• Home
  • Music
  • Work & Values
  • MarComm & Branding
  • Travel
  • Books

Blog Penny Hutabarat

stop procrastinating

Stop Procrastinating! Berhenti Menunda!

00.39


Salah satu hal yang sering menjadi masalah bagi banyak orang adalah menunda (procrastinating). Sebenarnya kita tau apa yang perlu dan harus dilakukan, tapi seringkali kita menunggu untuk mengerjakannya dan malah memilih untuk menghabiskan waktu bersantai atau escaping dulu (misalnya : menonton, nongkrong dst). 

Tidak ada yang salah tentunya dengan escape sejenak karena ini juga penting untuk diri kita. Tapi yang perlu diperhatikan, bila menunda terlalu banyak dan terlalu lama...kita tidak akan menyelesaikan hal-hal penting yang seharusnya kita kerjakan. 


To think too long about doing a thing often becomes its undoing.~ 


Alasan seseorang menunda pekerjaannya, bisa jadi karena ia melihat tugas yang harus dikerjakannya cukup sulit/ cukup besar. Bila itu terjadi, stop thinking and start doing. Buat perencanaan step by step,  breakdown tugas yang besar/ banyak tersebut ke dalam point-point tugas kecil yang dapat dan akan kamu lakukan. Jangan biarkan kita terus berpikir sampai menghasilkan "perfect plan" baru mengerjakan. Plan a little and take action. 


Mari kita belajar dari video ini : Stop Procrastinating dengan 3...2...1...Trick : 



Saya sering menemukan beberapa mahasiswa yang mengerjakan tugasnya ketika sudah mepet deadline. Kadang mereka beralasan "saya baru ada ide kalau mepet-mepet mbak". Well, itu hanya alasan. Right? Ide bukan untuk ditunggu. Keinginan untuk MEMULAI adalah point yang penting. Saat kita memulai dan berupaya mengerjakan, maka sambil berjalan...proses ide dan penyempurnaan akan mengikuti.


Cara sederhana yang dapat menjadi kebiasaan positif kita dalam mengatasi procrastinating adalah buat TO-DO-List yang efektif setiap hari. Tentu banyak dari kita sudah sering melakukan ini : membuat catatan apa yang perlu dikerjakan setiap hari dan setiap minggunya. Tapi apakah cara kita menuliskan TO-DO-List cukup efektif? Bila selama ini kamu mengerjakan tugas sederhana membutuhkan waktu berjam-jam, teliti apa yang perlu diubah pada prosesnya. Sehingga bukan hanya bisa menyelesaikan tugas-tugas yang massive dan begitu banyak, tapi juga belajar mengerjakannya dengan porsi waktu yang efektif,  Yuk belajar membuat TO-DO-List yang efektif seperti video di bawah ini :




The last but not least, video terakhir ini membantu saya menyampaikan >> mengapa kita perlu mengubah kebiasan menunda. Stop Procrastinating! 
Kita perlu sama-sama belajar untuk membangun dan mengajarkan diri kita untuk lebih baik (stronger, healthier, happier, wealthier). Agar kita bisa berkontribusi pada area dan bidang yang kita tekuni, dan yang tidak kalah penting..berkontribusi untuk kebaikan-kebaikan di sekeliling kita. Simak video di bawah ini ya : 



Through discipline, we get things done. 
And small daily improvement will lead you to stunning results.


*Semoga kita bisa memanfaatkan waktu dengan lebih baik dan bijaksana~




moment dan inspirasi

Passion Talk : Natali Ardianto, CTO Tiket.com

21.18
Sekitar sebulan lalu, 9 September 2016, saya dan tim mewawancara seorang CTO muda yang meraih penghargaan sebagai The Most Intelligent CIO pada iCIO awards 2015.
Sosoknya penuh semangat dan bersahabat. Ia adalah Natali Ardianto, CTO dan founder Tiket.com. Sebuah situs one stop travel & entertainment di Indonesia.

Natali yang merupakan Alumni UI-Fasilkom, berbagi tentang pengalaman dan tantangan dalam membangun start-up serta membesarkan sebuah perusahaan. Yang menarik, Natali tidak membatasi diri hanya berbagi tentang kisahnya di dunia entrepreneurship.  Tapi juga membagi insight tentang mindset, human development dan understanding personality types dari perspektif psikologi.

Diskusi hari itu seperti kuliah yang menyenangkan di kelas :). Natali tidak ragu membagi ilmu dan pengalamannya. Dari caranya bertutur dan bercerita, nampak bahwa Natali menyenangi apa yang dikerjakannya, passionate person. 


Wawancara kami untuk produksi video tentang sosok Natali sebagai alumni UI-Fasilkom yang inspiratif, berlangsung sekitar 1 jam. Dan dua jam berikutnya, diskusi santai yang menginspirasi - yang sayangnya tidak terekam dalam materi video tsb :).
Di waktu mendatang, teman-teman bisa melihat video liputan tentang Natali sebagai entrepreneur dan CTO tiket.com. Kami akan share videonya di blog maupun social media. Jadi pantau terus ya blog ini :)


Di artikel ini, saya akan berbagi tentang diskusi menarik yang saya sebutkan tadi (yang tidak terekam/ tersaji di video :). Messages nya cukup melekat, itu salah satu alasan saya bersemangat untuk membagikannya. 

====
Stress-Management

Siapa yang tak pernah mengalami stress dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari?! Tentu kita semua pernah, dengan kondisi dan cara menyikapi yang mungkin berbeda. 
Seberapa besar rasa stress itu bisa mempengaruhi dirimu, lingkungan dan produktivitas kamu? 

Bahasan tentang ini, tentu bukan sesuatu yang baru. Tapi kita diingatkan kembali dan di refresh kembali melalui pengalaman seseorang dan perbincangan yang positif. 

Ketika masalah datang, kita merasa stressfull. Apakah karena solusi yang tak terpecahkan, kondisi yang tak sesuai dengan ekspektasi kita, rekan kerja dan atasan yang tak sevisi dan banyak lagi. Satu hal, MINDSET. 
Mungkin kita tak bisa mengubah lingkungan dan orang lain, tapi kita bisa mengubah mindset kita. Cara kita memandang/ memikirkan dan memahami sesuatu, tentu mempengaruhi banyak aspek dalam hidup kita. Meminimalkan dan me-manage stress, dengan mengubah mindset. 

