisa mengatakan misalnya suatu perusahaan seperti Apple atau Amazon punya karyawan yang berkualitas dan talent-talent handal. Ini juga muncul dari internal brand equity yang kuat yang dibangun oleh perusahaan tersebut. Tentu tidak terlepas dari tanggung jawab top management, HR dan kerjasama karyawan yang baik. 

Internal brand equity tak hanya bicara dari sisi marketing tetapi juga dari area HR (Human resource)  dan organizational behavior. Peran top management sangat berpengaruh. Steve Job memiliki personality yang kuat, yang nilai-nilainya diturunkan menjadi budaya organisasi/ perusahaan. Didukung oleh pengelolaan human resource yang profesional dan melihat karyawan sebagai aset, mulai dari ketika recruitment, masa kerja hingga karyawan exit dari perusahaan. 

Terkadang perusahaan begitu terfokus bagaimana memuaskan konsumen, kemudian melupakan bagaimana membangun nilai dan budaya agar karyawan juga happy. Branding tak hanya tentang mengembangkan dan mengelola produk dan jasa, tetapi juga people. 
Marcom & PR Corner

Global Branding Strategy

04.37
Pada titik tertentu, suatu brand berupaya memperluas pangsa pasar nya dan masuk ke dalam pasar internasional (international market). Untuk dapat menjadi global brand, perusahaan dan marketers harus memahami point-point yang penting untuk dipertimbangkan, agar dapat berhasil entry ke market di negara lain.

Dalam merancang dan mengimplementasikan global brand marketing program, perusahaan dan marketers perlu memahami advantages & disadvantages yang mungkin terjadi.

Keller dalam bukunya Strategic Brand Management memberikan insight bahwa terdapat 10 Commandments of Global Branding, yaitu strategi untuk dapat membangun global brands yang kuat. Saya mencoba menyajikannya dalam ilustarasi pohon berikut ini :


Sumber: Keller, Strategic Brand Management.
Infographic berupa pohon 10 commandments of global branding disusun oleh Penny H.

====

(1)  Memahami Similiarities & Differences in the Global Branding Landscape

 Panduan yang paling mendasar adalah memahami bahwa international markets dapat berbeda-beda, baik dalam hal yang terkait dengan perilaku konsumen, infrastruktur pemasaran, aturan hukum (legal), brand development dan competitive activity. Contoh terbaik dari global brands, umumnya yaitu brand mampu mempertahankan thematic consistency dan dapat memodifikasi elemen spesifik dari marketing mix-nya yang perlu disesuaikan dengan perilaku konsumen dan situasi kompetitif di setiap negara). 


Salah satu contoh: Snuggle (brand pelembut kain/ softener), produk dari Unilever. Snuggle memiliki nama yang hampir berbeda-beda di setiap negara. Mengapa? Karena perusahaan melihat pentingnya pemahaman akan similarities & differences pada landscape global branding. 

Ada asosiasi yang kuat yang konsisten dimunculkan yakni icon Teddy Bear sebagai karakter utama dalam kampanye iklan global brand ini. Karakter Teddy Bear pada brand Snuggle memiliki kesamaan persepsi di setiap negara sebagai  cerminan softness (kelembutan), dan ini terjadi karena strategi komunikasi yang dilakukan sangat efektif. Snuggle menampilkan nama yang berbeda-beda di beberapa negara untuk menyesuaikan produknya dengan local market, namun tetap ada kesamaan yakni elemen yang ditonjolkan melalui icon Teddy Bear.
Cara ini berhasil diaplikasikan oleh Unilever dalam memasarkan Snuggle, tapi perlu diingat brand lainnya mungkin punya pendekatan yang tidak sama. Dengan kata lain, belum tentu strategi yang works bagi Snuggle, bisa works juga untuk brand lainnya.


Perusahaan dan marketer perlu memahami similarity yang tetap harus dijaga dan differences yang perlu dibangun oleh global brand pada suatu market di negara yang dituju. 




(2) Don't take shortcuts in brand building
Membangun brand pada new markets harus dilakukan dari bawah ke atas (bottom up). Secara strategis berarti fokus pada upaya membangun awareness dulu, lalu kemudian brand image. Seperti halnya strategi CBBE (Customer Based Brand Equity).

Sebab memiliki brand associations yang strong, favorable & unique sangatlah penting. Karena asosiasi merupakan salah satu sources of brand equity yang kuat. Kunci penting agar berhasil adalah memahami setiap konsumen, kenali apa yang menjadi value tentang brand nya, lalu hubungkan program marketing dengan kebutuhan & keinginan konsumen.

Kellogg di Brazil

Sebagai contoh: Kellogg yakni corn flakes sebagai makanan sarapan pagi.
Marketing communication yang dilakukan Kellogg menyesuaikan dengan kultur/ budaya negara tersebut. Kellog perrnah mengedukasi konsumen Perancis bahwa corn flakes sebenarnya dimakan dengan susu dingin dibandingkan susu panas.
Berbeda halnya dengan di Brazil, cereal awalnya dimakan sebagai cemilan kering (seperti potato chips)  karena sebagian besar orang Brazil tidak sarapan sama sekali. Lalu marketer Kellogg berupaya mengedukasi konsumen di Brazil melalui kampanye iklannya, bahwa sarapan sangat penting dan Kellogg adalah pilihan terbaik. Upaya edukasi ini berhasil membuat Kellogg diterima di Brazil sebagai menu sarapan keliarga.

Di suatu kondisi, brand dapat memilih strategi untuk menyesuaikan dengan local culture ataupun brand dapat memilih untuk mengubah lifestyle & culture di market yang dituju 




(3) Establish marketing infrastructure
Keberhasilan dari banyak global brand adalah berada pada manufacturing, distribution & logistical . Perusahaan harus beradapsi dengan operasional produksi dan distribusi di negara tersebut.

Sebagai contoh: DHL yakni penyedia layanan logistik. DHL memiliki beberapa layanan, seperti DHL Express DHL Freight, DHL Express, DHL Global Mail, Masing-masing layanan ini memiliki keunggulannya, yakni ada yang berfungsi sebagai transport antar pulau, lintas dunia, distribusi domestik & internasional.

DHL - marketing infrastructure


(4) Embrace IMC (Integrated Marketing Communication)

Marketers harus dapat memanfaatkan IMC seperti sponsorship, public relations, merchandising dll demi memperkuat global brand.
Misalnya DHL lakukan IMC melalui  website nya, maupun print advertising nya. Bahkan pada campaign iklannya, DHL menonjolkan karyawannya sebagai keunggulan di setiap iklan cetak.






