• Home
  • Music
  • Work & Values
  • MarComm & Branding
  • Travel
  • Books

Blog Penny Hutabarat

moment dan inspirasi

Sunny Day

19.08


I'm so excited today! Feeling great :).
Woke up this morning with gratitude, say a prayer and smile to everyone.



I think the best thing we can do to make our day become sunny day and luminous day is always start with a good habbit and attitude every morning. Isn't it?

Satu hal yang ingin saya share adalah bahwa kita harus selalu merasakan dan menikmati kejutan-kejutan yang Tuhan karuniakan di setiap hari-hari kita.
Jangan salah, saya juga tipe orang yang kadang berkeluh kesah bila sesuatu berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan merasa bad mood di waktu-waktu tertentu (sifat manusia pada umumnya..hehe...). Tapi kita perlu semakin melatih diri untuk melihat sesuatu dari 'kacamata' syukur.

But today, God speaks to me through His gift and surprise. Apa gift itu? kesegaran baru, kesehatan di hari baru, rasa sukacita, kesempatan baru yang akan saya hadapi hari ini. Setiap hari Tuhan mengaruniakan berkat dan "hadiah" itu bagi kita.
Apa lagi yang kurang? ..saya berfikir...dengan kekuatan, kesehatan, kedamaian yang Tuhan berikan sudah seharusnya saya semangat menjalani hari ini dan semangat menjalankan tugas-tugas saya.

Teman-teman, kita harus terus sama-sama belajar menyemangati diri kita walau memang tidak mudah.  Let us try to encourage our self and be grateful for God be with us.

So...be grateful for this sunny day :)

God Bless Us
moment dan inspirasi

Jangan Sia-siakan Potensimu

02.21

Siapakah orang yang terpandai yang pernah hidup? Jika pertanyaan ini dilontarkan, pikiran yang terlintas di kepala kebanyakan orang adalah Albert Eisntein, Leonardo Da Vinci, Thomas Alfa Edison, Isaac Newton, Mozart, atau sederetan nama terkenal lainnya.

Tapi jawabannya bukan mereka. Orang yang paling pandai yang pernah hidup bernama William Sidis. Jika orang normal memiliki IQ 90-110, Albert Eistein sebagai prototype jenius memiliki IQ 160, Sidis memiliki IQ yang `out of scale'. Diperkirakan IQ-nya berkisar 250-300.

Menurut ibunya, Sidis mulai berbicara pada usia 4 bulan dan membaca Koran pada usia 18 bulan. Pada usia 8 tahun ia mengajari dirinya sendiri bahasa Latin, Yunani,, Rusia, Prancis, Jerman, Ibrani, Armenia dan Turki. Ia akhirnya dapat menguasai 40 bahasa dan kabarnya ia bisa belajar bahasa dalam satu hari. Ia menyelesaikan SD dalam 7 bulan, Sekolah Menengah 6 minggu dan lulus Kedokteran Harvard dan MIT pada waktu berusia 11 tahun.

Sayangnya William Sidis meninggal pada usia 46 tahun karena stroke dan sejarah hampir tidak mencatat apa-apa tentang dia. Ia tidak punya peninggalan seperti jenius lainnya. Ia tidak memiliki apa-apa yang bisa disumbangkan bagi peradaban manusia padahal ia lahir di abad ke 20. Hidup dan potensinya sia-sia karena tidak ada keinginan untuk menyumbangkan sesuatu bagi kepentingan dunia.

Kepandaian tidak menentukan kontribusi dan pengaruh yang kita berikan bagi sesama. Dampak bagi umat manusia hanya datang dari keinginan (desire) untuk melakukan dan mengembangkan potensi yang kita miliki, serta membagikannya pada orang lain. Itulah yang menentukan tingginya puncak hidup seseorang. 


Kebanyakan kita tidak dilahirkan sebagai orang jenius, namun kita adalah makhluk yang diciptakan sesuai dengan rencana Tuhan. Kepada kita telah diberikan kemampuan yang unik oleh Sang Pencipta.  Jangan sia-siakan potensi yang Tuhan sudah investasikan dalam hidup kita. Temukan dan kembangkan.

All Blessing

From : Renungan Harian
moment dan inspirasi

Kendi-Kendi Berkat

20.45

Pukul 08.00 pagi aku berangkat menuju ke kampus. Meski ku tau aku akan terlambat sampai di kampus, aku memutuskan untuk tetap berjalan kaki dari pintu masuk kampus menuju fakultas yang jauhnya kurang lebih 200meter. 

Orang –orang biasanya menyebut jalan kecil tempat mahasiswa berjalan menuju kampus itu adalah Kober. Aku senang berjalan sambil memandang sekelilingku. Banyak tukang jualan dipinggir jalan Kober itu, bahkan pengemis yang hampir setiap pagi ku temui ada disana. 

Tapi hari ini berbeda, sesuatu menyentuh hatiku. 


Tepat 5 meter di depan mataku aku melihat seorang Bapak berkulit gelap dan bertubuh gemuk juga besar berjalan dengan nafas yang terengah-engah. Gerakannya mulai menunjukkan kalau sepertinya tubuhnya mulai tumbang dan rubuh ke tanah. 

Bapak itu berjalan semakin dekat ke arahku dan aku mulai melihat ternyata barang yang ia pikul adalah kendi-kendi tanah liat. Ia memikul kendi itu dengan tongkat kayu di pundaknya dan sejumlah besar kendi dalam 2 keranjang besar yang dipikulnya. 

Hatiku terasa menitikkan air mata saat itu, bagaimana tidak?, seorang bapak dengan kendi dagangannya yang berpapasan denganku hingga kulihat betul raut wajahnya yang lelah dan suara nafasnya yang terengah-engah. Hatiku berbicara “betapa sulitnya bapak kendi itu untuk mendapatkan nafkah dan sesuap nasi, ia pikul kendi tanah liat yang berkilo-kilo beratnya, ia terengah engah di jalan, mencoba mengatur nafasnya, bahkan hampir rubuh tubuhnya”. 