Natali berbagi : "Kalau orang matanya hijau lihat uang datang, saya hijau bila masalah datang". That's why, I'm happy. Karena hidup ini kita akan terus ketemu masalah dan harus makin terlatih menyikapinya. Misalnya bila atasan tegur saya 'kenapa begini, kenapa begitu'? Lalu saya merespon dengan happy. Teman saya akan bertanya : Natali, koq kamu happy happy aj sich ditegur begitu. 
Natali meresponnya : 'Bila saya dapat memecahkan masalah yang dibahas atasan saya itu, atau at least membuat kondisi yang masalah menjadi ke arah yang lebih baik......saya happy karena bagi saya  berarti VALUE saya semakin naik dan baik, bagi sekeliling saya. 

Value yang dimaksud tersebut bukan valuasi (angka), tapi nilai manfaat dan kebermanfaatannya. Baginya, jangan mau jadi average people yang melakukan hal standar seperti pada umumnya. Jadilah di atas average people, yang punya manfaat dan menjadi 'terang' untuk orang lain. 

Mengingat diskusi dengan Natali Ardianto tsb, saya sempat terpikir : kalau di lingkungan kerja pemerintahan mungkin agak sulit mengubah mindset seperti itu karena sistem seringkali tak mendukung untuk hal tsb.  Tapi kemudian saya ponder (renungkan) kembali :  It starts with ourself! Dimanapun, kita bisa mencoba untuk mengubah mindset yang lebih baik dalam memandang dan memahami sesuatu. Bersyukur bila lingkungan kita juga dapat berubah ke arah yang lebih baik.




====
Problem Solving

Sejak kecil Natali sudah begitu menyukai hal yang berhubungan dengan matematika, komputer dan teknologi. Passion nya di bidang teknologi sudah terpupuk dari kecil. Dari bangku SMA hingga kuliah, ia sering mengikuti project untuk membuat suatu aplikasi/ sistem yang berhubungan dengan teknologi komputer dan internet. Kemampuan itu semakin terasah ketika ia mendalaminya di perguruan tinggi. Di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI), ia mengembangkan skills-nya tak hanya dalam mata kuliah di kelas tapi juga dalam project yang dikembangkannya dan organisasi dimana ia terlibat. 

Ia mengakui bahwa kemampuannya dalam komunikasi masih agak kurang saat di bangku kuliah. Tapi ia tak berhenti melatih dirinya untuk menguasai komunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Ia senang mempelajari personality profile dan behavior seseorang, seperti halnya DISC Profile (Dominance - Influence - Steadiness - Conscientiousness). 

Sumber foto : linkedin Natali Ardianto
Salah satu nilai yang ia petik dalam studi computer science nya di UI, dan kemudian ia implementasikan dalam pekerjaan : Problem Solving. Tugas dan project yang ia kerjakan selalu berhubungan dengan problem solving. Ia dituntut mampu menjadi problem solver dalam membuat dan membangun suatu sistem. Seperti dibagikannya, problem solving ini tentu tak hanya saya temui dalam tugas dan kerja saya. Tapi setiap hari, dari hal kecil sampai besar yang dihadapi, apakah urusan rumah tangga-sekolah anak-pilihan untuk ini dan itu....Natali mengungkapkan ia masih terus belajar dan melatih diri menjadi problem solver yang cermat dan baik. 

Ia menambahkan 'Jangan berhenti belajar. Mungkin saat ini kita melihat masalah demi masalah. Tapi sebenarnya kita juga sedang belajar menyikapi masalah demi masalah tsb. Belajar problem solving dari pengalaman diri dan orang sekitar. Sehingga kita 
makin kuat dalam langkah ke depannya, tentunya dengan 
mindset yang semakin baik. 

==== 

Nature & Nurture

Dua komponen ini punya pengaruh penting dalam hidup manusia, khususnya human development. Nature secara sederhana dapat diartikan warisan genetik, sesuatu yang diwarisi dari orangtua kita. Nurture berkaitan dengan environmental factors, seperti physical environments dan social environments. 

Perilaku kita hampir banyak dipengaruhi oleh nurture. Peran nurture seperti lingkungan keluarga, teman, media, hingga konteks yang lebih besar seperti sekolah, pekerjaan ... cukup besar perannya dalam human development. Dan ini dipelihara atau dikembangkan dengan kapasitas kita untuk belajar serta mempelajari hal baru. 

Natali memperhatikan dua hal ini sebagai hal yang penting dalam ia mengembangkan tim di pekerjaannya. Hal-hal sederhana yang kita amati dari tim dan rekan kerja kita sehari-hari, tentu dipengaruhi dari pemahaman akan nature dan nurture ini. 

The talents have been given by nature but they can only be developed into skills through the hard work of nurture.


Semoga sharing yang saya dapatkan dari perbincangan bersama Natali Ardianto ini juga bisa menginspirasi teman-teman :). 


*) Tulisan ini saya include di kategori atau label Passion Talk! pada blog ini :).  Moment diskusi dan perbincangan tentang Passion, yang saya namakan Passion Talk. 



Artikel terkait lainnya :
Passion Talk Episode 1
Passion Talk Episode 2
Menghadapi Rasa Bosan dan Letih dalam Pekerjaan
Unleash the Potential of Millennial Generation
Dinamika Kerja, Keep Going!
millennial generation

Unleash the Potential of Millennial Generation

23.51

Saya tertarik menggali tentang topik Millenials. Pada Jumat, 30 September 2016, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI menyelenggarakan Breakfast Forum "Temu Alumni Pascasarjana FEB UI" bertempat di Graha Niaga, Sudirman. Dengan topik yang diangkat : 
~ Unleash the Potential of Millennial Generation ~ 

Beberapa pembicara yang dihadirkan yaitu Sanjay Bharwani (SEVP Human Capital Bank Mandiri), Ratih Ibrahim (Psikologi UI dan HR Consultant), Al Fatih Timur (Founder KitaBisa.com) dan Monica Oudang (HR Director Gojek). 

Saya dan beberapa teman alumni FEB UI hadir dalam Forum ini. Saya yakin audience yang hadir mendapatkan insight yang berharga. Khususnya dalam memahami generasi millenials dan bagaimana menggali potensinya. 

===




Berikut sharing saya tentang topik Millenials Generation (mereka yang lahir di era tahun 80an hingga 2000-an). Highlight berikut ini, selain dari temu forum tersebut, juga dari pengalaman di sekeliling 


*) The Effect of Technology
Tidak seperti generasi sebelumnya, millenials tumbuh bersama teknologi. Sebagai hasilnya, generasi millenials ini memiliki habbit/ kebiasaan untuk melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Atau kita sebut multitasking. Millenials ini dikenal tech-savvy, apakah dalam hal personal maupun profesional. 
Di satu sisi, ini dapat memberi manfaat dalam beberapa situasi. Mungkin pula di sisi lain, ketergantungan pada teknologi juga dikhawatirkan dapat mengganggu kemampuan untuk memprioritaskan pekerjaan mereka. Atau mungkin kedekatan millenials dengan teknologi dapat membuat mereka lebih baik dalam multi-tasking?