(5) Cultivate brand partnership
Kebanyakan global brand memiliki marketing partners dalam menjangkau international markets, baik dalam bentuk joint venture partner, franchise atau lisensi, advertising agencies, distributor dan marketing support lainnya.

 Di Australia, Coca Cola tak hanya  menjual global brand nya seperti Coke, Fanta, Sprite, tetapi juga partnership dengan local brand seperti Lift, Deep Spring & Mount Franklin.


Contoh lain misalnya: Pepsi Lipton Tea (Partnership antara Pepsi dan Unilever).
Pepsi Lipton Tea berkolaborasi meluncurkan 100% Natural Lipton Iced Tea yakni line minuman baru yang mengklaim dirinya memiliki 'natural' ingredients.
Unilever membawa brand Lipton, knowledge mengenai world class tea, dan kapabilitas R& D nya ke dalam joint venture ini.
PepsiCo kontribusi akses ke jaringan distribusi, bottling dan customer relations nya yang kuat.
Unilever memang memiliki strong presence di dveloping & emerging markets. Namun masih banyak "white space" atau area yang belum terjamah, dimana Lipton belum hadir disana. Unilever melihat bahwa peluang bisnis yang cukup signifikan bisa diraih dengan partnership bersama Pepsi yang sudah memiliki hihgh potential market di beberapa area tertentu.


(6) Balance standardization & customization 
Faktor-faktor yang memungkinkan untuk menstandarisasi program global marketing adalah bila customer needs bersifat umum (common), kebijakan dan regulasi di beberapa wilayah serupa dan menguntungkan, technical standards yang sesuai, marketing skills yang dapat di transferable. 

Salah satu implikasi dari similarities & differences pada lintas international markets adalah marketer harus mengombinasikan elemen lokal & global dalam marketing programnya. Tantangannya yaitu bagaimana menemukan right balance, untuk mengetahui elemen mana yang perlu di customise dan disesuaikan serta yang mana yang dapat distandarisasikan.

Jenis produk yang sulit dijual dengan pendekatan standardized global marketing program adalah Food & Beverages. Karena F& B cenderung berhubungan dengan tradisi, kultur bertahun-tahun yang sudah menjadi preferensi dan selera konsumen. Sehingga sulit untuk distandarisasikan secara global.

Namun demikian, beberapa produk dapat memiliki strategi global marketing yang serupa, misalnya untuk produk seperti: produk high-tech dengan functional images yang kuat (digital camera, TV, jam, komputer), produk high-image dengan asosiasi yang kuat pada fashion/ status (kosmetik, perhiasan, baju). produk layanan dan B2B (airlines, Bank), produk untuk upperclass individual (Toy's R'Us); brand yang memposisikan dirinya berdasarkan asal negara (Australian Foster Beer), dst.  

Salah satu contoh: 7 Eleven yang masuk ke market Indonesia di tahun 2009.
7 Eleven masuk ke Indonesia dengan melakukan customization yakni memposisikan dirinya sebagai tempat hang out, minum dan menggunakan wifi secara gratis. Di negara lain seperti Jepang, 7 Eleven dihadirkan sebagai supermarket untuk belanja kebutuhan saja tanpa positioning sebagai tempat nongkrong dan free wifi. Kemudian 7 eleven populer di target market usia 18-25 tahun di Indonesia. Seperti halnya di negara-negara lainnya, 7 eleven standardized produk yang dijualnya seperti kategori minuman, makanan, snack dan keperluan-keperluan sehari-hari. Khususnya minuman alkohol, hampir di semua 7 eleven di berbagai negara menjualnya.
Namun di tahun 2015 pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan yang melarang penjualan alkohol di minimarket. Ini  menjadi salah satu problem bagi 7 Eleven. Ditambah lagi, konsumen yang berkunjung ke 7 Eleven sebagian besar hanya hang out dan cenderung bukan konsumen yang willing to spend money. Di tahun 2017, PT Modern Tbk yang memegang franchise 7 eleven di Indonesia menutup semua stores nya. Kegagalan 7 Eleven di Indonesia bisa disebabkan oleh beberapa hal: masalah internal dan finansial organisasi, kompetisi yang kuat pada convenience store di Indonesia dimana Indomaret dan Alfamart sudah menguasai market dengan cukup kuat dan memiliki stores hampir di seluruh kota di Indonesia; tantangan regulasi ketika penjualan minuman beralkohol dilarang. Sedangkan di negara lainnya, 7 eleven cukup berhasil masuk ke market dan tidak kena regulasi minuman beralkohol.

Itulah sebabnya perlu pendekatan yang berbeda-beda bagi global brand untuk masuk ke international market. Pahami perilaku konsumen, kebijakan yang berlaku, kompetisi dan peluang yang mungkin terjadi dengan kompetitor di  wilayah tersebut. 



(7)  Balance Global & Local Control 
Umumnya, perusahaan cenderung mengadopsi: kombinasi centralization & decentralization untuk menyeimbangkan antara standarisasi local & global. Seperti yang dilakukan oleh Levis, GE dan Intel.

Salah satu contoh menarik yakni Yakult, minuman probiotic asal Jepang. Yakult sudah terjual di 38 negara di dunia, dan sebagian profitnya berasal dari luar Jepang. Yakult menggunakan strategi adaptasi karena ia memahami setiap negara punya tastes yang berbeda. Selain itu, Yakult bekerjasama dengan local manufacturer di negara tsb.

Operating model yang khas dan kreatif dari Yakult adalah Yakult Ladies. Bagi sebagian orang mungkin dilihat old fashioned di era digital marketing ini. Namun Yakult masih mempertahankan Yakult Ladies sebagai esensi dari jaringan bisnisnya. Terdapat 80,000 Yakult Ladies di dunia. Bahkan yang menarik: cara, tampilan dan pendekatan yang dilakukan Yakult Ladies di tiap negara berbeda-beda. Yakult menggunakan strategi lokal untuk menyesuaikan produknya dengan target market. 
Perhatikan bagaimana di setiap negara memiliki kekhasan yang berbeda dalam memasarkan dan mendistribusikan Yakult.


Yakult Ladies di India
Yakult Ladies di Indonesia



Yakult Ladies di Jepang



Yakult Ladies di Korea


(8) Establish Operable Guidelines
Brand guidelines (panduan brand) harus dibangun, dikomunikasikan sehingga marketers di wilayah yang berbeda dapat memiliki pemahaman yang tepat tentang apa yang diharapkan dan apa yang tidak dari brand nya. Coca Cola punya strategi yang secara jelas mengartikulasikan perusahaannya dan bagaimana positioningnya termanifest dalam berbagai elemen marketing mix nya.

