Sabtu, 3 Februari 2018, saya dan teman-teman #venitaandfriends berkesempatan untuk hadir dan mengisi acara di Peluncuran Buku Antologi Puisi dan Karya Lukis Yeni Fatmawati Fahmi Idris. Acara diselenggarakan di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Karya-karya lukis Mbak Yeni Fatmawati menggugah, puluhan lukisannya disajikan dalam pameran yang apik dengan pesan-pesan yang indah. Hari itu juga istimewa bagi Mbak Yeni karena ia meluncurkan buku antologi puisinya bersamaan dengan hari ulang tahunnya.
Saya membeli buku antologi puisi beliau, tulisan-tulisannya seakan menuangkan perjalanan dan jiwanya. Semakin indah ketika tulisan itu juga dibacakan langsung oleh Mbak Yeni, Bpk. Taufik Ismail dan audience yang hadir, sambil diiringi alunan gitar dan violin yang seakan menyayat kalbu :). Tapi jujur, saat mendengar puisi dibacakan, lalu diikuti suara violin dan gitar, saya merinding pada moment itu. Dan saya yakin dari ratusan orang yang hadir juga merasakan getaran dari kata-kata indah dan alunan musik itu. Saya melihat bagaimana audience mengikuti rangkaian acara dengan hening, hikmat dan syahdu.
Peluncuran buku Antologi Puisi ini diisi dengan beberapa agenda acara seperti Dramatisasi Puisi oleh ibu Naning Pranoto, Tarian oleh Sdr. Echa, Pemutaran video tentang perjalanan karya Mbak Yeni Fatmawati, Pembacaan puisi karya Yeni Fatmawati, Lelang buku dan lukisan untuk charity.
Puncak dari acara ini adalah pembacaan puisi oleh mbak Yeni Fatmawati dan sang pujangga Bpk. Taufik Ismail. Sejumlah tamu undangan juga membeli puluhan hingga ratusan buku pada sessi lelang untuk kemudian buku tersebut disumbangkan pada Perpustakaan-perpustakaan di daerah dan pelosok Tanah Air. Menutup acara ini, saya dan teman-teman #venitaandfriends menyanyikan lagu "Ibu Pertiwi" dan Tanah Air".
Terimakasih untuk seniman-seniman Tanah Air yang terus giat berkarya dan menginspirasi. Semoga kami generasi dan tunas-tunas penerus ini juga belajar untuk terus mengapresiasi karya seni dan menciptakan serta memelihara karya seni yang dapat membangun nilai-nilai positif bagi banyak orang.
"Art is the unique work of a human being. Art is the act of a human being doing generous work, creating something, touching another person" (Seth Godin).

Venita and Friends : Penny Hutabarat (Vocal), Ardiles Septuaginta (Violist), Aditya Sidhi (Guitarist), BinsarDanaSaputra (Bassist), Roi Josen (Keyboardist).

Yeni Fatmawati dan karya antologi Puisi

Ardiles Septuaginta (Violist)


Peluncuran Buku Antologi Puisi Yeni Fatmawati

Bpk. Taufik Ismail membacakan salah satu puisi Yeni Fatmawati

Bpk. Fahmi Idris, Bpk. Taufik Ismail, Yeni Fatmawati

Venita and Friends : Penny Hutabarat (Vocal), Ardiles Septuaginta (Violist), Aditya Sidhi (Guitarist), BinsarDanaSaputra (Bassist), Roi Josen (Keyboardist)

Venita and Friends : Penny Hutabarat (Vocal), Ardiles Septuaginta (Violist), Aditya Sidhi (Guitarist), BinsarDanaSaputra (Bassist), Roi Josen (Keyboardist)