*) Understand the Millennial Generation
Perusahaan perlu memahami habbit, wants, needs dari generasi millenial. Agar dapat memaksimalkan potensi mereka. Mari kita melihat  changing workforce (perubahan pada tenaga kerja).
Elance & Desk 's Survey
Workplace menjadi semakin progressive dan purposeful. Generasi millenial membentuk kembali workplace dengan inovasi, autenticity, mentors, traning dan clarity around communication. Positifnya, para generasi millenial memiliki kecenderungan bahwa mereka punya purpose, goal dan peduli dengan dunia mereka.  

Bagaimana Gen Y (Millenials) ini mengubah workplace - untuk menjadi lebih baik :


  • Millenials merupakan generasi pertama yang tidak takut untuk fight for equality in the workplace. Salah satu contoh sederhana saja : tak hanya pria, ada pula wanita yang bekerja sebagai driver untuk uber, grab, gojek, gocar dst.
  • Millenials berpikir outside the box. Mengacu pada hasil penelitian Elance & Desk, bahwa millenials cenderung lebih kreatif dan memiliki jiwa kewirausahaan (entrepreneurial), dibandingkan generasi X. Hal ini tentu essensial bagi perusahaan untuk memiliki sumber daya yang kreatif dan punya forward-thinking solutions. Kita tak bisa menutup mata bahwa entrepreneurs merupakan pendorong ekonomi, salah satu buktinya pada ekonomi Amerika.  


*) Misconceptions about Millennial Generation 

~ Generasi Millenials ini sering disebut tidak loyal karena mudah berpindah-pindah pekerjaan. Apakah demikian? Tidak juga. Coba kita pahami. Dunia digital memberikan semakin banyak pilihan / opsi dan juga kecepatan memperoleh informasi. Akses untuk hal tsb tentu sangat besar bagi generasi ini. 

Dan menjadi tugas perusahaan untuk mengenali perkembangan ini. Bagaimana membuat perusahaan menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi karyawannya. Sehingga mereka (gen Y) dapat menggali potensinya untuk kemajuan perusahaan atau brand. 

Mari kita lihat Google, Facebook, Twitter. Perusahaan tsb membangun atmosfir kerja yang mendorong kreativitas. Lingkungan yang memberi kebebasan bertanggung jawab bagi staf nya, misalnya mereka dapat bekerja mobile di lokasi manapun (di luar kantor) tetapi progress dan hasil kerja tetap terjaga. 

Monica Oudang (HR Gojek) juga membagikan bagaimana atmosfir kerja di Gojek telah membantu mendorong kreativitas, loyalitas dari karyawannya. Yang pada akhirnya berujung pada satisfaction dan keberhasilan perusahaan. Di gojek misalnya, ada aturan / sistem yang tidak mengekang karyawan untuk selalu bekerja. Gojek memberikan kebebasan karyawan mengatur waktu cuti dan waktu kerja nya sendiri. Yang terjadi, justru bukan karyawan malah semakin sering mengambil cuti, tapi justru mereka semakin bijak mengatur waktu cuti nya dan lebih semangat untuk meng-optimalkan waktu kerja. Di sisi lain, perusahaan juga menyediakan rewards dan bonus bagi karyawan yang rajin dan mencapai prestasi tertentu. 


  • Generasi Millenials are selfish and don't give back. Salah satu miskonsepsi tentang generasi Y tsb. Meskipun diakui memang gen Y sering melakukan selfie (foto), mendokumentasikan gambar makanan dan dimana mereka berada, lalu membagikannya di twitter/ fb/ path/ IG dll. Well, walaupun mereka selalu live on social media, menampilkan ini dan itu......tak juga berarti gen Y tsb selfish and don't give back. 




Generasi ini memang sangat ekspresif dalam menunjukkan pikiran dan perasaannya. Mereka terlibat dalam hal-hal sosial, misalnya donasi/ charity, recycle, carpool, atau menjaga anggota keluarga dan kerabat yang sakit. Gen Y menunjukkan pula interest-nya pada Social Entrepreneurhsip, Kolaborasi untuk membantu lingkungan. Teknologi dan aplikasi seperti crowdfunding, couchsurfing, uber semakin berkembang. Ini yang kemudian disebut Millenials mendorong sharing economy (ekonomi berbagi). 



===

Founder kitabisa.com, Al-Fatih Timur, atau yang biasa dipanggil Timmy juga berbagi, bagaimana generasi angkatannya yang terhitung millenials :) punya kepedulian dengan hal-hal sosial dan masyarakat. Kitabisa.com adalah platform crowdfunding seperti kickstarter di amerika. Platform ini mengundang partisipasi masyarakat untuk saling membantu suatu program/ masalah sosial tertentu. Di luar negeri, platform crowdfunding sudah cukup banyak dan sering digunakan, tidak hanya untuk hal berbau sosial tapi juga komersial seperti mengadakan pertunjukan - membuat produk tertentu dst. Namun di Indonesia, kecenderungannya saat ini crowdfunding lebih kepada program sosial. 

Jadi, pemahaman tentang generasi millenials ini semoga dapat menjadi masukan bagi perusahaan dan pemimpin organisasi. 

Catatan bagi leader/ pemimpin organisasi : 
- Start with yourself and then : Give - Teach - Share. 
- Manage through strories & example. 
- Learn & connect. 
- Push yourself more. Rinse and repeat. 
- Have some fun while you're doing it all too. 

Ratih Ibrahim (HR Consultant) berbagi bahwa leaders saat ini sebaiknya tidak berperan sebagai boss tapi Coach. If you deliver the best, they also push theirself to do the best. 


Sanjay Bharwani (SEVP Human Capital Bank Mandiri) menambahkan : enough structure to them. KPI (key performance indikator) per 3 bulan dan fleksibility itu yang terbaik. 

Monica Oudang (HR Gojek) mengutarakan : millenials --> we don't manage them, but we provide tools that they can manage themselves. 

===

Dengan informasi dan sharing tsb, kita dapat memahami lebih baik dan memelihara komunikasi/ diskusi yang baik dengan generasi millenials . 

Dan tentunya mari kita memiliki perspektif dan sudut pandang yang baru dalam melihat generasi millenials. Sehingga dapat bersama-sama mengenali dan mendorong potensi yang ada. 