Saat itu, diletakkannya kendi dagangan yang ia pikul di pinggir kanan jalanan kecil Kober. Lalu ia terduduk di depan toko kecil dekat dengan dagangan pikulannya. Karena begitu banyak orang yang berjalan di Kober itu, aku hanya bisa menyimpan rasa iba dan prihatin dari apa yang kulihat dalam hatiku. Aku tak tau, apa mungkin kendi itu juga hasil buatan tangannya sendiri yang ia buat lalu ia jual sendiri. Aku pun berpikir, mungkinkah di zaman modern ini masih banyak orang yang membutuhkan kendi atau paling tidak membeli kendi tanah liatnya. 

Yang kulakukan sesaat setelah berpapasan dengan penjual kendi itu adalah aku berbalik dan berjalan ke arah yang berlawanan, aku berjalan menuju warung untuk membeli sebotol air mineral untuk penjual kendi  yang kelelahan itu. Tapi tiba-tiba aku mengurung niatku…aku kembali berjalan pelan menuju sang bapak penjual kendi yang sedang duduk untuk megistirahatkan dirinya  dan menatapnya sesaat sambil merogoh kantong tasku. Aku memutuskan untuk memberi ia sedikit uang yang kuharap bisa ia pakai untuk membeli makanan dan minuman di tengah kelelahannya memikul kendi itu.

Ia seperti ingin berbicara dan mengucapkan terimakasih dengan nafasnya yang masih terengah-engah dan wajahnya yang terlihat begitu lelah. Aku pun melanjutkan langkah kakiku menuju kampus. Namun perasaan iba di hatiku tetap belum sirna. Tuhan berkatilah sang penjual kendi yang kutemui pagi ini. 

Tersirat di pikiranku sesaat sampai di kampus dan terduduk di depan komputerku. Bagaimana mungkin sekian orang begitu mudah menghamburkan uang penghasilan kerjanya atau uang pemberian orangtuanya untuk ber- sour sally-ing di mall menikmati yoghurt ice krim, ber-facebook-ing dan ber-ym-an ria di handphone kesayangannya dan rela membeli berpulsa-pulsa untuk kesenangan dunia maya. Sedang ternyata ironisnya di sekeliling kita sebagian besar orang masih berjuang untuk sesuap nasi. Seperti halnya penjual kendi itu, berjalan dan berjalan terus dengan kendi-kendi “nafkah hidupnya” agar keluarga dan anak-anaknya bisa makan cukup. 

Seandainya sebagian dari uang entertainment yang biasa kita gunakan untuk ber-sour sally-ing, menikmati kopi di starbuck/ coffee bean/ illy dengan teman-teman, membeli baju bermerek Zara/Giordano/the Executive, menonton film di Blitz , XXI atau 21 --- dan semua kegiatan hiburan lainnya juga jalan-jalan/ relaxing kita itu. Seandainya sebagian saja dari uang yang kita keluarkan itu, bersama-sama bisa kita bagikan untuk orang-orang disekeliling kita untuk bisa mereka pakai buat kebutuhan makan/ minum, buku-buku, yang bagi sekelompok orang lainnya masih begitu sulit untuk didapat. 

Mari kita menghargai setiap kendi-kendi berkat dan rejeki yang kita terima dari Tuhan. Marilah kita melihat “kendi-kendi berkat” yang kita miliki dan yang sudah terisi penuh itu, lalu membagikan setengah atau seperempat dari kendi berkat itu atau bahkan seberapapun semampu kita untuk menolong mereka yang kendi-kendinya masih kosong dan belum terisi. 

Terimakasih Tuhan untuk pelajaran kehidupan hari ini.



buku

Cuplikan Buku : Management Think Tank

21.40
Buku karangan Promod Batra dan Vidjay Batra, mengangkat topik tentang management  dari sudut pandang individu, persahabatan, pekerjaan dan keluarga. Isinya mudah dicerna dan mendorong daya pikir kita dalam merefleksi diri.
Hal penting yang diangkat dalam Management Think Tank ini adalah bahwa :

 setiap kita...harus menyadari bahwa TIDAK SETIAP ORANG dapat melakukan hal-hal luar biasa. Tapi SETIAP ORANG PASTI BISA melakukan hal-hal kecil secara luar biasa. 


Ya....mungkin sebagian dari kita pernah "ngoyo" untuk mencapai hal yang luar biasa. Tapi hal yang luar biasa itu tidak selalu sesuatu yang besar, yang luar biasa juga dapat berarti hal kecil namun dikerjakan secara luar biasa.

Management Think Tank menarik garis merah menurut sudut pandangnya bahwa "kesuksesan bukanlah tujuan tetapi perjalanan".
Ini berarti setiap perjalanan yang kita lalui dalam hidup kita adalah kumpulan kesuksesan-kesuksesan yang setiap hari kita tanam, pupuk, airi dan tumbuh hingga waktunya berbunga.

Promod Batra menyajikan Management Think Tank dalam bentuk kutipan kata-kata singkat yang dapat kita baca berkali-kali, dapat disimpan di buku harian dan dapat kita ingat dalam sekali baca atau renungkan. Di halaman awal, penulis menganalogikan nilai-nilai management Think Tank seperti dalam ilustrasi "Ganesha" yaitu lambang gajah besar.
dreams

Dream It, Say It and Execute It!!

21.12
Today I learn a new things and i really love it. MIMPI....IMPIAN....DREAMS...!!
Ya...mimpi memang suatu anugerah. Kita bebas untuk bermimpi tanpa dipungut biaya, mimpi itu gratis bahkan membangkitkan passion dan kreativitas pikiran kita.
Banyak buku-buku terkenal dan bahkan orang-orang besar yang telah sukses,
mengatakan bahwa : Apa yang dicapai di waktu sekarang adalah bagian dari mimpi-mimpi
yang pernah dibangun di masa lalu. 

Waw...padahal mimpi itu intangible yaa...tak tersentuh, ada dalam daya pikir dan hati kita.
We may say the dream is like a hope. Coz mimpi yang diyakini memunculkan harapan.
Temanku bercerita hari ini bahwa mimpi yang kita bayangkan juga harus diyakini.