Yeni Fatmawati with Venita and Friends

Dramatisasi Puisi : Naning Pranoto dan Dhenok

Tarian dari Sdri. Echa

Tarian dari Sdri. Echa

MC : Novan Maridal dan Yeni Fatmawati
"Art is the unique work of a human being. Art is the act of a human being doing generous work, creating something, touching another person" (Seth Godin).
Venita and Friends : Penny Hutabarat (Vocal), Ardiles Septuaginta (Violist), Aditya Sidhi (Guitarist), BinsarDanaSaputra (Bassist), Roi Josen (Keyboardist). |
Yeni Fatmawati dan karya antologi Puisi |
Ardiles Septuaginta (Violist) |
Peluncuran Buku Antologi Puisi Yeni Fatmawati |
Bpk. Taufik Ismail membacakan salah satu puisi Yeni Fatmawati |
Bpk. Fahmi Idris, Bpk. Taufik Ismail, Yeni Fatmawati |
Venita and Friends : Penny Hutabarat (Vocal), Ardiles Septuaginta (Violist), Aditya Sidhi (Guitarist), BinsarDanaSaputra (Bassist), Roi Josen (Keyboardist) |
Venita and Friends : Penny Hutabarat (Vocal), Ardiles Septuaginta (Violist), Aditya Sidhi (Guitarist), BinsarDanaSaputra (Bassist), Roi Josen (Keyboardist) |
Yeni Fatmawati with Venita and Friends |
Dramatisasi Puisi : Naning Pranoto dan Dhenok |
Tarian dari Sdri. Echa |
Tarian dari Sdri. Echa |
MC : Novan Maridal dan Yeni Fatmawati |
Senang sekali saya berkesempatan melihat langsung Taman Tunas Bangsa yang diresmikan oleh Dekan FISIP UI, Dr. Arie Soesilo dan Founder/ Preseident-Commissioner Tunas Group, Bpk. Anton Setiawan. Acara peresmian juga dihadiri tamu undangan dari pihak industri/ perusahaan dan akademisi. Saya dan teman-teman #venitaandfriends, berkesempatan untuk melantunkan lagu-lagu dalam acara ini. Sementara saya sambil bernostalgia membayangkan masa-masa kuliah dulu, dimana saya dan teman-teman sering menghabiskan banyak waktu kerja kelompok dan berdiskusi di taman itu. Yang kini dinamakan Taman Tunas Bangsa :)
Selamat FISIP UI, semoga Taman Tunas Bangsa menjadi a peaceful sanctuary di kampus UI tercinta, tempat dimana "tunas-tunas bangsa" bisa relax, enjoy and learn.
Kesempatan untuk mendidik/ mengajar merupakan kesempatan yang berharga. Moment dimana kita dapat meneruskan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian-pengertian yang baik pada anak didik. Tak hanya tentang materi-materi studi, tetapi kehadiran dan perilaku kita sebagai pendidik juga menjadi contoh nyata bagi anak didik untuk mereka mengembangkan minat dan potensinya.
~ Teaching is one of the most noble undertakings of the Soul.
The opportunity to teach allows one to become intimately aware of how much a soul is affected by learning and to see the soul of another crave for knowledge and seek out beauty. ~
The opportunity to teach allows one to become intimately aware of how much a soul is affected by learning and to see the soul of another crave for knowledge and seek out beauty. ~
Saya teringat pesan dari salah seorang mentor saya : "Dengan mengajar, kita sebagai pendidik memiliki kesempatan untuk menyirami nilai-nilai yang baik, yang suatu hari menjadi bekal mereka yang berharga". Spread positivity salah satunya dapat kita lakukan melalui knowledge transfer.
Salah seorang guru besar di lingkungan saya, Prof. Belawati Widjaja juga pernah menyebutkan : "Belajar sepanjang hayat, mulai saat masih kandungan ibu sampai akhir hayat manusia belajar. Learning to know, leaning to do, learning to be, and learning to live together".
Keep Learning! :)
Saya teringat pesan dari salah seorang mentor saya : "Dengan mengajar, kita sebagai pendidik memiliki kesempatan untuk menyirami nilai-nilai yang baik, yang suatu hari menjadi bekal mereka yang berharga". Spread positivity salah satunya dapat kita lakukan melalui knowledge transfer.
Keep Learning! :)
Ini adalah tulisan pertama yang saya posting di blog pada awal tahun 2018 ini.
Salah satu harapan saya di tahun ini adalah spread more positivity. Mungkin bisa dikatakan ini sebuah resolusi :).