**)
Terimakasih untuk FEB UI yang menyelenggarakan inspiring talk show dan temu alumni, 30 Sept' 2016. Ditunggu serial berikutnya :)

work

Menghadapi Rasa Bosan dan Letih dalam Pekerjaan

05.05

Tentu kita pernah merasa bosan dengan pekerjaan. Apakah karena lingkungannya, pendistribusian tugas yang kurang merata, tugas yang menumpuk, management culture,  a mismatch between you and your work (mungkin antara job functions and your talents, your experience, your value). Rasa bosan tsb kemudian menimbulkan keletihan, kekesalan.

Seorang teman, Cathy, pernah mengutarakan, setiap sepulang dari kantor ia merasa capek, kepalanya pusing dan badannya pegal-pegal. Ia merasa letih hingga enggan makan malam. Tapi kemudian sahabatnya mengajaknya jalan, ia langsung bersinar-sinar. Semangatnya bangkit dan tidak merasa capek. Pertanyaannya, apakah setelah bekerja 8 jam ia betul-betul merasa letih? Atau berpura-pura saja? Tidak. Ia betul-betul letih.

Keletihan tsb terjadi karena ia bosan terhadap pekerjaannya. Di dunia ini tentu banyak sekali Cathy-Cathy lain semacam itu.

Adapula penelitian psikologi terhadap sekelompok mahasiswa. Bahannya mengenai persoalan yg tidak mereka senangi. Hasilnya adalah para mahasiswa lelah dan ngantuk. Test penelitian itu menunjukkan bila org merasa bosan, maka tekanan darah dan konsumsi oksigen menurun. Tapi begitu orang tsb menjadi senang dan tertarik dgn apa yg sedang dikerjakan, metabolisme nya berfungsi kembali dgn cepat.

Saat mengerjakan sesuatu yg menarik dan menyenangkan, pasti kita jarang merasa lelah kan?! :). Itulah sebabnya mengapa banyak yg menyarankan (lewat buku, pembicaraan dll) agar kita mengerjakan sesuatu yg kita sukai. Di dalam karir misalnya, sering kita dengar bahwa mengerjakan sesuatu yg sejalan dengan passion, pasti hasilnya akan lebih optimal dan menjalankannya enjoy. Atau kita sering mendengar filosofi seperti ini " orang yg berbahagia adalah orang yg mendapatkan pekerjaan yg ia sukai".

Kuncinya tentu menyukai dan menyenangi apa yg kita kerjakan. Tak semua orang di dunia ini bisa mengerjakan sesuatu yg sejalan dengan passion dan kecintaannya. Bila itu terjadi, tentu dunia ini jadi tempat yg selalu menyenangkan dan akan jarang kita dengar karyawan yang mengeluh dengan pekerjaannya. Tapi kenyataannya tidak begitu.

Ingatlah ketika kita berlibur dan jalan-jalan. Walaupun perjalanan yg ditempuh cukup jauh dan sulit misalnya, kita kadang tidak merasa lelah. Kenapa? Karena saat menjalaninya hati kita senang, riang, gembira.

Rasa bosan dalam kerja berakibat keletihan, dan membuat kegiatan + hasil kerja kita berkurang. Pelajaran yg bisa kita petik adalah bahwa keletihan kita seringkali bukan disebabkan karena pekerjaan kita, tapi karena kekhawatiran - kesedihan - rasa kesal dan bosan.

Lantas bagaimana? Kita perlu berusaha mengubah pekerjaan yg membosankan menjadi menarik. Kita coba membangun mindset 'seolah-olah' senang pada pekerjaan yg diberikan,  dan dalam beberapa saat pekerjaan itu jadi benar-benar menyenangkan.

Saya menemukan bahwa saya bisa bekerja lebih cepat bila saya menyukai pekerjaan tsb. Membuat tugas-tugas menjadi menarik dan menyenangkan.  Tujuannya, sesuai yg kita bahas di atas, yaitu mengurangi rasa bosan, lelah, dan cemas.

Dengan membangun mindset seperti itu, berusaha mengubah pekerjaan yg membosankan menjadi menarik, keuntungannya adalah kita mendapatkan energi lebih banyak, semangat lebih besar, dan selama waktu luang kita merasa jauh lebih senang.

Saya pun masih terus berlatih dan mengupayakannya. Mari kita membuat tugas dan pekerjaan kita menjadi lebih menarik dan menyenangkan untuk diri kita. Pikirkan keuntungannya, dapat melipatgandakan rasa bahagia.
Karena separuh waktu kita tentu habis digunakan untuk pekerjaan dan tugas-tugas. Dan bila kita menyukainya, selama bekerja pun kita akan bahagia.
Mungkin upaya kita tsb tidak memberi keuntungan materi, tapi keuntungan yg jauh lebih bernilai yaitu: keletihan menjadi berkurang banyak, energi dan semangat lebih banyak, dan kita pun bisa menikmati saat-saat bersantai juga istirahat.

Bila kamu merasa pekerjaan saat ini belum sesuai dengan passion atau bukan sesuatu yg kamu sukai, mari mencoba untuk menyenangi apa yg kita kerjakan. Mengubah tugas yg membosankan menjadi menarik dan menyenangkan. Kadang tentu energi kita naik turun. Tapi pantas untuk dicoba. Untuk mengurangi kebosanan dan keletihan kita.
`
Kalaupun hal itu tak mudah diterapkan di dunia kerja, at least kita mencoba membangun mindset yg positif, yg hasilnya tentu membuat diri kita dan sekeliling lebih enjoy, bahagia dan mengurangi keletihan.




"Happiness is not only an emotion to be felt but a skill to be mastered" ~ Socrates





bountiful eyes

Vision Board : Debut Album #Bountiful Eyes

01.41
Di penghujung tahun 2013, saya menuliskan impian saya tentang debut album #BountifulEyes yang saat itu masih dalam proses pengerjaan. Saya menuliskannya pada sebuah papan (board) yang saya gantungkan di dinding kamar. Agar setiap kali saya bangun ataupun lewat di depan board ini, saya diingatkan untuk melakukannya one step at a time.

Saya menyebutnya dengan VISION BOARD, yang saya susun sebagaimana impian dan bayangan saya akan rencana mewujudkan Debut album #BountifulEyes. Mungkin suatu hari nanti, saya juga akan menuliskan impian lain berikutnya dalam sebuah VISION BOARD lagi :)

Sore ini, 30 Desember 2015, saya menatap kembali VISION BOARD yang masih tergantung di ruang kamar saya...