Contoh: Pasta gigi Colgate, yang berhasil memasarkan produknya di berbagai negara di dunia dengan memberikan panduan guideline yang jelas. Di India misalnya, Colgate menyediakan produk dalam bentuk kemasan kecil yang dijual di toko-toko di desa di India, dengan panduan yang jelas dan modifikasi packaging yang disesuaikan dengan local market. 





(9) Implement a Global Brand Equity Measurement System
Dibutuhkan prosedur riset yang dirancang secara tepat, akurat untuk menjadi actionable information bagi marketers brand tersebut, sehingga membantu marketers di setiap wilayah dan negara untuk untuk membuat keputusan yang relevan di market yang dituju.

(10) Leverage brand elements
Brand element dapat membantu keberhasilan upaya membangun brand equity secara global, khususnya bila brand memiliki design dan impelementasi yang sesuai dari brand element nya, seperti halnya McD dengan Ronald McDonald nya, M&M's dengan maskotnya, Marlboro dengan elemen Cowboy nya.


 "Each country, market, demographic and lifestyle is different and marketers must tailor strategies to local trends" 
- (Keller, Strategic Brand Management)


No one size fits all in developing a global brand marketing strategy




Disusun oleh: Penny Hutabarat


Marcom & PR Corner

Brand Relevance

17.37
Kamu tentu sering mendengar tentang brand image, brand awareness, brand preferences dll. Lalu bagaimana dengan brand relevance? "Relevance" atau relevansi adalah faktor krusial bagi brand untuk dapat meraih kepemimpian pasar (market leadership). Brand relevance merupakan strategi penciptaan kategori dan subkategori baru melalui inovasi, sehingga brand dianggap relevan oleh konsumennya. Banyak brand yang kinerjanya menurun bukan karena loyalitas konsumennya memudar. Tetapi penurunan kinerja tersebut dapat terjadi karena suatu brand menjadi kurang relevan. Dengan kata lain, brand yang decline tidak lagi dipertimbangkan oleh konsumen karena kehilangan energi dan visibilitasnya. Apa yang dijual oleh brand tersebut tidak lagi sesuai dengan perilaku pembelian konsumen yang lebih tertarik pada kategori atau sub kategori baru. 

Setiap brand tentu ingin dapat dikenal, diingat, stand out, leading, dan dipilih konsumen. Namun tak hanya karena brand tersebut being different, tetapi juga karena being personally relevant and emotionally important to people.  






Elliott Schreiber Ph.D pernah menjelaskan kunci perbedaan antara "differentiation"' dan "relevance". Ia memaparkan bahwa sesuatu yang terhubung secara emosional dengan diri kita (connect emotionally) adalah relevance. Bayangkan kompetitor-kompetitor iPhone yang bermunculan dan berusaha keras untuk membangun diferensiasi, meng-create produk yang faster dst. Namun demikian, tetap saja banyak konsumen masih memilih iPhone. Mengaps? Sebsb iPhone masih menjadi brand dan produk yang paling relevan di market. Apple sebagai produsen iPhone terus  melakukan inovasi, continuous improvement dan mengembangkan kategori + subkategori baru pada produknya agar tetap relevan dengan emotional dari konsumennya. 

Untuk itu, brand harus melakukan strategi relevansi pada produk-produknya agar dapat memenangkan persaingan di market. Umumnya, produsen berfokus pada peningkatan preferensi merek (brand preference) dengan mengembangkan inovasi tambahan agar brand tersebut lebih menarik dan dipilih, daripada competitor. Produsen yang berupaya "mengejar"' preferensi dari konsumen, umumnya melakukan strategi: offering harga yang lebih murah, penawaran yang lebih cepat dan lebuh baik. Sumber daya dikerahkan untuk menghasilkan komunikasi yang lebih efektif dengan iklan dan promosi, sponsorship ataupun media sosial. Namun strategi brand preference memiliki kelemahan & kesulitan di tengah kondisi pasar yang dinamis seperti sekarang ini.

Sulit bagi brand untuk memenangkan kompetisi pasar apabila hanya mengandalkan preferensi. Sebab strategi preferensi ini tidak membuat pelanggan termotivasi untuk mengubah loyalitasnya terhadap suatu brand. Sementara, brand relevance menekankan pada inovasi substansial dan transformasional (yang bukan hanya bersifat tambahan atau artificial). Ketika suatu brand memiliki relevansi dan secara emosional penting dan bermakna bagi konsumennya, maka ini akan membangun loyalitas dan trust konsumen terhadap brand tersebut. 

Marketer telah banyak terpaku pada differentiation, sedangkan konsumen cenderung mengarah pada relevance yakni sesuatu yang secara emosional connect dengan kebutuhan mereka. Jadi, suatu brand decline seringkali bukan  nkarena intrinsic problem, tetapi karena kategori n subkateogir produk dimana ia diasosiasikan telah fading (memudar) atau tergsntikan dengan keberadaan kategori produk baru yang tumbuh lebih cepat.


Infographics by: Penny Hutabarat
-Marcom & PR Corner-

=====
Contoh:
=====

Industri fast-food. McDonald's, Wendy's, BurgerKing, Pizza Hut, KFC merupakan kategori traditional fast-food. Konsumen dari fast-food umumnya menyukai sesuatu yang ekonomis, akrab, nyaman. Namun dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi pertumbuhan ang cepat dari subkategori "healthy fast-food"' seperti brand: Subway, Souper Salad dan lainnya. Konsumen kini tertarik tak hanya pada makanan cepat saji (fast-food) tetapi juga makanan sehat (healthy food). Sub kategori ini didorong leh kesadaran konsumen terhadap kesehatan, terbukti dengan fenomena meningkatnya minat untuk fitness, diet-pans, pertumbuhan industri makanan organic dan keberhasilan produk makanan yang berorientasi pada kesehatan.

Tantangan relevansi untuk incumbents (pemain lama di industri) adalah dalam menanggapi ancaman yang muncul dari subkategori baru tersebut dan peluang yang mungkin terjadi. Marketer harus menganalisis dinamika, dari kategori baru dan komponennya, kekuatan di balik sub kategori baru yang muncul dan potensi segmen pelanggan yang tertarik serta menentukan niche market yang dapat dioptimalkan. Contoh yang dilakukan oleh McDonald dan BurgerKing dalam merespn subkategori baru ini adalah dengan memodifikasi menunya untuk menarik konsumen yang mencari makanan healthy fast food , seperti menawarkan menu McVeggie Flatbread maupun BK Veggie Burger.