Katakan pada diri kita dengan yakin and Do some Action menuju mimpi-mimpi itu ~PH


Temanku ini bercerita tentang mimpinya yang ingin mempunyai kedai kopi (Coffe Shop) suatu hari nanti. Yup..kedai kopi seperti starbucks, coffebean. Bahkan dia bercerita seolah ia sudah memiliki kedai kopi itu. Yang menarik karena aku juga pribadi yang suka bermimpi, diskusi kami tentang kedai kopi itu semakin luas. Membayangkan akan seperti apa nantinya dan apa saja yang ada di dalamnya. Berawal dari hobinya "kongkow-kongkow, nongkrong di kedai kopi, ngobrol dan senang bertukar pikiran. Dari sinilah hatinya terdorong dan memimpikan suatu kedai kopi yang berada di lokasi strategis dimana menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk berbincang-bincang, bertukar pikiran, berbagi ide bahkan memulai suatu rencana-rencana bisnis. 

Wow...that's sounds great!! Dan bagian yang paling penting adalah temanku tidak hanya memimpikannya dan mengatakannya dalam keyakinan tapi juga melakukan sesuatu (do some action) untuk menuju mimpinya itu. 

Meskipun action nya baru dalam hal kecil dan sederhana tapi ia sudah mau memulainya. Dia bilang "Aku akan baca buku-buku seputar bisnis kedai kopi, belajar dan persiapkan diri tuk dapat beasiswa ke Eropa...and when i'm in Europe,I will learn how some people there build a coffee shop, how they create it become such a good and comfort place to gather
with friends and others".
hEHE,,,she really do some action, walaupun belum tercapai tapi dia sedang merangkainya saat ini. 

So...friends, let us dream what we want to dream, say it to your self faithfully, and do it with pleasure. God listening ur inner heart :)
moment dan inspirasi

"Cermin" Kebahagiaan

23.24
Pagi ini...saat berangkat kantor..aku melihat seorang kakek tua yang sedang memikul barang dagangannya menuju ke pasar yang jaraknya tinggal 1 KM lagi . Jumlah yang ia pikul banyak sekali, sekilas saya lihat jumlahnya hampir 8 karung. Begitu beratnya beban dagangan yang ia pikul, sampai ia membawanya dalam keadaan begitu membungkuk dan lelah.


Saya yang saat itu sedang duduk di bangku depan angkutan umum, menatap sang kakek dengan mendecak kagum dan tersentuh. Bagaimana tidak? Dari guratan di wajahnya dan tubuhnya yang sudah renta, saya bisa mengira bahwa umurnya sekitar 70 tahun.
Dan yang membuatku kagum, bagaimana mungkin seorang kakek yang renta masih mampu memikul barang dagangan yang begitu berat. Oooh...hatiku begitu iba dan tersentuh. Sempat terlintas di benakku, "kemana anak-anaknya, apakah mereka tak membantu orangtuanya", "berapa yang mampu ia dapatkan dari hasil dagangan yang ia pikul begitu beratnya", "Tidakkah di usia nya yang setua itu, seharusnya ia duduk di rumah menikmati masa tuanya, merasakan keberhasilan dan kerja keras anak-anaknya".

Semua hal itu, tiba-tiba terlintas dalam pikiranku. Jujur, saya bingung apa yang harus saya perbuat saat itu karena angkutan umum yang saya tumpangi pelan-pelan mulai melaju sambil saya terus menatap sang kakek yang tersenyum lembut.

Sementara angkutan umum berjalan dan sang kakek mulai berlalu dari pandangan saya, hati ini langsung berbicara dalam doa "Tuhan berkati kakek yang berjalan dengan barang dagangannya tadi, berikanlah ia rejeki dan kedamaian di hatinya dan keluarganya. Amin".

Namun satu hal yang saya petik dan saya pahami, kakek tadi telah mengirimkan "cahaya" nya kepada orang di sekeliling yang menatap dirinya. Bahwa "cahaya" itu berbicara..: "Meski tua usiaku dan renta tubuhku, tetap kupikul beban ini dan kubawa sampai tujuanku".

Mungkin hasil yang ia dapatkan dari dagangannya tidak seberapa tapi ia telah berusaha dan merasa cukup bahkan bahagia dengan apa yang dimilikinya.
Jauh dibalik itu ia telah menjadi "cermin" yang memantulkan cahaya KEBAHAGIAAN, KERJA KERAS, DAN KEKUATAN bagi orang-orang yang melihatnya.

Terimakasih Kek, teruslah berjalan dengan senyuman :)!!



my muses moment dan inspirasi

Kesempatan Itu Harus Diciptakan

23.14
Dalam hari-hari kita, pasti kita pernah secara tidak sadar "menciptakan" kesempatan-kesempatan. Entah itu yg berhubungan dengan tugas dan pekerjaan atau hubungan kita dengan orang lain. 

Beberapa minggu terakhir ini, saya kembali diingatkan oleh kata-kata motivasi ini "kesempatan harus diciptakan", baik itu dari buku yang saya baca ataupun dari seseorang yang menginspirasi. Saya sering merasakan hal ini dalam perjalanan hari-hari saya, dimana kita harus berani "menciptakan" kesempatan agar orang lain juga dapat menerima manfaat dari  potensi yang kita miliki atau bahkan sebaliknya :). 


Sebagai contoh, seorang public relations aktif mengikuti Workshop dan Seminar PR yang diadakan oleh beberapa organisasi/ komunitas. Tanpa disadari, sebenarnya ia telah berani "menciptakan" kesempatannya sendiri. Ia punya kemauan dan keberanian untuk memulai suatu kesempatan yang dapat membawanya bertemu dan mengenal banyak orang khususnya para public relations dari berbagai perusahaan yg hadir di Seminar itu, yang membuat dirinya belajar sesuatu hal yang baru lewat pengalaman dan pembelajaran yang dibagikan dalam seminar tsb. Lebih dari itu, dengan menjalin relations yg baik...peluang-peluang yang baik pun akan datang dari orang-orang di sekeliling kita.

So...create ur opportunities.

====


Kenapa kita perlu belajar 'menciptakan' kesempatan? 