 Dan saya baru menyadari, kalau apa yang tertulis di "VISION BOARD : Debut Album #BountifulEyes" ini....telah menjadi impian yang terwujud, Puji Tuhan. Dan sebagian besar catatan impian pada VISION BOARD tsb terwujud di tahun 2015 ini.


Beberapa point yang saya tuliskan di VISION BOARD tsb  adalah :
1. Rencana Produksi Album : Songs & Arrangement ; Research & Blue Print; Website ; Colour/ Design & Photo ; Budget ; Video ; Profile & PR Story pitch
2. Rencana Distribusi dan Market Place : existing community ; existing event ; Online Distribution ; Networking ;  Database
3. Rencana Sales & Promotion : Online & Offline ; Social Media ; Key Influencer ; Momentum ; Gigs ; Leveraging
4. Set the Date !


 Vision board add clarity to your desires, and feeling to your visions


Saya merasa bersyukur :’) Sebagian besar dari catatan di VISION BOARD tsb terwujud di 2015 ini. Saya percaya semua karena kasih karunia Tuhan.

Dan untuk hal-hal yang belum terwujud dalam catatan VISION BOARD tsb, saya tetap bersyukur. Karena saya menyadari sejak awal menyusun VISION BOARD ini…bahwa catatan impian yang saya tuliskan tsb adalah rencana/ rancangan yang saya bayangkan untuk dapat  diterjemahkan ke dalam action langkah demi langkah. Itu hanya rencana/ rancangan saya saja,  tapi  yang terutama adalah belajar tetap berserah pada rancangan Tuhan. Ketika saya belajar untuk mengerjakannya dengan ‘mengalir’, tidak ‘ngoyo’ … tidak ‘diburu-buru’ waktu, justru saya melihat banyak kesempatan yang Tuhan berikan.

 Saat Tuhan mengizinkan suatu impian hadir dalam hati kita dan Tuhan berkenan untuk kita mengerjakan prosesnya…dan Tuhan mewujudkan itu menjadi kenyataan….hati kita melimpah dengan syukur dan sukacita. Terimakasih Tuhan.

Ada dua hal yang saya pelajari dari VISION BOARD yang saya gantungkan di dinding kamar saya ini :
  •     Jangan ragu untuk menuliskan impianmu. VISION BOARD membantu kamu untuk menterjemahkan dan memvisualisasikan rencana-rencana yang kamu bayangkan ke depannya. Tak harus tepat dan sempurna. Seringkali meleset dan tidak tercapai. Tapi disana kita belajar bahwa ada ruang untuk memperbaikinya sambil berjalan. Disana kita memahami, untuk menjadi fleksibel ketika kondisi tak selalu mendukung setiap rencana yang tertulis. Dan disana kita melihat, bahwa Tuhan turut bekerja dalam harapan-impian-bahkan catatan vision board kita :) Ia mewujudkannya dengan rencanaNya yang tak terselami oleh pikiran kita.

  •    Waktu. Merangkai dan mewujudkan sesuatu perlu waktu yang tak selalu singkat, kadang seakan berjalan lambat. Dan yang terpenting, tetap berjalan dan tak kehilangan arah/ visi.


Writing it down. This may seem simple, but it is critical. By writing your idea down, you make the rubber hit the road. I call this ‘landing the idea’.



Artikel terkait : 

The Making of Debut EP - Bountiful Eyes

Jurnal Rekaman PH : Bountiful Eyes

Penantian Terindah (MUSIC VIDEO)

Album Bountiful Eyes Rilis di Itunes


marketing

Social Marketing Class

18.59
Di semester ganjil  2015 ini, saya mengampu mata kuliah Social Marketing di Vokasi Komunikasi UI. Sebelumnya saya lebih cenderung menggeluti pemasaran yang berhubungan dengan Brand atau commercial marketing. Dan #SocialMarketing menjadi tantangan baru bagi saya untuk mempelajarinya.

Social marketing atau yang dikenal dengan Pemasaran Sosial, berfokus pada aktivitas yang sifatnya voluntary dan untuk kepentingan masyarakat atau banyak orang. Mahasiswa di kelas saya cukup aktif dan antusias memahami tentang Social Marketing. Ini terlihat dari proposal pemasaran sosial yang saya tugaskan ke mereka, begitu banyak ide menarik dan yang cukup aplikatif untuk dilakukan.

Apabila kamu tertarik untuk mempelajari Social Marketing, sebagian materi pengajaran yang saya bagikan ke mahasiswa, dapat dilihat di slide share saya pada link berikut :
* Pemasaran sosial : sejarah-definisi-pemahamaman dan konsep
* Pemasaran sosial : segmentasi - analisis target adopters dan social marketing plan






my muses

Dinamika Kerja. Keep Going!

09.40
Teman, dalam dunia kerja tentu kita pernah menghadapi tantangan dari lingkungan kerja. Tantangan itu terkadang bukan tentang apa yang kita kerjakan, tapi budaya dan sikap kerja yg ada di sekeliling kita. Dinamika dalam bekerja!

Suatu hari, saya baru kembali dari tugas di luar. Kondisi sedang perlu istirahat dan badan tidak vit. Tapi saya tetap upayakan hadir di kantor. Membuka email, puluhan email pun berderet karena nyaris seminggu saya tidak membukanya. Saya agak kaget menerima whatsapp dan email dari rekan kerja yang menginformasikan bahwa saya ditunjuk menggantikannya menjadi PO sebuah acara kantor yang akan diselenggarakan tinggal beberapa hari lagi. Dan di saat itu, saya mengingat masih ada satu event kantor lainnya yang juga berdekatan akan terselenggara. Walaupun sy tidak in charge banyak di satu event lainnya lagi, tapi tetap saya memikirkan persiapannya bersama tim.

Saya seketika keberatan ketika ditunjuk sebagai PO dari acara yang terselenggara sekitar 4 hari lagi. Selain karena saya merasa belum ada informasi yang cukup dan belum ada persiapan yang matang dari pengurus sebelumnya. Saya juga melihat bahwa ada rekan-rekan lainnya yang mungkin lebih proper untuk bertindak sebagai PO karena panitia lainnya sudah mengikuti meeting dan progress..yang saya sendiri tidak bisa ikuti karena ada penugasan lainnya. Saya melihat bahwa, rekan-rekan lainnya juga perlu diberi kesempatan dan kepercayaan untuk memegang suatu tanggung jawab seperti event di kantor.