=====
Bagaimana create #BrandRelevance dalam ranah digital?
=====


  • Storytelling. Apakah perusahaan B2B, B2C > marketer harus membangun storytelling dengan konten yang autentik dan berkualitas. How? (1) Think like your Audience. "Berdirilah" di posisi konsumen atau audience kita. Bila Anda sebagai konsumen suatu produk atau jasa, bayangkan apa manfaat produk dan jasa itu bagi Anda. (2) Be Timely. Ketika ingin mempublikasikan atau me-release sesuatu be timely (momentum yang tepat) agar relevan. (3) Be engaging. Membangun koneksi langsung merupakan kunci. Apalagi dengan kehadiran social media, brand harus dapat membangun customer engagement. 

  • Focus on Experience. Berfokus pada bagaimana agar konsumen memiliki experience dengan brand Anda. Relevansi hanya dapat dipertahankan jika brand berinteraksi dan terlibat dengan cara yang relevan di setiap channel yang digunakan (baik offline maupun online channel)


Disusun oleh:  Penny Hutabarat

life and muses

Growing Old God's Way

05.43
Beberapa hari ini saya terngiang-ngiang dengan salah satu ayat yang saya  baca, yaitu dari Mazmur 71: 17-19

(17) "Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatanMu yang ajaib. (18) Juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasaMu kepada angkatan ini, keperkasaanMu kepada semua orang yang akan datang. (19) KeadilanMu ya Allah sampai ke langit. Engkau yang telah melakukan hal-hal yang besar ya Allah, siapakah seperti Engkau?"


Saya merenungkannya. Ayat ini begitu menyentuh saya dan membuat hati saya merasakan syukur yang mendalam. Mengingat akan kebaikan dan kemahakuasaan Tuhan dalam perjalanan hidup. Ayat 17 seakan menyentak diri saya, membuat saya mengingat bagaimana Tuhan telah mendidik dan mengajar setiap kita sejak kecil, bahkan sejak kita dalam kandungan ibu. Saya flash back dan bersyukur..bersyukur bagaimana Tuhan menuntun setiap perjalanan hidup ini di setiap masa hidup kita...senang sedih suka duka, Ia telah mempersiapkan rancanganNya untuk kita sejak sebelum kita dalam kandungan, saat kita merangkak, berjalan dan bertumbuh sejak kecil remaja hingga dewasa dan masa tua. 

Kita menempuh pendidikan di sekolah sejak kecil, diajar oleh guru-guru yang berbeda-beda di tiap tingkat/ kelas. TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi....kita menemui sosok guru yang berbeda-beda dan kita mendapatkan pengetahuan juga bimbingan dari para guru yang membagikan ilmunya. Mereka adalah orang-orang yang berkontribusi dalam mendidik kita, yang menjadi bagian dalam perjalanan hidup kita. 

>> Namun ada satu nama, yang tak pernah sekalipun berhenti menjadi Guru yang membimbing kita, menuntun kita sejak kecil hingga masa tua. Satu nama, yang tak pernah meninggalkan kita, yang menopang dan menggendong kita dengan tanganNya saat kita terjatuh dan menghadapi pergumulan. Satu nama, yang telah dan akan melakukan hal-hal yang besar sejak dulu, sekarang dan selamanya. Dialah Tuhan, Sumber Hidup kita.<<  


Sejak kecil kita diajarNya, lewat suka duka, bukit dan lembah. Betapa ayat ini mengingatkan saya bahwa hidup ini juga harus kita isi dengan memberitakan kebaikan Tuhan. Bagaimana? lewat cara hidup kita, lewat perkataan kita, lewat hubungan kita dengan Tuhan dan sesama, lewat talenta yang Tuhan berikan pada kita. Kiranya kita tidak menganggap rendah diri sendiri dengan mengatakan bahwa diri kira terbatas, tak mampu dan tak sanggup memberitakan kebaikanNya. Tuhan tidak menuntut kita untuk menjadi seorang yang hebat baru kemudian bisa memuliakan dan memberitakan kebaikanNya. Bahkan dengan bagaimanapun keadaan kita saat ini, Tuhan mengajarkan kita untuk tetap dan terus memberitakan kebaikanNya melalui kebiasaan hidup kita sehari-hari, melalui perkataan yang baik dan perbuatan hati yang tekun membaca firmanNya & setia memohon padaNya. 

" Sudah seharusnya kita mengisi waktu dan masa di hidup ini dengan memberitakan kebaikanNya melalui: cara hidup yang berkenan di mataNya, melalui perkataan yang membangun dan memberitakan kemuliaanNya, melalui hubungan yang didasari dengan kasih dan damai sejahtera, melalui talenta yang tekun kita pergunakan bukan untuk mengejar pujian manusia tapi untuk syukur dan pujian kita atas kebaikan Tuhan". 


Apapun yang sedang kita alami, tugas kita di dunia ini untuk memberitakan kebaikan Tuhan lewat sikap, tindakan, perkataan dan talenta kita.....pada angkatan-angkatan ini dan generasi ke depan. Kiranya Tuhan menuntun agar kita dapat terus menjadi berkat bagi angkatan-angkatan ini dan generasi ke depan. Sebab kalau bukan sekarang waktunya, kapan?! Hati saya seakan berkata dan mengingatkan diri ini bahwa setiap hari kita harus belajar rendah hati untuk terus belajar bersikap, bertindak, berkata-kata dan menggunakan talenta yang seturut dengan didikan dan ajaran Tuhan. 

 Ia telah mengajar kita sejak kecil, perkataanNya lah yang menjadi pegangan hidup kita. Itulah sebabnya kita manusia yang tak sempurna ini, harus terus diingatkan dan belajar tentang FirmanNya hari lepas hari, menyediakan waktu untuk membaca firmanNya. Sebab perkataanNya dan firmanNya mendidik kita, kuasa TanganNya yang menuntun kita.  Kiranya aapun pergumulan dan beban hidup yang kita hadapi, marilah kita terus membangun kebiasaan-kebiasaan yang berkenan seturut didikanNya:

  • The Habit of Trust 
Iman kita terus bertumbuh melalui pengenalan dan pengetahuan kita akan Firman dan Perkataan Tuhan. Pengetahuan yang benar membantu menguatkan kita menghadapi keraguan dan ketakutan. Firman Tuhan mendidik kita untuk memiliki pengetahuan yang benar. Marilah kita terus belajar mengembangkan kebiasaan mempercayai Tuhan, di tengah masa sulit sekalipun. Marilah kita membaca dan mengingat renungkan firmanNya yang menguatkan kita setiap waktu. 