Kebanyakan dari kita menunggu datangnya kesempatan yang tepat. Kita menunggu (mungkin) seseorang menawarkan kesempatan yang kita nanti-nantikan. Kita menunggu kesempatan untuk start mengerjakan sesuatu yang kita rencanakan. 

Dan apakah kesempatan tsb datang? Terkadang ya, terkadang pula tidak. Mengapa? Karena mungkin kita tak menyadari dan tak mengenali ketika kesempatan tsb datang. Atau kita tidak siap, tidak ready untuk itu. Atau mungkin pula, saat kesempatan tsb muncul..kita sudah tidak lagi tertarik (we might not be interested in it anymore). 

You wait passively for something to happen. Mengapa cita-cita dan impian mu hanya di angan-angan?  


You Can!
Seringkali bukan tentang masalah menciptakan kesempatan, tapi PEKA ...becoming aware dengan kesempatan yang ada. 
Ada di hadapan kita, tapi seringkali tak kita sadari. 
Untuk melihat dan menyadarinya, kita perlu mengubah mind set, belajar untuk memiliki right attitude dan right thinking. 


Bagaimana kita dapat belajar create opportunities dan recognize opportunities? 

1. Kita perlu mendefinisikan apa yang kita impikan dan ingin raih. Bila kita tak tahu, kita tak bisa kemana-mana. Ketika kita tau dan mengenali apa yang kita impikan dan ingin raih tsb (misal. pekerjaan), kita akan menyadari kesempatan yang ada (recognize the opprtunity). 

2. Visualisasikan cita-cita dan tujuan, seakan sedang dan sudah terwujud. Ini akan memotivasi dan meng-energize-mu untuk merealisasikannya. Ketika kita memiliki energi, motivasi, enthusiasm, kita melihat kesempatan, yang mungkin belum pernah kita lihat sebelumnya. 
Orang-orang yang kita temui akan merasakan energi dan enthusiasm kita, dan akan membantu membukakan kesempatan baru untuk kita.



When you want something very strongly, and focus on it, things start happening. There is no magic here, just plain mental and emotional laws at work (Remez Sasson) 
buku

Talk Show Young On Top @ Faculty Of Computer Science Universitas Indonesia

22.49


Billy Boen - YOT on campus - FASILKOM UI
Rabu (29/09), Penulis Buku terlaris “Young On Top”, Billy Boen, hadir di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Billy Boen bersama Radio KisFM mengadakan Talk Show “Young On Top In The IT World” yang mengangkat topik : Integrity-Confidence-Make A Lot Of Friends-Creativity-Just Perform.

Melalui Talk Show “Young On Top” ini, Billy Boen bermaksud untuk membagikan pengalaman kesuksesannya di usia muda dan menginspirasi rekan-rekan mahasiswa di Fasilkom. Billy Boen memperoleh gelar Bachelor dari Utah State University dan gelar Master-nya dari State University of West Georgia. Saat ini, di usia nya yang ke-30 tahun, Billy memimpin divisi F&B di MRA Group.


Talk Show yang diadakan di Gedung A Fasilkom UI ini disiarkan On Air di Radio KisFM, 95.1 selama 2 jam penuh, yaitu 1 jam sessi presentasi dari Billy Boen, yang didampingi rekannya Rudhy Buntaram dari Optik Seis dan 1 jam berikutnya sessi diskusi (interaktif). Acara ini dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswa Fasilkom dan beberapa Dosen mulai pukul 13.30-15.30.
Penny Hutabarat & Yugo Isal
moment dan inspirasi

Libur tlah tibaa.... :)

01.40
Libur tlah tiba...libur tlah tiba...Hore..hore..Horeee!!!

Haha..senangnya udah mulai libur. Pastinya Jakarta lebih sepii karna banyak yang mudik, jadi bisa menikmati jalan-jalan tanpa macettt.
Agenda liburan kali ini apa ya??hhihi

Yang pertama terlintas, waktu liburan ini pengen dimanfaatkan untuk cari inspirasi menulis lagu lagi dan bikin arransemen untuk lagu-lagu ciptaan yang udah lama tidak "tersentuh". Yang kedua, jalan-jalan pastinya..with friends or family.
Dan yang terpenting bisa me-recharge diri dari rutinitas pekerjaan, jadi ketika mulai masuk...pikiran, perasaan semua sudah "brandly new" lagi heheheh.

Happy long Holiday!!! May God Bless Us All....in this long holiday :)




dreams

Never Give Up! Even Though You May Have Failed Many Times

01.26
Setiap orang pasti pernah mengecap kegagalan dalam usaha mencapai mimpi dan impiannya. Seringkali kita akan merasa kecewa, putus asa, kesal dan rasanya ingin marah. Tapi satu hal yang pasti yang harus membuat kita tersadar bahwa rencana yang kita rancang belum tentu yang terbaik. Tuhan punya rancangan dan rencana yang terbaik, lebih dari yang kita bayangkan. That's for sure!

Meskipun dalam realita dan praktiknya sulit sekali untuk kita memahami hal itu. Begitupula saya pribadi. Tentu kesal dan kecewa rasanya ketika apa yang diimpi-impikan dan yang sudah dirancang ternyata malah gagal dan tidak sesuai harapan. 

Tapi keyakinan bahwa sesuatu yang baik akan datang pada waktuNya harus tetap kita miliki, baik dalam hati dan pikiran ~ PH 


Kegagalan untuk yang pertama kalinya bisa terasa seperti 'menampar' diri kita, kegagalan kedua terasa 'menegur' hati kita..ada sesuatu yang perlu dibenahi agar kesalahan yg sudah pernah terjadi tidak terulang lagi. Kegagalan ketiga membuat kita 'lagi-lagi merenung dan berpikir', rasanya semua sudah coba dibenahi dan diperbaiki namun mengapa masih juga gagal?!. Kegagalan keempat "memberi ruang dan keyakinan" untuk kita menyadari bahwa rasanya 'bukan disini' tempatnya kita mengembangkan talenta dan impian yang ada.

Pada saat itu kita memahami bahwa ada kesempatan dan waktu lain yang 'dipersiapkan" untuk kita. Belum saat ini! Bersabar dan terus berdoa dalam harapan.