Saya mendengarkan keluhan tim saya yang merasakan bahwa load mereka semakin tinggi di beberapa hari tsb, karena tim atau PIC lainnya tidak menuntaskan pekerjaannya tetapi melimpahkan pekerjaan tsb juga kepada tim saya. Sedangkan di sisi lain, tim saya masih perlu melanjutkan dan menyelesaikan part yang menjadi tugas kami. Saya pun menampung keluhan mereka dan berupaya mendiskusikannya ke pengurus sebelumnya, dengan harapan agar masing-masing tetap mengerjakan bagiannya...dan tidak 'melemparkan' pekerjaan.

Setiap kita memiliki peran dan tugas masing-masing, memiliki kesempatan untuk berkontribusi sebaik mungkin dengan talenta dan kemampuan kita. Tapi sayangnya dalam lingkungan kerja tertentu, hal ini seringkali diabaikan. Sedikit banyak, kebiasaan dan budaya 'melemparkan pekerjaan' seolah jadi hal yang lumrah khususnya di lingkungan pemerintahan. Dan ini yang saya merasa tidak bisa tinggal diam. Saya merasa perlu mengutarakan hal tsb agar tidak dibiarkan membudayakan 'lempar pekerjaan'.

Namun, kadang kejujuran kita bisa dinilai berbeda oleh orang lain. Bagaimana orang lain merespon sesuatu dan membicarakannya kepada orang lainnya, itu di luar kontrol kita.  Saya sempat merasa kecewa, karena ternyata rekan lainnya menyimpulkan dengan cara yang keliru. Apalagi bila orang yang kita percaya di kantor, ternyata  juga bisa menyudutkan kita dari belakang. Ya, ini bukan hal yang aneh. Di dunia kerja, tentu dinamika ini ada. Ini menjadi pelajaran untuk saya dan tim bahwa kita tidak bisa mudah percaya, terkadang yang manis di depan bisa menusuk dari belakang.
Dan pelajaran juga agar ketika kita dalam kondisi cukup kelelahan, sebaiknya kita tidak merespon sesuatu dulu tapi menahannya....karena kita akan lebih dapat berpikir jernih di saat kondisi diri bugar/ segar. That's why take your time to stop and rest. 

Tapi saya bersyukur memiliki atasan yang bijaksana. Melihat dengan kacamata yang positif. Beliau malah mengajak saya melihat bahwa tantangan seperti ini justru menjadi kesempatan bagi saya untuk tidak terlena di tempat kerja. Beliau mengingatkan saya untuk meneruskan mimpi dan cita-cita, yang beliau tau itu ada di luar pekerjaan saya saat ini. Beliau tau saya senang mengajar, dan mendukung untuk memaksimalkan potensi saya disana. Tidak banyak sosok seperti atasan saya, yang menaruh perhatian pada mimpi orang lain. Pada umumnya, atasan akan membiarkan kita terus berada di lingkaran yang sama untuk menyelesaikan bermacam pekerjaan. Tetapi beliau menginspirasi saya melalui cara dan sikapnya. Bersyukur sekali, Tuhan menempatkan dia untuk menjadi mentor kami.

Tidak ada sesuatu yang kebetulan. Saya yakin, tantangan seperti yang saya temui,  kita perlukan untuk menjadi pengingat. Agar kita tetap bergerak dan berkarya! Kita bekerja bukan untuk menyenangkan hati manusia, tapi hati Tuhan. We can not please everyone. 

Untuk teman-teman yang sudah lama bekerja tentu memahami dinamika seperti ini di lingkungan kerja. Namun demikian, tetap tak mudah mengatasinya. Yang penting, kita terus bertumbuh - berkarya dan tetap mau belajar. Stay positif!

Untuk teman-teman yang baru akan memasuki dunia kerja, remember this : Great minds discuss ideas. Average minds discuss event. Small minds discuss people. And the less you respond to negative people, the more peaceful your life will become. 

Jadi, jangan berhenti untuk berbuat yang terbaik! KEEP GOING!

Dan jangan lupakan mimpi-mu, terus melaju selangkah demi selangkah.




29.10.15
creative work

#PassionTalk Episode 2

01.53
Passion Talk kembali diadakan, 28 Mei 2015. Di episode 2 ini, kami masih menghadirkan Facilitator dari alumni Universitas Indonesia. Mereka adalah Riomanadona (fotografer dan musisi) dan Mariana (Social media specialist). Keduanya memiliki passion yang menarik untuk kami bahas dan bagikan.  Apalagi profesi sehari-hari mereka sejalan dengan passion yang dimiliki. 



#MusicNPhotography

Riomanadona atau yang biasa disapa Rio, berbagi tentang passion nya di bidang musik dan fotografi. Baginya, passion adalah sesuatu yang datangnya dari hati...membuat tersenyum, baik diri kita sendiri maupun orang lain yang menikmati karya kita. "Do what you love, and Love what you do" adalah moto yang terus dipegangnya. Menurut rio, menjalani passion....berarti kita juga mencintai apa yang kita kerjakan dan rela berkorban untuk itu. 

Kenapa musik? dan kenapa foto? Pertanyaan sederhana, namun sungguh bermakna. Musik adalah sesuatu yang sudah cukup lama digelutinya. Ia menekuni ini karena baginya musik merupakan salah satu yang membangun mood dalam hari-harinya. Begitupula foto....merekam sejuta moment yang suatu hari dapat dikenang dan dibanggakannya. 

"Ketika orang melihat sebuah karya dokumentasi, ia akan kagum dan tersenyum. Mungkin bukan sekarang,  tapi gakpapa kalau bukan sekarang...tunggu 10 tahun lagi atau bahkan 20 tahun lagi...orang itu akan berdecak kagum melihat karya foto yang kita dokumentasikan. Mungkin sekarang gak kagum, tapi tunggu puluhan tahun lagi...." ujar Rio. 

Karena foto merekam dan menyingkap moment yang priceless...berharga. 'Setiap yang terekam, tak pernah mati' ~ the upstairs.
 Ada indera yang selalu kita latih. Telinga yang terlatih untuk mendengar musik yang bagus dan berkualitas. Mata yang terlatih untuk melihat sudut-sudut yang unik dari sebuah objek.

Rio juga berbagi tentang 'Maintain your Passion'! Bila tidak di-maintain, kita akan mudah cepat puas, karya begitu-begitu saja dan tidak berkembang. Jangan pernah berhenti belajar. Tak harus di ruang kelas, tapi juga belajar dari orang-orang di sekeliling kita dan dari senior di bidang yang kita tekuni. 