Ingatlah kembali apa yang telah Tuhan lakukan dan karuniakan di sepanjang hidup kita. Ia telah memimpin kita melalui setiap perkara dalam hidup  sejak kecil hingga saat ini dan senantiasa hingga masa nanti. Bila dulu Tuhan menguatkan kita melalui suatu perkara, Ia juga Tuhan yang telah dan akan menolong kita menghadapi setiap perkara di masa ini dan di masa depan.

  • The Habit of Praise
Tuhan mengajar kita untuk menaikkan puji-pujian bagi namaNya. MemujiNya tak hanya di saat kita senang, tapi juga di saat kita susah...kita mengucap syukur dalam pujian padaNya. Karena dari mengenal Tuhan, kita belajar percaya (trust) dan dalam mempercayaiNya dari sanalah puji-pujian kita berasal. Puji-pujian kita pada Tuhan berasal dari sikap percaya kita padaNya. 

Dalam hubungan dengan manusia misalnya, kita tidak mungkin memuji orang yang tidak kita kenal dan tidak kita percayai. Tapi pujian yang jujur dari lubuk hati akan lahir ketika kita mengenal dan mempercayai. Begitupula dalam hubungan kita dengan Tuhan, kiraNya kita senantiasa mengingat kebaikanNya dan memuji kebesaranNya, bahkan di tengah pergumulan sekalipun. Sebab kita percaya dan kita mengenal bahwa Tuhan adalah Bapa yang baik dan setia, yang tidak meninggalkan kita.

  • The Habit of Hope
Sebagai orang-orang percaya, marilah kita terus membangun kebiasaan pengharapan di dalam Tuhan. Kita mempercayaiNya, mengenalNya dalam iman dan firmanNya, dan menaruh pengharapan padaNya. Janji-janji Tuhan dalam firmanNya itulah yang harus kita ingat dan renungkan. Jangan biarkan kita fokus pada masalah, tapi kiranya kita terus diingatkan untuk fokus pada janji-janji Tuhan dan kebaikanNya. Jika kita mengembangkan kebiasaan berfokus pada masalah, itu hanya akan menimbulkan kepahitan. Kita harus terus belajar mengembangkan kebiasaan berfokus pada janjiNya dan pengharapan padaNya, agar kita merasakan damai sejahteraNya. 


Seiring pertumbuhan diri, dan masa-masa dalam hidup kita......melalui masa kecil hingga masa tua nantinya, kiranya kita dapat terus bertumbuh dalam iman percaya kepada Tuhan, dalam pujian dan pengharapan yang tak henti-hentinya pada Tuhan. Sebab hanya Dia yang berkuasa atas hidup kita. Amin. 

God’s way to grow old is to develop a walk with Him now





PH-26.10.18

Look Up to God

02.46
Saya teringat akan teladan Abraham dalam Kitab Ibrani yang mengatakan:

"Abraham had faith. So he obeyed God. God called him to go to a place he would later receive as his own. So he went. He did it even though he didn't know where he was going" (Hebrews 11:8). 

"Karena iman, Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui" 
(Ibrani 11:8). 

Tuhan menuntun Abraham untuk pergi ke tempat yang ditunjukkanNya (land of Canaan), meskipun saat itu Abraham tidak paham bahkan tidak tau hendak kemana. Abraham taat, mengikuti tuntunanNya. Abraham percaya dengan imannya bahwa Tuhan pasti menyertainya. Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa ketika kita memiliki iman, kita yakin pasti Tuhan sanggup dan akan memenuhi janjiNya, dan ini kita wujudkan dalam tindakan iman yaitu mendengar, menaati dan menjalankan kehendak Tuhan. 
Bagaimana kita bisa mendengar dan mengenal maksudNya dalam perjalanan hari-hari kita? FirmanNya mengingatkan:               

"Consequently, faith comes from hearing the message, and the message is heard through the word about Christ" (Romans 10:17)

"Jadi, iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh Firman Kristus". (Roma 10:17)

FirmanNya tegas mengatakan the way to increase our Faith is by studying God's Word. Melalui ketekunan kita membaca Firman Tuhan, disanalah iman kita semakin bertumbuh. Bagaimana kita tau yang benar, bila kita tidak belajar?  Kita harus punya tekad, keinginan serta kerinduan untuk semakin dekat pada Tuhan melalui doa dan pembacaan firmanNya, melalui perbuatan dan perkataan yang sesuai dengan firmanNya. 

Seperti halnya Abraham, Tuhan sangat peduli akan iman dan tindakan iman kita. Tuhan ingin kita memusatkan perhatian padaNya dan percaya akan janji-janjiNya, terlepas dari kondisi yang kita hadapi. Tuhan membimbing agar iman kita bertumbuh hingga pada titik dimana kita dengan mantap dan tanpa keraguan mengatakan "God can do anything and will do anything". Tuhan sedang bekerja membentuk kita agar berbuah, menghadapi setiap persoalan dengan tetap mengarahkan hati padaNya. Look Up to God. 


He took him outside and said: "Look up at the sky and count the stars -- if indeed you can count them". Then He said to him: "That is how many children you will have" (Genesis 15:5)

"Lalu Tuhan membawa Abraham ke luar serta berfirman: "Lihatlah ke atas, hitunglah bintang-bintang di langit, jika engkau dapat menghitungnya". Maka FirmanNya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu" (Kejadian 15:5)

Tuhan memahami bahwa permasalahan Abraham  saat itu adalah tidak memiliki anak (Kejadian 15:2-3). Hal itu menjadi perhatian utama Abraham. Betapa Abraham saat itu rindu memiliki keturunan dan ia menjadi tidak sabar bahwa setelah bertahun-tahun ia belum memilikinya. Tapi rencana Tuhan jauh lebih besar dari apa yang Abraham pikirkan. Tuhan ingin agar Abraham memahami bahwa berkat sesungguhnya adalah mengenal Tuhan dan memiliki iman kepada Allah, agar imannya kepada Allah dapat menjadi teladan bagi semua orang percaya. 

Saat Tuhan menunjukkan Abraham dan Sarai (istrinya) untuk pergi ke tanah yang ditunjukkanNya, usia Abraham adalah 75 tahun. Di saat itu Abraham pun belum memiliki keturunan (sesuatu yang dirindukannya). Tuhan tidak pernah melupakan janjiNya, seperti pada Kejadian 15:5 bahwa Ia akan mengaruniakan pada Abraham dan Sarai pada waktuNya. There is a time of waiting. Hingga kemudian Tuhan menggenapi janjiNya dan mengaruniakan putra bagi Abraham. Dan Tuhan memberkati abraham sesuai janjiNya. 