Never give up...even though you may have failed  many times.................



moment dan inspirasi

My Condolence

21.42
My deep condolences untuk Namboru Theresia Hutabarat yang telah berpulang ke rumah Bapa di sorga pada tanggal 30 Agustus 2009 di usianya yg ke 72 tahun. Dia adalah istri dari penyanyi legendaris Indonesia, Gordon Tobing. Dan Namboru Thress sendiri juga adalah penyanyi legendaris, sebab di era tahun 60-an beliau sangat dikenal bersama Vokal Group Impola-nya, yang menurut banyak orang suara mereka saat bernyanyi sangat memukau dan mempesona.

Saya teringat waktu masa kecil, kira-kira kelas IV SD saat saya berkumpul bersama keluarga di rumah Namboru Theresia (yang biasa dipanggil namboru Thress) di daerah pertukangan.
Namboru Thress, pribadi yang ramah dan murah senyum. Saat saya bernyanyi di sela-sela acara keluarga itu, saya ingat sekali dia selalu memuji dan memotivasi saya untuk terus bernyanyi.

Waktu itu kurang lebih umur namboru Thress sekitar 60 tahun-an namun suaranya masih merdu dan bening. Tidak heran, bila darah musisi itu turun ke anak nya yaitu abang Enrico Tobing dan cucunya, Mario Tobing (Pencipta Lagu Terimakasih Cinta-Afghan).

Sambil memainkan pianonya, Bang Enrico mengiringi ku bernyanyi dan juga mario.
Hampir beberapa kali, setiap ingin ikut festival, pasti aku menghubungi Namboru Thress untuk menanyakan teknik bernyanyi, apa yang harus aku pelajari sebelum festival dsb. Begitupula saat aku mendapat kesempatan pertama kali bernyanyi di podium UI tahun 2002, orang pertama yang aku hubungi untuk menanyakan saran dan masukan mengenai menyanyi adalah Namboru Thress. 

Waktu itu, saat kutelepon suara nya sudah agak lirih dan beliau sedang sakit. Namun tetap namboru thress memberikan masukan dan arahannya untukku. Moment-moment sederhana dan kecil yang pernah saya miliki dengan Namboru Thress itu adalah moment yang indah untuk saya ingat dan kenangkan.

Selamat jalan Namboru Thress. Semoga Tuhan memberkati segala perbuatanmu yang baik  di dunia ini. GBU. Love, Penny Hutabarat
moment dan inspirasi

Life is like a puzzle

20.51

Hidup adalah karunia..itu yang selalu kumaknai tentang hidup. Tuhan, Maha pencipta, memberikan karunia yang berbeda-beda untuk setiap orang dan masing-masing adalah unik. Seperti halnya puzzle yang berserakan dan belum tersusun rapi.  Hidup kita juga bagaikan puzzle itu. Kotak-kotak puzzle perlu diletakkan di tempat yang tepat agar terangkai indah dan menjadi gambaran yang sempurna. 


Begitupula karunia yang kita miliki dari Tuhan. Karunia ini perlu ”diletakkan” di tempat yang tepat agar terangkai menjadi utuh dan sempurna. Namun untuk menempatkan karunia itu di tempat yang benar dan tepat, hanya Tuhan...The creator of this world... yang maha tahu. He will bring us to the right place in the right time. Hingga puzzle-puzzle jalan hidup kita yang kini masih belum nampak jelas akan menjadi sempurna dan lengkap pada waktuNya.
 
focus

Learn To Do Less In Life....

20.46

Kata-kata ini agak menggelitik.......karena sejak kapan ada orang yang mengajarkan untuk belajar berbuat sedikit atau mengingatkan agar ”Do Less”?. 

Tentu yang sering kita dengar..”Do the best” dan itu berarti perlu berbuat banyak agar hasilnya adalah yang terbaik.

Tapi kalimat ”Learn To Do Less In Life” ini ada dalam lajur yang benar bila dilengkapi menjadi : Learn to do less in life by focussing on what matter most.

Yup..., bagi saya ini adalah pilihan kalimat yang tepat. Sebagai manusia, seringkali kita melakukan banyak hal hingga lupa akan hal-hal terpenting dan terutama yang seharusnya kita lakukan dalam hari-hari kita. 

Bila kita menempatkan sekian banyak rencana dan harapan dalam skala 1 (teratas) keinginan kita, pastilah kita akan kewalahan bahkan mungkin pasti merasa kecewa karena sejumlah keinginan dan pekerjaan itu tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. 

Dan ”prioritas” adalah kata kunci nya. Learn to do less in life by focussing on what matter most. Agar apa yang kita perbuat dan kerjakan juga dapat menjadi bermakna bagi orang di sekeliling. Dan akan lebih baik untuk kita berfokus dalam prioritas dibandingkan menjadi sibuk dengan berbagai banyak lalu kehilangan fokus. 

Sebagai ilustrasi, bila kita menggenggam batu-batu kerikil di kedua tangan ini. 
Tak kan mampu kedua tangan dan jemari kita menggenggam begitu banyak batu kerikil. Bila begitu banyaknya yang ingin kita genggam, kemungkinan yang akan terjadi adalah sebagian akan jatuh atau mungkin melukai jari-jemari. 

Kita perlu simpan atau lepaskan beberapa batu kerikil itu dan menggenggam sejumlah batu yang mampu dan sanggup untuk digenggam tangan kita. Dengan batu-batu kerikil yang jumlahnya cukup untuk digenggam dan mampu dibawa, kita akan merasa lebih ringan dan tak terbeban. 


Begitupula halnya dengan tugas, pekerjaan, keinginan yang ingin kita ”bawa” dan realisasikan. Perlu fokus dan prioritas agar tidak membebani kita. ~ PH





impian

Merangkai Mimpi.........

20.06
I’m a day dreamer...ya...sepertinya itu istilah yang tepat untuk menggambarkan diriku yang suka bermimpi, mengkhayal dan membayangkan sesuatu yang besar. Pemimpi itu adalah anugerah. Tuhan memberikan kepekaan dan rasa bagi kita untuk mengecap keindahan dan memimpikan yang terbaik dalam hidup ini. 