Lalu bagaimana dengan kritikan yang selalu datang?  "Menerima kritikan terkadang rasanya seperti orang digampar..dihajar. Namun siap lah selalu menerima kritikan. Terima dengan senyuman dan lapang dada. Bila menjalani passion tanpa ada yang meng-kritik, perjalanan kita akan terasa membosankan dan kurang tantangan. Dalam setiap apa yang kamu lakuin, put some souls" papar Rio.  Ketika kita memberikan 'nyawa' pada setiap apa yang kita kerjakan, akan ada stopping power dari karya itu...yang membuat orang lain akan berkata 'ya..ini karya yang luar biasa' atau bergumam 'wow'.  

"Kalau bosan, pasti itu BUKAN passion! Itu hanya hobbi yang numpang lewat" 
-Riomanadona

Slide presentasi #MusicNPhotography

#SocialMedia

Sessi berikutnya dalam #PassionTalk Episode 2 menghadirkan Mariana Sumanti. Ia bekerja sebagai Social Media Specialist di institusi pendidikan. Mengawali sharing nya, ia mengungkapkan bahwa Passion juga bisa berasal dari 'Bukan Minat'. Seperti yang dialaminya : Di awal-awal pekerjaan mengurus social media, aktivitas yang ia rasakan hanya seperti rutinitas yang menjemukan, dimulai dari 8 to 5 dan menjalankannya tanpa energi.

Dari apa yang dijalaninya, perlahan ia semakin tertarik...ketika mulai mempelajari seluk-beluk SocialMedia, dan bertemu dengan orang-orang baru lewat pekerjaannya. Semakin lama, apa yang digelutinya sehari-hari....membuatnya jatuh cinta dan membangkitkan energi positif untuk kian memahami digital marketing. Ini pun menjadi passion yang konsisten dikerjakannya saat ini. 

Mariana terlibat penuh dalam creating content, engagement dan monitoring dari aktivitas SocialMedia. Menurutnya, interaksi di social media tidak semudah hanya posting-posting tetapi juga bagaimana kita mengenali perilaku dari pembaca/ follower, melakukan analisis yang komprehensif, menyajikan data yang menarik dan informatif, membangun engagement dengan target audience, dan yang paling penting membangun trust juga menjaga kredibilitas dari institusi yang diwakilinya lewat social media. 

Bagi Mariana, pembahasan tentang social media...terkadang cenderung pada aplikasinya. Padahal ada satu hal penting yang tak bisa dilupakan, yaitu human behinds the technology. Orang-orang yang bekerja di belakang layar social media ini, dituntut punya kualifikasi dan pengalaman tertentu seperti :
  •  Addict berkomunikasi : Pekerjaan sebagai social media specialist harus available pada hari libur, that's why harus dinikmati dan Do with Love. Tantangan lainnya adalah harus sabar dan siap menerima kritik karena di social media...kritik dan komentar pedas bisa datang kapanpun.
  • Kuat dalam melakukan riset : mengindentifikasi threat, memiliki kemampuan analisis dan membuat report (daily/ weekly/ monthly)
  • Kreatif. Memiliki kemampuan mengembangkan konten dan mau terus belajar strategi dalam marketing. 



Social media specialist is not a job, but it's a life :)
-Mariana


Slide presentasi #SocialMedia




Harapan kami ke depan, akan semakin banyak teman-teman yang rindu untuk berbagi pengalaman dan passion nya. Dengan misi untuk membangun semangat-semangat positif generasi muda untuk berkarya. Yukk...kita terus berbagi dan tetap berkarya!

Salam #PassionTalk :)  
Kamu bisa follow update dari #PassionTalk di Twitter : @PassionTalk_ID

creative work

#PassionTalk Episode 1

02.14


Berawal dari bincang-bincang dengan seorang teman, Derry Novadatu,  di kantin kampus pada Maret 2015 lalu. Kami diskusi tentang hal yang kami sukai yaitu yang berhubungan dengan Passion. Perbincangan tentang Passion memang selalu menarik dan seolah tak ada habisnya ya :). Kami pun kemudian terbersit ide untuk create suatu program yang berbentuk mini seminar series. Lahirlah ide sederhana untuk menyelenggarakan program ini yang kami namakan #PassionTalk. 

Tujuan diadakannya #PassionTalk adalah untuk berbagi tentang pengalaman, dan pembelajaran yang didapatkan dari aktivitas yang berhubungan dengan passion. Program ini menjadi wadah untuk talk, sharing dan learning tentang pekerjaan/ akvitas yang melibatkan passion. Misi kami dengan #PassionTalk adalah membangun semangat positif untuk mengerjakan dan mewujudkan karya yang berhubungan dengan passion yang dimiliki. 

Kamis, 30 April 2015, kami pun memulai Episode Pertama #PassionTalk. Terimakasih pada Cafe Korea Perpus UI yang telah mendukung kami dengan menyediakan tempat untuk mini seminar series ini dapat berlangsung. Fasilitator di Episode Pertama  adalah kawan saya, Adi Nugraha dan saya sendiri, Penny . Host kami, Derry Novadatu, membuka sessi seminar dan memperkenalkan edisi perdana #PassionTalk pada teman-teman. Di luar ekspektasi kami, jumlah audience yang hadir di mini seminar perdana ini sekitar 15 – 20 orang. Mereka  cukup antusias terlibat dalam sharing session #PassionTalk ini. 

Terimakasih pada teman-teman yang sudah hadir di #PassionTalk episode 1

#TravelNBLog

Fasilitator pertama, Adi Nugraha berbagi tentang topik #TravelNBlog. Sesuai passion nya, Adi memiliki kecintaan jalan-jalan (travelling) dan menuliskan kisah perjalanannya lewat blog. Ia telah memulai passion nya ini sejak 5 tahun lalu dan hingga saat ini aktif terlibat dalam komunitas blogger, mendapatkan undangan dari beberapa pemerintah daerah untuk kunjungan dan mengenal suatu wilayah di Indonesia dengan lebih dekat. 

Adi yang membawakan presentasi dengan renyah dan penuh humor, mengundang senyum dan tawa teman-teman yang hadir. Ada dua messages yang saya ingat betul dari sharing Adi tentang Blog :

  • “Perjalanan adalah sebuah tanda koma”. Setuju, perjalanan belum berakhir, banyak hal yang perlu kita semua jelajahi, kenali  dan syukuri.
  • Mengapa kita perlu menuliskan perjalanan kita? Seorang teman berkisah bahwa ia menuliskan perjalanannya di blog agar juga bisa menjadi catatan/ dokumentasi personal nya bagi keluarga, kerabat dan teman-teman. Selain tentunya sebagai passion nya dalam menulis. Mengapa? Saat tumbuh besar, seorang kawan tersebut tak sempat mengenal perjalanan ayahnya karena perjalanan itu tak pernah dituliskan. Tapi ia ingin, suatu hari kelak menjadi ayah, anaknya bisa membaca perjalanan ayahnya lewat catatan-catatan tersebut.
Mendengar sharing tersebut, saya melihat teman-teman yang hadir mengangguk dan    tersenyum. Lalu Adi mengajak teman-teman, “Jadi mulai besok, tuliskan perjalananmu ya”.
Selengkapnya tentang sharing dari Adi, dapat kamu simak di sini.