Saya juga mengajak teman-teman untuk spread positivity...tebarkan dan sebarkan kebaikan..apapun yang kita kerjakan. Ini juga bisa kita wujudkan lewat posting-an/comment kita di media sosial. Apalagi dalam ucapan sehari-hari, menahan komentar/cemooh dan memulai dengan kata-kata yang saling menguatkan dengan sekeliling kita. Benar memang bahwa orang-orang yang kita temui sehari-hari, mungkin sedang menghadapi suatu tantangan dan masalah yang kita tidak tau. Jadi lebih baik kita memilih untuk berbagi hal yang positif. Paling tidak, kita tidak menambah kesulitannya dengan perkataan atau perbuatan yang tidak positif.
Spread the positivity dapat kita wujudkan dalam karya kerja kita, dalam hubungan dengan keluarga/teman/orang-orang yang kita temui. Bila kamu berencana mengerjakan sesuatu yang baik di tahun ini, mungkin berhubungan dengan hobi, pekerjaan ataupun cita-citamu....start with positivity & spread positivity. Jangan pernah melupakan pentingnya memberi dan juga membantu orang lain untuk mewujudkan harapannya, meski itu sederhana. Semampu yang kamu bisa.
Tahun ini, kerinduan saya: spread positivity..lewat tulisan, lagu, pekerjaan, hubungan dengan orang-orang terkasih di sekeliling saya dan aktivitas sehari-hari. Semoga tulisan ini juga menjadi pengingat bagi saya untuk melakukannya.
Hal kecil yang kita lakukan setiap hari akan menjadi kebiasaan. Semoga tahun ini saya dan teman-teman bisa membangun kebiasaan-kebiasaan baik, setiap hari, spread positivity, lewat hal-hal sederhana yang kita lakukan.
New Journey, 2018! Spread Positivity
Sabtu, 16 Desember 2017, @TalentMusicID bekerjasama dengan @Indiexist menyelenggarakan live music showcase perdananya di @talentcakeshopmenteng.
![]() |
@RullDarwis |
![]() |
@AdityaSidhi |
![]() |
@RullDarwis |
Kita sebagai pendengar musik harus semakin mengapresiasi karya-karya dari musisi indie. Mengapa? di televisi kita seringkali mendengar lagu-lagu yang terkadang dibuat dengan motif untuk komersialisasi saja, tercermin dari lirik yang kurang edukatif dst. Sedangkan di sisi lain, banyak pekerja seni seperti musisi indie yang justru menghasilkan karya yang jujur dari hati, dengan lirik yang positif dan edukatif, namun tak ter-ekspose oleh media karena komersial bukanlah tujuan utamanya. Musisi-musisi indie memiliki ruang dalam benak pendengarnya karena berkarya bukan untuk popularitas semata, tetapi ekspresi diri lewat lirik dan melodi.
#Indiexist dan #TalentMusicID berupaya memberikan ruang dan wadah untuk musisi indie berbagi karyanya. Yukk...kamu yang memiliki karya lagu original, follow IG @indiexist dan @talentmusicid atau email ke indiexist(at)gmail(dot)com. Ini akan menjadi komunitas untuk para musisi indie berbagi pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat untuk memulai dan membangun perjalan musiknya.
Fakta yang berbeda dan menarik dari Indie Music Showcase ini adalah :
#Akustik ruangan > ruangan di @talentcakeshopmenteng dominan terbuat dari kayu. Tanpa sound system pun, suara vocal dan musik mu dapat terdengar dengan jelas dan lebih natural. Talentcakeshopmenteng menyediakan perlengkapan musik seperti piano, gitar, bass, cajon...intinya yang berbau akustik/ unplugged. Ngopi sambil nge-cake, dan bermusik bersama.
#Akrab dan intimate > karena ruangan yang minimalis dan suasana yang akrab, teman-teman musisi indie yang tampil dapat terasa dekat dengan audience begitupula sebaliknya. Sehingga audience dan performer tidak merasa canggung untuk bertegur sapa dan saling ngobrol sebelum ataupun setelah mini showcase berlangsung.
Kawan, nantikan Episode #2 tahun 2018 mendatang :).
Akhir-akhir ini beberapa teman sering berdiskusi bersama saya, tentang leaving or quiting. Sesuatu yang dalam persepsi kita...menjadi suatu hal yang cenderung menakutkan, tidak pasti dan menguras energi untuk berfikir juga mempertimbangkannya. Tapi saya belajar sesuatu dari diskusi-diskusi dengan beberapa teman dan dari apa yang pernah saya alami bahwa leaving isn't always a bad thing.