"Aku mulai belajar bahwa setiap hal yang aku kerjakan sehari-hari adalah mimpi-mimpi yang pernah kubangun dan terus terangkaikan. Tuhan yang merancang dan menyempurnakan segala mimpi itu" ~PH.


Waktu kecil, aku suka sekali bernyanyi di atas kursi seolah-olah membayangkan diriku sedang bernyanyi di tempat yang tinggi. Usia 5 tahun, aku senang menggenggam raket saat difoto dengan posisi seolah-olah raket itu adalah gitar yang sedang kumainkan. Usia 9 tahun, aku membawa piala pertama yang aku raih dan meletakkannya persis disebelah tempat tidurku agar dapat kupandangi saat tidur. Kelas VI SD, aku mendapat beasiswa karena berhasil menjadi Bintang Pelajar di sekolah dan sejak itu aku semakin rajin belajar seolah aku akan menjadi bintang pelajar lagi. 


Usia 14 tahun aku mengikuti suatu Festival bernyanyi yang diikuti oleh orang-orang besar yang usianya jauh di atasku. Aku membayangkan mungkinkah dapat menjadi pemenang di antara orang-orang yang pengalaman dan kemampuannya jauh melebihi aku. Ternyata aku berhasil meraih juara 1 dan saat itu kemenangan itu diliput di beberapa koran. Aku merasa senang dan bersyukur akan mimpi-mimpi yang terangkaikan.

Saat flashback ke masa kecil atau waktu lalu, aku menyadari bahwa Tuhan telah ”meletakkan” mimpi-mimpi dalam perjalanan hari-hari kita . Beberapa bagian dari mimpi itu kini terangkai dan menjadi ”sesuatu” yang kita rasakan, miliki dan terima saat ini. Sehingga membuat mata hati kita terbuka dan bersyukur bahwa berkat Tuhan sungguh luar biasa. 

Namun ada sebagian mimpi lagi yang mungkin belum terangkai sempurna seperti yang kita dambakan. Sebagian mimpi yang belum terangkaikan, seperti puzzle yang berserakan..yang mungkin memang ”diciptakan” seperti itu agar ada ruang bagi kita untuk menanti dalam kesabaran, berusaha dalam kesungguhan dan berharap dalam doa.
impian

My Wish Accomplished

19.58

Konser Musik Mahasiswa Indonesia (KMMI)...
Ini adalah konser pertama yang pernah ku ikuti. Ini pertama kalinya aku melihat orkestra secara langsung. Konser ini istimewa bagiku karena konser ini melibatkan banyak peserta yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa se-Indonesia (dari Sabang sampai Merauke). Di konser perdana pada tahun 2005, aku ambil bagian sebagai anggota paduan suara seperti halnya teman-teman dari universitas lainnya. Kami menyanyikan lagu-lagu daerah dan perjuangan yang diiringi oleh full orchestra dengan aransemen indah dari mas Oni ”Sa’unine” Krisnerwinto.


Aku begitu menikmati setiap latihan yang dilakukan selama seminggu dengan arahan para instruktur vokal. Aku jadi belajar banyak hal, mengenai teknik bernyanyi, membaca partitur dsb. Saat berlatih bersama dengan orkestra, jujur aku tidak fokus dengan lagu paduan suara yang ku nyanyikan dengan teman-teman. Aku justru mengkhayal membayangkan seandainya aku bernyanyi solo diiringi orkestra...ingin sekali merasakannya. 



Ketika konser itu berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta, aku berdiri bersama paduan suara....suasananya benar-benar berbeda..lampu dimatikan, hanya lampu sorot terang dari arah depan yang menyinari. Konser dimulai...alunan biola membuka konser malam itu, kemudian diikuti dentingan musik orkestra lainnya. Mas Oni Krisnerwinto, sang Conductor dengan penuh penghayatan mengayunkan tangannya memberi aba-aba pada kami.

Sungguh..saat bernyanyi..aku menikmati setiap detik di atas panggung itu. Dan satu hal, pikirku melayang membayangkan pabila aku berdiri di atas panggung itu bernyanyi solo dengan iringan orkestra. Aku bertanya-tanya dalam hati, kapan hal itu terjadi. Usai konser, kukatakan pada sahabatku Sinta yang duduk di sebelahku ....”Sin, suatu hari..aku bermimpi bisa nyanyi solo diiringi orkestra, bisa gak ya?!”. Aku ingat saat itu Sinta mmenjawab ”Iya..pasti bisa Pen, nanti kalau suatu hari kamu nyanyi dengan orkestra harus kasihtau dan ajak gw ya biar nonton lo nyanyi ya”. Aku mengiyakan dengan yakin.

Dua tahun kemudian...mimpi itu jadi kenyataan. Konser Musik Mahasiswa Indonesia untuk kedua kalinya diadakan pada tahun 2007. Aku terlibat lagi namun dengan peserta yang berbeda dari konser pertama. Seminggu latihan aku terus mengikuti karena kebetulan aku merangkap menjadi koordinator event, selain juga ikut paduan suara. Dua hari sebelum konser berlangsung, Ketua panitia menyampaikan padaku bahwa aku diminta untuk bernyanyi solo.
         
Aku kaget sekaligus senang. Aku mencoba berkonsultasi dengan mas Oni Krisnerwinto sebagai Conductor  agar aku bisa menyatu dengan orkestra dalam membawakan lagu. Ternyata dia orang yang rendah hati dan menyenangkan untuk bekerja sama. Aku berlatih dengan orkestra...dalam hati..ku berkata..ini yang kuimpikan dua tahun lalu.

Penny Hutabarat &Orchestra 'Oni Krisnerwinto', Gedung Kesenian Jakarta








Konser Musik Mahasiswa 2007 pun berlangsung, aku bernyanyi solo setelah pembacaan puisi. Ku dengar dengan seksama puisi itu di belakang panggung, ku baru pahami makna puisi itu begitu selaras dengan lirik lagu yang kubawakan. Aku pun mencoba menyatukan energi dari puisi itu dengan energi ku. Sesaat kemudian, aku berjalan ke tengah panggung...menggunakan koreografi yang telah diajarkan padaku sebelumnya. Dan aku sungguh menjiwai setiap kata lagu yang keluar dari suaraku.
        