Janji Tuhan senantiasa baik. Ketika kita semakin mendekat padaNya dan firmanNya, kita menemukan janji-janjiNya dan iman kita bertumbuh di dalamNya. Tuhan tidak berjanji bahwa kita bebas dari permasalahan hidup, tapi Tuhan berjanji menyertai kita dan menggunakan setiap pergumulan tersebut untuk menumbuhkan iman dan karakter kita. Hanya bagi kemuliaanNya. Mari kita terus belajar tetap taat akan tuntunanNya seperti Abraham yang taat mengikuti panggilanNya. 




musing

Hadapi 'raksasa' Persoalan, Belajar dari Daud

07.42
Hari ini, 26 Agustus 2018, saya mendengarkan khotbah Pdt. Yoshua Cendana di GDI khususnya mengenai keberanian Daud menghadapi 'raksasa' Goliat. Saya ingin menuliskan intisari dan pesan Firman yang disampaikan, yang dapat menjadi perenungan kita akan Firman Tuhan. 

Bacaan: 1 Samuel 17
Daud (dalam English disebut David) tentu kita kenal dari kisah atau sejarahnya menghadapi seorang Filistin bernama Goliat. Daud disebutkan dalam kitab Samuel sebagai seorang pemuda yang menggembalakan kambing domba milik ayahnya. Daud diurapi Tuhan melawan 'raksasa' Goliat, yang disebutkan tingginya 6 hasta (1 hasta sama dengan 45cm), jadi tingginya 2 meter. Bayangkan bagaimana besarnya 'raksasa' Goliat ini. Bila kita berpikir dari cara pikir manusia, sangatlah tidak mungkin seorang Daud, pemuda penggembala domba, dapat menang menghadapi lawannya Goliat. 
Tapi kuasa Tuhan menunjukkan dari bacaan FirmanNya bahwa Daud disertai Tuhan dalam peperangan menghadapi Goliat dan Daud menang mengalahkan Goliat. 

Banyak pelajaran penting yang harus kita teladani dan renungkan dari kisah ini. Setiap kita tentu menghadapi 'goliat-goliat' atau 'raksasa-raksasa' yakni persoalan hidup. Mungkin Goliat itu adalah masalah penyakit, krisis ekonomi atau masalah apapun yang saat ini sedang dihadapi, Kita tidak boleh lari dari 'Goliat-goliat' itu. Kita harus menghadapinya bersama dengan Tuhan, maka kita bisa mengalahkannya. Kita harus mengerti bahwa hidup ini adalah perjuangan. Persoalan dapat menjadi momentum untuk kita melihat mujizat Tuhan yang besar sedang bekerja bagi kita. 
Tuhan kiranya memakai hidup kita seperti Daud. Caranya bagaimana? Itu adalah rancangan dan caraNya Tuhan. Bagian kita adalah mempersiapkan diri kita. Dalam 2 Tawarikh 16: 9, "Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia". 

Ada 4 hal yang dapat menjadi pembelajaran kita dari perjuangan Daud menghadapi Goliat:

1). Daud tekun & rajin > 
    Digambarkan pada 1 Samuel 17:20 

"Lalu Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang penjaga, lalu mengangkat muatan dan pergi, seperti yang diperintahkan Isai (ayahnya) kepadanya. Sampailah ia ke perkemahan, .....dst". 

Kita diingatkan agar bersungguh-sungguh. Jangan anggap enteng dengan peran kita, sekecil apapun. Bersungguh-sungguhlah dengan Tuhan. Karena Tuhan memberkati orang-orang yang sungguh-sungguh pada Nya. Tuhan melihat batin dan jiwa kita, pikiran kita. Ada banyak orang yang ingin dipakai Tuhan, tapi tidak rajin. Kita harus mulai disiplin dan taat dalam segala hal. Disiplin dalam jam doa dan ketekunan kita membaca Firman Tuhan, dan disiplin juga taat dalam hal-hal yang kita kerjakan. 

Seringkali memang kerajinan kita kendor, Bagaimana menghadapinya, apa rahasia untuk punya kemajuan terus-menerus (yang tidak terpengaruh mood): 
Ingatlah Kolose 3:22-24 

3:22 "Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini 1  dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. 3:23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan 2  dan bukan untuk manusia. 3:24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian l  yang ditentukan bagimu sebagai upah. m  Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya". 

Kalau motivasi kita menyenangkan hati semua orang, kita akan capek. Motivasi dari segala hal yang kita lakukan haruslah menyenangkan hati Tuhan. Miliki ketulusan hati. Takut kepada Tuhan salah satunya diwujudkan dengan hormat pada atasan. Kita akan mudah kecewa bila kita mengandalkan orang atau hanya untuk menyenangkan hati orang. Bersandarlah pada Tuhan dan berbuatlah untuk menyenangkan hati Tuhan.

Ketika kita mempraktekkan Kolose 3:23, percayalah akan timbul rasa bahagia yang tidak bisa dirampas oleh siapapun. Karena apapun yang kita perbuat, kita perbuat dengan segenap hati untuk Tuhan. 
Kolose 3:24 menyebutkan bahwa dari Tuhanlah kita menerima upah. Gaji yang kita terima dari perusahaan/ atasan adalah saluran. Namun sumber berkat yang utama adalah Tuhan. 
 "Berhematlah supaya Anda selalu punya sesuatu untuk pekerjaan Tuhan" 

2). Daud tau akan prioritasnya. 
     Dalam 1 Samuel 17:20 dijelaskan bahwa Daud meninggalkan pekerjaannya menjaga domba ayahnya untuk melakukan tugasnya yang ia sadari menjadi prioritas saat itu, yakni menunaikan tugas yang diberikan ayahnya untuk mengantarkan bekal kepada kakak-kakaknya dan melihat apakah mereka selamat (lihat 1 samuel 17: 20-22). Ternyata di saat itu, merupakan momentum dimana Daud sedang dipakai Tuhan untuk menghadapi Goliat (goliat menjadi ancaman bagi saul dan kakak-kakak Daud yang saat itu gentar dan takut menghadapi Goliat).

3) Daud kuat, punya endurance, tidak mudah mengeluh. 
    Daud terbiasa memikul tanggung jawab. Tuhan melatih dan membentuk kita lewat setiap pergumulan dan cobaan untuk mempersiapkan kita hadapi mujizat di masa depan. Lewat kesukaran dan penderitaan, Tuhan mempersiapkan seseorang. Miliki kekuatan, jangan cengeng dan mudah mengeluh. 