Kita mungkin berkali-kali mudah 'dipengaruhi' oleh emosi, sehingga berulang kali maju mundur bimbang mengambil langkah. Atau berujung diam di tempat dan tidak mengambil keputusan. Lalu tersadar bahwa tahun berganti tahun, kita masih ada di tempat yang sama menghadapi rutinitas yang sama. Bukan karena tidak mampu untuk melebarkan sayap tapi karena takut....takut untuk meninggalkan sesuatu yang sudah nyaman....takut untuk leaving.
"your work is going to fill a large part of your life". Ya tentu pekerjaan dan lingkungan mempengaruhi kita dan memegang peran yang besar dalam porsi hari-hari kita.
Leaving should not be looked as a sign of weakness. You leave because you know there's a world out there that's waiting for you. A world that values you more and appreciate you more.
Leaving or quitting dari pekerjaan yang membuat mu unfulfilled > tak selalu buruk. Tentu ketika dihadapkan dengan hal ini, kita akan memikirkan dan mempertimbangkan dengan matang. Dan mengambil atau tidak mengambil keputusan, keduanya punya resiko masing-masing. Saya pernah merasakan sekitar 8 atau 9 tahun lalu ketika meninggalkan pekerjaan yang lama. Di masa itu justru saya menemukan (figure out) dan menyadari apa hal penting yang harus saya lakukan dan ingin saya lanjutkan. Ada masa-masa hening dalam hidup kita, dan di masa itu gunakanlah se-produktif yang mampu kamu lakukan dengan hal-hal yang kamu cintai....dan kamu akan menemukan sesuatu yang selama ini 'berteriak' dalam benakmu.
Saya ingat 3 bulan di 8 atau 9 tahun lalu, saat saya berada di masa hening itu yakni meninggalkan pekerjaan yang lama dan menanti sesuatu yang baru..yang saya yakini. Disana saya merasa kedisiplinan saya mulai terbangun kembali..saya melakukan apa yang menjadi kerinduan selama ini...mengoptimalkan talenta yang Tuhan karuniakan. Saat itu, saya menulis dan menulis, sesuatu yang saya sukai. Hingga saya memadukan kesenangan saya bermusik dan menulis, lalu tanpa saya sadari..saya telah mewujudkan sesuatu yang pernah saya mimpikan. Setelah 3 bulan masa hening dan produktif itu, saya kembali mendapatkan pekerjaan baru dan memulai sesuatu yang baru. Tapi saya tidak meninggalkan sesuatu yang saya temukan di masa hening itu, yaitu insight dan projection tentang apa yang menjadi kerinduan hati saya untuk mengerjakan dan mewujudkannya.
Following your heart was - and - will always be Right.
Dan saat saya memasuki sesuatu yang baru, saya membawa pembelajaran dan kerinduan dari masa hening itu yaitu impian-impian saya. Percayalah impian tidak selalu tentang keinginan-keinginan semu semata, tetapi sesuatu yang menjadi goals dan reason kita. Meski masih seperti puzzle tapi kita meyakini karena hati kita berbicara dan menguatkannya. Tuhan mengaruniakan impian-impian itu, bukan untuk kita lupakan tapi untuk kemudian kita persiapkan dan jalankan pada waktuNya. Saya bersyukur karena ketika memulai pekerjaan baru di 8 atau 9 tahun lalu, saya membawa 'gambaran baru' dalam benak saya. Dan hingga saat ini saya masih mengingat bahwa hal itu membantu saya membawa kemana saya berada saat ini.
Ketika impian untuk berkarya menjadi singer-songwriter, bisa mengajar/ mendidik mahasiswa sambil menjalani pekerjaan sebagai public relations (selama 8-9 tahun ini)....saya bersyukur karena keputusan di masa lalu membawa saya untuk menyadari hal-hal yang saya kerjakan di hari ini. Dan perjalanannya tidak selalu mulus, tapi disana saya belajar that patience is ultimately the solution for most things in life.
Dan saya ingin mengingatkan kembali pada diri sendiri bahwa bila suatu hari saya leaving.....leaving isn't always a bad thing.
We leave because we can feel in our bones that we're meant for greatness. Because at the end of the day, we're the only one who gets to decide and push for the kind of future that we envision for ourself.
Kawan, bila suatu hari kamu harus leaving or quiting dari karir mu, mari kita ingat bersama leaving isn't always a bad thing. Semoga itu menjadi pintu awal untuk membangun nilai-nilai baik lainnya dalam hidupmu dan melanjutkan apa yang selama ini bersuara dalam hatimu.