Suasana di gedung konser itu begitu dingin, tak terlihat penonton di hadapanku karena lampu dimatikan sehingga hanya lampu panggung dan lampu sorot yang memancarkan cahaya. Ku nikmati tiap naik turun nada dan suara-suara musik yang tercipta dalam paduan yang indah. Ku nyanyikan lagu itu, sambil tersenyum dalam hati...ini yang kuimpikan dua tahun lalu, Tuhan mendengar harapan hatiku dan telah mengabulkannya..wish accomplished...!
          
Dan yang menarik, di konser itu..sahabatku Sinta yang pernah meyakinkan aku dua tahun lalu bahwa aku bisa bernyayi dengan orkestra, ia hadir dalam konser itu dan menyaksikan penampilanku. Beberapa hari setelah konser itu, aku masih saja berdecak kagum bahkan hingga saat ini. Aku percaya ini semua bukan kebetulan melainkan berkat TuHAN. Aku kagum membayangkan moment itu dan terutama kagum karna karyaNya nyata dalam hidupku.
moment dan inspirasi

Berhenti sejenak......

23.50
Pagi ini, kepala terasa mumet :(..mata ngantuk beratt dan perasaan gelisah selama perjalanan menuju kantor. Tidak tau apa penyebabnya, tapi kurasa karena load pekerjaan yang sedang banyaknya dan ada beberapa hal lainnya yang juga perlu dikerjakan di saat bersamaan.

Seringkali memang rutinitas di kantor dan deadline pekerjaan membuat tidak sedikit orang merasa lelah, kepala terasa berat, badan pegal-pegal dan stresss hehe. 
Pasti kita semua pernah merasakan hal itu....



Photo taken by Penny

Mungkin saatnya untuk kita "berhenti sejenak", mengalihkan pandangan dari komputer yang hampir setiap jam jadi objek kerja mata kita, menghentikan sejenak pikiran tentang plan A..plan B pekerjaan.    Duduk, menikmati secangkir kopi, dan membaca buku-buku ringan mungkin dapat jadi 'tempat perhentian sejenak'. 

Atau mendengarkan alunan musik, mengambil gitar dan memainkan beberapa lagu sebentar..sepertinya dapat menjadi 'penyegaran' untuk pikiran yang tegang. 




"Berhentilah sejenak" untuk me-recharge diri dengan energi yang baru. 
"Berhentilah sejenak" untuk mengembalikan keceriaan di wajah yang terlihat lelah, dan kecerahan di pikiran yang penuh sesak...
balairung UI

Confidently raise my hand

01.44
Saya jadi teringat, saat pertama kali saya memasuki dunia baru yaitu dunia kampus dan perkuliahan pada tahun 2002. Di awal masa orientasi, seluruh mahasiswa di UI wajib untuk mengikuti latihan Paduan Suara Mahasiswa Baru yang dipimpin oleh Pak Dibyo di Balairung.

Saat berlatih Paduan suara mahasiswa baru itu, saya tidak pernah benar-benar serius berlatih.
Saya hanya termenung, melamun.....membayangkan bisa bernyanyi di Gedung Balairung yang begitu besar itu. Mungkin luasnya hampir setengah dari stadion gelora Bung Karno...entah berapa besar luasnya..yang pasti itu tempat yang besar bagi saya saat membayangkan bisa bernyanyi di tengah-tengah panggung di tempat itu.
Balairung UI
Yang saya bayangkan saat itu adalah "muncul dari tengah balkon seperti Ruth Sahanaya yang bernyanyi di acara PON beberapa waktu lalu 
(yang saya pernah saksikan di televisi).

Tiba-tiba saja di tengah lamunan itu, saya mendengar sang Conductor, Pa Dibyo berbicara di Microfon nya dengan suara lantang dan menanyakan "adakah diantara mahasiswa baru disini yang seorang penyanyi atau senang bernyanyi".
And guest what......I'm confidently raise my hand!!

Tanpa pikir panjang saya langsung mengacungkan tangan dari tempat duduk barisan saya yang letaknya agak cukup jauh dengan panggung tengah tempat Pa Dibyo memimpin jalannya latihan ini.
And then...saya pun maju ke depan...dan saya ingat sekali saat itu ada satu orang yang juga berani mengacungkan tangannya diantara 5000 mahasiswa baru lainnya.
So...mendadak di tempat kami cari lagu untuk dinyanyikan bersama, sesuai permintaan dari Pa Dibyo. Lagu yang kami nyanyikan saat itu adalah "The Greatest Love Of All".
Dan ternyata sambutan dari teman-teman mahasiswa baru lainnya saat itu cukup meriah saat melihat kami menyanyi.

Keesokan harinya di masa-masa Latihan Paduan Suara Mahasiswa Baru masih berlangsung, saya bernyanyi dengan percaya dirinya di sela-sela jam istirahat. Saya membawakan lagu "Endless Love". Tidak terlintas maksud apa-apa saat itu, yang saya tau hanyalah SAYA INGIN BERNYANYI.
Esok harinya, Pa Dibyo, sang Conductor Balairung :)....berbicara dengan suaranya yang lantang dan khas di microfon "siapa mahasiswa baru yang kemarin menyanyikan Endless Love"?
Dan lagi-lagi, I'm Confidently raise my hand hehehe.....
Saya pun maju ke depan. Dan ternyata beliau meminta saya untuk bernyanyi Solo di Hari-H Upacara Wisuda UI berlangsung dengan membawakan lagu Restumu Kunantikan.
Ouw...ouw...saya tidak pernah dengar lagu itu dan saya sebagai mahasiswa baru belum bisa membayangkan seperti apa suasana bernyanyi di Upacara Wisuda UI.
So...saya berlatih kurang lebih 3 hari di rumah dengan keyakinan pasti bahwa saya bisa membawakannya.