4) Daud taat pada otoritas. 
     Daud tidak mengandalkan kekuatannya sendiri. Ia taat pada otoritas berdasarkan petunjuk Tuhan. Bersandar dan mengandalkan Tuhan > bangun, bergerak berdasarkan petunjuk Tuhan. Apa yang kita perbuat, baiklah bukan dari diri kita sendiri tapi dari apa yang Tuhan tunjukkan pada kita. Firman Tuhan berkata iman tanpa perbuatan adalah mati. Kita harus mengiringi iman dengan sebuah tindakan iman. Daud mempunyai iman yang kuat pada Tuhan, tidak hanya melalui perkataan tetapi juga tindakan yang benar.


Sumber image: duxburychurch
sumber image: A2L






travel and blog

Berjejak di Kota Tua

22.48
Salah satu kawasan yang selalu menarik untuk dikunjungi di Jakarta adalah wilayah Kota Tua. Selain banyak museum di sepanjang Kota Tua, juga banyak tempat kuliner yang seru untuk dikunjungi. Akhir Maret 2018 lalu, saya dan ibu jalan-jalan santai ke Kota Tua. Kami sengaja berangkat pagi dari rumah agar beberapa agenda tempat yang rencananya kami datangi, bisa terpenuhi :).

Pkl 08.00 kami sudah di Bubur Kamseng di Jl. Mangga Besar. Yang menarik dengan bubur kamseng ini: buka 24 jam WOW!, buburnya dijamin maknyoes apalagi cakwe nya. Menu yang tersedia sebenarnya cukup banyak dari mulai mie (noodles), nasi, bubur, cemilan seperti Chi Cong Fan. Untuk pagi hari hanya menu bubur, cakwe dan minuman yang tersedia. Menu lengkapnya mulai tersedia di malam hari. Tempatnya nyaman, bersih dan cukup luas. Masuk dalam daftar kuliner yang menggiurkan untuk saya. Oia jangan khawatir, disini juga tersedia menu seperti ayam, bebek, ikan dan chinese food lainnya selain pork.

Selesai dari Bubur Kamseng, kami menuju Petak Sembilan. Ibu saya sambil bernostalgia karena masa muda dulu ia pernah tinggal di daerah kota dan petak sembilan adalah pasar favoritnya dulu. Kawasan Petak Sembilan ini sebenarnya gang sempit yang panjang, dengan aneka pedagang di sisi kanan kiri. Konsep ini tetap dipertahankan dari dulu sampai sekarang, dan ini yang membuat kawasan Petak Sembilan tetap menarik untuk dikunjungi. Bukan hanya pasar untuk belanja kebutuhan rumah tangga, tapi Petak Sembilan juga dikenal dengan tempat kuliner nya yang gak kalah seru. Kami mampir di Kopi Tak Kie, yummy. Kopi ini sudah ada sejak lama, didirikan tahun 1927. Menu unggulannya adalah kopi es Tak Kie, bisa kopi hitam atau kopi susu. Makanan-makanan juga tersedia di sekitar Kopi Tak Kie yang ada di area Petak Sembilan ini. Seperti Bakmi Amoy,  Mie Kangkung si Jangkung, Gado gado Direksi, Rujak Shanghai dan banyak lagi. Karena kami sudah cukup kenyang sarapan di Bubur Kamseng, maka Es Kopi Susu Tak Kie dan Roti adalah menu pilihan kami disini. Rotinya buatan sendiri, lembut dan mantap di lidah.

Kami lanjut berjalan kaki dari Petak Sembilan menuju Kota Tua. Sejumlah museum dari Museum Bank Indonesia, Museum Bahari, Museum Wayang, Museum Keramik, Museum Fatahillah dan masih banyak lagi, berada di kawasan Kota Tua ini. Kami memilih satu Museum untuk dikunjungi karena selebihnya ingin menikmati suasana di dekat Kota Tua. Museum yang kami kunjungi adalah Museum Keramik, tiket masuknya sangat terjangkau dan berada dekat dengan Kota Tua. Lalu kami pun menikmati suasana bersepeda di depan Kota Tua, memberi makan burung merpati yang riuh ramai berkumpul di area wisata. Lalu sambil memandang keindahan kawasan ini, bisa sambil bersantai sejenak di Cafe Batavia yang persis berada berhadap-hadapan dengan Kota Tua.

Makan siang, kami mampir ke tempat kuliner salah satu Nasi Hainam ter-enak di Jakarta yaitu Nasi Hainam "Sedap  Wangi" di Jl.Pinangsia. Ada nasi hainam ayam rebus/ bebek/samcan/chasio dan bakut teh disini. Setelah dari sini, kami menuju ke Mangga Dua untuk mencari beberapa barang keperluan.

OK, jadi kalau kamu pengen pilihan jalan-jalan yang gak mainstream hehe..karena bosan kalau ke Mall terus. Nah kawasan Kota Tua  bisa jadi salah satu tujuan wisata mu. Travelling gak selalu harus mahal dan mewah, ya kan?! Yang penting waktu travelling mu bisa jadi berkesan dan berjejak di memori mu karena kamu bisa wisata dengan orang yang kamu sayangi, menikmati kuliner yang menggiurkan hehe dan bersyukur selalu melihat keindahan ciptaan Tuhan.


Kawasan Kota Tua

Bubur Kamseng, Jl. Mangga Besar (buka 24 jam)


Kopi Es Tak Kie yang Legendaris

Kawasan Kota Tua

Kawasan Kota Tua

Kawasan Kota Tua

Kawasan Kota Tua


Museum Keramik




life muses

When One Door Closes, God is about to Open Up a Bigger and a Better Door

03.18
Kita tentu pernah merasakan ketika pintu kesempatan seperti tertutup atau saat merasa give up dengan apa yang kita harapkan/ nantikan. Saat kita merasa kecewa, patah semangat dan stuck, rasanya sulit untuk melihat jauh ke depan melampaui 'closed doors' yang dihadapi. 

Pintu yang tertutup (closed doors) bukanlah menjadi akhir. Itu bisa berarti bahwa Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk bersiap pada sesuatu yang lebih besar, lebih baik dan bermanfaat bagi banyak orang. Satu hal yang baik untuk kita ingat bahwa Tuhan telah mengaruniakan apa yang kita butuhkan agar rancangan terbaikNya terjadi  untuk kita. Tuhan akan menggunakan semua proses yang telah kita lalui untuk membawa kita semakin dekat pada rancanganNya. Tuhan akan menggunakan  closed doors untuk menguatkan dan menumbuhkan kita. 