"Sebuah pekerjaan dan karya akan sangat baik hasilnya apabila dikerjakan oleh seseorang yang memiliki passion dalam bidang itu". 
-Adi Ndut

#MusicNWriting


Selanjutnya Host, Derry Novadatu, memberikan kesempatan  untuk saya berbagi sebagai fasilitator kedua. Topik yang saya bagikan, saya beri judul “#StartNow #MakeItHappen”. Sharing ini salah satunya juga berbagi tentang Passion Project yang saya kerjakan 2 tahun terakhir, yang berhubungan dengan #MusicNWriting. Selain itu, saya juga berbagi kepada teman-teman mengapa kita perlu 'Memulai' dan 'Mewujudkan' passion serta impian kita. Dan apa yang dapat kita kembangkan dan bagikan pada orang lain sebagai kontribusi dari passion kita tersebut. Hehee..mungkin karena ini materinya dari saya, jadi teman-teman lebih enak membacanya langsung di link berikut ya.



"Whatever your dream is, Make it Happen"
-Penny Hutabarat





Q&A

Usai sessi sharing, ternyata cukup banyak pertanyaan yang terlontar dari teman-teman. Pertanyaan seputar passion yang begitu penuh semangat...berhasil membuat kami para fasilitator juga antusias sekaligus kesulitan menjawab beberapa pertanyaan hehehe. 

Saya coba bagikan dalam tulisan ini, 2 (dua) dari sekian pertanyaan hebat dari teman-teman yang hadir:
  1. Bagaimana menemukan passion itu sendiri? 
  2. Seorang audience menanyakan : saya punya ide untuk membuat project yang berhubungan dengan passion saya, tapi dalam prosesnya saya melihat bahwa sudah ada orang yang membuat itu lalu saya putus asa. Bagaimana bila ide kita dicuri orang?
Hehee..pertanyaannya menarik ya. Sebenarnya masih ada pertanyaan menarik dan seru lainnya, tapi akan kami bagikan nanti dalam tayangan video yang akan digarap oleh Derry Novadatu. 

Ok, menemukan passion bagaimanakah?  Adi dan saya mengutarakan bahwa passion dapat berawal dari hobi, sesuatu kegiatan yang kita sukai. Passion bisa lahir dari kombinasi skill yang kita miliki, hobi dan kecintaan kita akan suatu aktivitas. Kamu bisa lihat juga pada slide 5 di link ini dan slide 3 pada link ini.

Passion bukan sesuatu yang sesekali dilakukan. Tetapi sesuatu yang secara konsisten dikerjakan. Passion juga bisa berarti hobi yang ditindaklanjuti atau yang membawa pada productive results. Tak hanya dari diri sendiri, passion seseorang dapat dikenali dari teman-teman dan orang di sekitar kita. Tanyakan pada teman-temanmu, apa yang menurut mereka potensi terbaik dari diri kamu yang pernah kamu lakukan. Itu dapat menjadi salah satu indikasi bahwa kamu punya potensi dan skill di bidang tersebut. 

Bagaimana bila ide kita dicuri orang? Kembali ke tujuan kamu mewujudkan passion project mu. Jika tujuannya untuk berbagi, kamu tak perlu khawatir bila ide tersebut sudah ada sebelumnya atau diduplikasi orang. Jika kita terus berfokus pada mencari ide karena ide kita sebelumnya dicuri orang, kita tidak pernah sampai kemanapun...hanya menghabiskan waktu membangun ide dan bukan mewujudkannya.
Lalu saya menambahkan ada suatu buku yang pernah saya baca (kalau tidak salah buku Seth Godin), bahwa biarkan ide kita dicuri karena itu berarti kita berhasil menginspirasi orang lain sehingga orang tersebut merasa ide kita cukup luar biasa menarik untuk diambilnya. 

Bila kita memiliki ide yang sama, kita dapat mengemas dengan cara yang berbeda atau memasarkan dan mendistribusikan  dengan cara yang berbeda. Karena pada dasarnya tidak ada yang benar-benar baru di dunia ini. Kita berbagi dan saling belajar dari apa yang telah ada sebelumnya. 

Ini adalah sepenggal sharing kami dalam Episode Pertama #PassionTalk. Selengkapnya teman-teman dapat menyaksikannya di video #PassionTalk yang akan di publish beberapa waktu ke depan. Slide presentasi kami dapat dilihat pada slideshare berikut : 
http://bit.ly/1InsQB0  #TravelNBlog
http://bit.ly/1FTdu6M  #StartNow #MakeItHappen (Passion Project) 

Harapan kami ke depan, akan semakin banyak teman-teman yang rindu untuk berbagi pengalaman dan passion nya. Dengan misi untuk membangun semangat-semangat positif generasi muda untuk berkarya. Yukk...kita terus berbagi dan tetap berkarya!

Salam #PassionTalk :)  

Kamu bisa follow update dari #PassionTalk di Twitter @PassionTalk_ID
Older
Stories

Singer-Songwriter


Indonesian singer-songwriter, Public relations, Musicpreneur.
Debut Album "Bountiful Eyes" (Itunes, Spotify, Physical CD).
-- pennyhutabarat.official@gmail.com
http://pennyhutabarat.com
--


Blog ini berbagi tentang music, life & muses, work, travel dan books.
"Whatever your Dream is, Make It Happen!"

Top Article

Waktu = Nilai Hidup, Kesempatan dan Catatan Perjalanan

W aktu adalah tentang nilai hidup.  Tentu kita mengetahui betapa pentingnya waktu, namun seringkali kita mengabaikan dan melupakannya. Ada...

Blog Archive

  • ▼  2021 (4)
    • ▼  Oktober (1)
      • The Go Giver
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (14)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (37)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2014 (22)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (27)
    • ►  Desember (10)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2010 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (18)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (7)

trazy

trazy.com

Labels

  • Vocademia UI
  • bountiful eyes
  • buku
  • dreams
  • festival menyanyi
  • focus
  • impian
  • independent musician
  • kolaborasi
  • make it happen
  • menulis
  • mini album
  • musik
  • passion
  • perjalanan
  • seoul
  • simplicity

Instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top