And hari-H tiba. Saya baru melihat ternyata begitu banyak orang yang hadir di Upacara Wisuda itu. 5000 mahasiswa baru di Balkon atas, lebih dari 3000 wisudawan di area bawah. Belum lagi orangtua wisudawan yang tersebar di sayap kiri, kanan, dan belakang gedung. Ditambah para Guru Besar yang duduk di hadapan Panggung tempat saya berada. Para guru besar itu mengenakan toga dan sepertinya mereka "unreachable"...karena berpakaian megah dan duduk di podium besar di hadapan saya hehe.
Mungkin hampir 10.000 orang hadir dan berkumpul dalam upacara wisuda itu.

Yang saya lakukan sebelum bernyanyi hanya berdoa dan meyakinkan diri ...terutama menenangkan diri. Saya melihat sekeliling saya dan berusaha merasakan setiap detik moment ini. 

Tibalah waktunya, nama saya dipanggil dan bersiap naik ke atas panggung. Dengan mengenakan Jaket kuning dan Peci almamater sebagai simbol saya mahasiswa baru, saya pun naik ke atas panggung dengan yakin....lagu itu pun mengalir dan saya sungguh menikmati moment itu.

Saya menikmati moment saat di atas panggung memandangi banyaknya orang di sebelah kanan, kiri saya dan bernyanyi untuk mereka. Saya menikmati setiap tepukan tangan mereka dan senyuman di wajah mereka.

And I realized...angan-angan yang pernah saya bayangkan saat termenung di Latihan Paduan Suara ternyata menjadi kenyataan. Saya bernyanyi solo di tengah-tengah di hadapan sekian puluh mata. Terimakasih Tuhan.
Solois Wisuda UI

Dan kini saya sudah melalui hampir lebih dari 30 kali bernyanyi solo di Upacara Wisuda UI di Balairung (baik itu wisuda S1, S2, S3 maupun D3) dan saya selalu menikmati moment-moment berdiri di atas panggung itu, bernyanyi dan menyampaikan pesan indah lewat lagu yang saya lantunkan. Terimakasih Tuhan.

Semoga lagu-lagu yang pernah saya lantunkan di panggung ini, bisa menjadi pesan yang indah untuk mereka yang mendengarkan!
inspirasi

Your Moment Will Come...

01.18

Setiap orang punya moment "kemilau" nya masing-masing. Dimanapun, kapanpun dan saat dengan siapapun. Namun ada waktu dimana moment "kemilau" itu seolah tidak menghampiri kita seperti sedia kala, ada saat dimana moment "kemilau" rasanya hanya di angan-angan dan belum juga tercapai oleh kita.


But one thing for sure, YOUR MOMENT WILL COME.....



All we need is :

1. Setia dan tekun menggunakan bahkan melatih talenta kita. We never know when will our sparkling moment will come. Hingga saat kesempatan itu datang, kita telah siap dan peka untuk segera "melayangkan" pesona talenta kita di saat yang tepat.

2. Keep praying. Tuhan selalu bekerja dalam segala hal. Bahkan ketika kita berbicara dan berangan-angan dalam hati, saya yakin pasti Tuhan mendengar bisikan hati kita.

3. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Banyak waktu kita yang sering kali tersita untuk membandingkan diri dengan orang lain, seperti "dia lebih baik dari saya" atau "bagaimana caranya saya bisa seperti dia"dst.
Mungkin di saat kita melihat dan membandingkan diri dengan orang lain, di saat itu pula moment "kemilau" sedang datang menghampiri. Namun terhempas hilang dan terlewatkan karena kita terlalu sibuk memikirkan apa yang dimiliki orang lain dan mengapa mereka bisa berhasil .


We might miss our Sparkling moment just because we are too busy 
to looking at what the others have.



4. Belajar memahami bahwa ada saat dimana "kemilau" kita sedang tidak bersinar.
Ini berarti belajar untuk tidak menjadi egois. Memahami bahwa ada saat dimana "kemilau" orang lain sedang "menguasai/ memenuhi" suatu bagian di tengah luasnya dunia ini. Mungkin di saat itu "kemilau" kita sedang tidak bersinar dan tersembunyi. Bila waktu seperti ini datang, tetaplah tersenyum....rendah hati....dan berbahagia untuk moment "kemilau" yang dimiliki orang lain.












Newer
Stories

Singer-Songwriter


Indonesian singer-songwriter, Public relations, Musicpreneur.
Debut Album "Bountiful Eyes" (Itunes, Spotify, Physical CD).
-- pennyhutabarat.official@gmail.com
http://pennyhutabarat.com
--


Blog ini berbagi tentang music, life & muses, work, travel dan books.
"Whatever your Dream is, Make It Happen!"

Top Article

Waktu = Nilai Hidup, Kesempatan dan Catatan Perjalanan

W aktu adalah tentang nilai hidup.  Tentu kita mengetahui betapa pentingnya waktu, namun seringkali kita mengabaikan dan melupakannya. Ada...

Blog Archive

  • ►  2021 (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (14)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (37)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2014 (22)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (27)
    • ►  Desember (10)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2010 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2009 (18)
    • ▼  Desember (2)
      • Sunny Day
      • Jangan Sia-siakan Potensimu
    • ►  Oktober (6)
      • Kendi-Kendi Berkat
      • Cuplikan Buku : Management Think Tank
      • Dream It, Say It and Execute It!!
      • "Cermin" Kebahagiaan
      • Kesempatan Itu Harus Diciptakan
      • Talk Show Young On Top @ Faculty Of Computer Scien...
    • ►  September (3)
      • Libur tlah tibaa.... :)
      • Never Give Up! Even Though You May Have Failed Man...
      • My Condolence
    • ►  Agustus (7)
      • Life is like a puzzle
      • Learn To Do Less In Life....
      • Merangkai Mimpi.........
      • My Wish Accomplished
      • Berhenti sejenak......
      • Confidently raise my hand
      • Your Moment Will Come...

trazy

trazy.com

Labels

  • Vocademia UI
  • bountiful eyes
  • buku
  • dreams
  • festival menyanyi
  • focus
  • impian
  • independent musician
  • kolaborasi
  • make it happen
  • menulis
  • mini album
  • musik
  • passion
  • perjalanan
  • seoul
  • simplicity

Instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top