Saat pintu-pintu kesempatan tertutup, percayalah disana akan ada new opportunities. Tuhan bekerja melampaui apa yang mampu kita pikirkan dan bayangkan. Tetaplah berusaha, berkarya, Tuhan mengenal hati kita. Dia akan dan telah mempersiapkan a bigger and a better door, dimana kita bisa bertumbuh dan berbuah semakin baik seturut rancanganNya. Apapun yang sedang kita hadapi, don't give up..keep trust in God. 

Try again, Reach Higher, Think Bigger, Pray Bolder. 


Don't let closed doors bother you. Keep on moving forward. Where you are now is only temporary, it is not where you are going to remain.




life muses

Teman Sejiwa

04.27

life muses

Terbit dan Bangkitlah...

06.25

event

Antologi Puisi dan Pameran Lukisan Karya Yeni Fatmawati

23.48
Sabtu, 3 Februari 2018, saya dan teman-teman #venitaandfriends berkesempatan untuk hadir dan mengisi acara di Peluncuran Buku Antologi Puisi dan Karya Lukis Yeni Fatmawati Fahmi Idris. Acara diselenggarakan di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Karya-karya lukis Mbak Yeni Fatmawati menggugah, puluhan lukisannya disajikan dalam pameran yang apik dengan pesan-pesan yang indah. Hari itu juga istimewa bagi Mbak Yeni karena ia meluncurkan buku antologi puisinya bersamaan dengan hari ulang tahunnya. 

Saya membeli buku antologi puisi beliau, tulisan-tulisannya seakan menuangkan perjalanan dan jiwanya. Semakin indah ketika tulisan itu juga dibacakan langsung oleh Mbak Yeni, Bpk. Taufik Ismail dan audience yang hadir, sambil diiringi alunan gitar dan violin yang seakan menyayat kalbu :). Tapi jujur, saat mendengar puisi dibacakan, lalu diikuti suara violin dan gitar, saya merinding pada moment itu. Dan saya yakin dari ratusan orang yang hadir juga merasakan getaran dari kata-kata indah dan alunan musik itu. Saya melihat bagaimana audience mengikuti rangkaian acara dengan hening, hikmat dan syahdu. 

Peluncuran buku Antologi Puisi ini diisi dengan beberapa agenda acara seperti Dramatisasi Puisi oleh  ibu Naning Pranoto, Tarian oleh Sdr. Echa, Pemutaran video tentang perjalanan karya Mbak Yeni Fatmawati, Pembacaan puisi karya Yeni Fatmawati, Lelang buku dan lukisan untuk charity.

Puncak dari acara ini adalah pembacaan puisi oleh mbak Yeni Fatmawati dan sang pujangga Bpk. Taufik Ismail. Sejumlah tamu undangan juga membeli puluhan hingga ratusan buku pada sessi lelang untuk kemudian buku tersebut disumbangkan pada Perpustakaan-perpustakaan di daerah dan pelosok Tanah Air. Menutup acara ini, saya dan teman-teman #venitaandfriends menyanyikan lagu "Ibu Pertiwi" dan Tanah Air". 

Terimakasih untuk seniman-seniman Tanah Air yang terus giat berkarya dan menginspirasi. Semoga kami generasi dan tunas-tunas penerus ini juga belajar untuk terus mengapresiasi karya seni dan menciptakan serta memelihara karya seni yang dapat membangun nilai-nilai positif bagi banyak orang.   

 "Art is the unique work of a human being. Art is the act of a human being doing generous work, creating something, touching another person" (Seth Godin).


Venita and Friends : Penny Hutabarat (Vocal), Ardiles Septuaginta (Violist), Aditya Sidhi (Guitarist), BinsarDanaSaputra (Bassist), Roi Josen (Keyboardist). 
Yeni Fatmawati dan karya antologi Puisi 

Ardiles Septuaginta (Violist)


Peluncuran Buku Antologi Puisi Yeni Fatmawati

Bpk. Taufik Ismail membacakan salah satu puisi Yeni Fatmawati

Bpk. Fahmi Idris, Bpk. Taufik Ismail, Yeni Fatmawati

Venita and Friends : Penny Hutabarat (Vocal), Ardiles Septuaginta (Violist), Aditya Sidhi (Guitarist), BinsarDanaSaputra (Bassist), Roi Josen (Keyboardist)

Venita and Friends : Penny Hutabarat (Vocal), Ardiles Septuaginta (Violist), Aditya Sidhi (Guitarist), BinsarDanaSaputra (Bassist), Roi Josen (Keyboardist)

Yeni Fatmawati with Venita and Friends

Dramatisasi Puisi : Naning Pranoto dan Dhenok

Tarian dari Sdri. Echa

Tarian dari Sdri. Echa




MC : Novan Maridal dan Yeni Fatmawati




Newer
Stories
Older
Stories

Singer-Songwriter


Indonesian singer-songwriter, Public relations, Musicpreneur.
Debut Album "Bountiful Eyes" (Itunes, Spotify, Physical CD).
-- pennyhutabarat.official@gmail.com
http://pennyhutabarat.com
--


Blog ini berbagi tentang music, life & muses, work, travel dan books.
"Whatever your Dream is, Make It Happen!"

Top Article

Waktu = Nilai Hidup, Kesempatan dan Catatan Perjalanan

W aktu adalah tentang nilai hidup.  Tentu kita mengetahui betapa pentingnya waktu, namun seringkali kita mengabaikan dan melupakannya. Ada...

Blog Archive

  • ►  2021 (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2018 (14)
    • ▼  Desember (1)
      • Kelola People sebagai Aset Berharga Perusahaan (In...
    • ►  November (2)
      • Global Branding Strategy
      • Brand Relevance
    • ►  Oktober (1)
      • Growing Old God's Way
    • ►  September (1)
      • Look Up to God
    • ►  Agustus (1)
      • Hadapi 'raksasa' Persoalan, Belajar dari Daud
    • ►  April (1)
      • Berjejak di Kota Tua
    • ►  Maret (1)
      • When One Door Closes, God is about to Open Up a Bi...
    • ►  Februari (4)
      • Teman Sejiwa
      • Terbit dan Bangkitlah...
      • Antologi Puisi dan Pameran Lukisan Karya Yeni Fatm...
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (37)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2014 (22)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (27)
    • ►  Desember (10)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2010 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (18)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (7)

trazy

trazy.com

Labels

  • Vocademia UI
  • bountiful eyes
  • buku
  • dreams
  • festival menyanyi
  • focus
  • impian
  • independent musician
  • kolaborasi
  • make it happen
  • menulis
  • mini album
  • musik
  • passion
  • perjalanan
  • seoul
  • simplicity

Instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top